Kekehan renjun terdengar renyah di siang hari yang cukup terik ini ketika rungunya menangkap suara menggemaskan dari sang anak yang memintanya untuk menggendong bocah gemuk itu. Anak sematawayangnya ini ternyata ingin mengambil alih plastik makanan ikan yang ada di tangannya. Tepat di hadapan akuarium yang suaminya beli pekan lalu ini ia berdiri untuk membiarkan anaknya memberikan makan ikan ikan kecil yang berenang dengan lincah itu. Lihatlah celotehan sang anak tentang ikan warna warni yang mengejar makanannya membuat dirinya terkekeh geli.
"eh udah nak jangan banyak banyak"
"kan ikannya banyak bu, jadi ngasihnya juga harus banyak banyak dong"
"ikan tuh gaperlu banyak banyak makan nak. Nanti mati"
"tapi itu ikannya aku kasih makan masih dimakan kok. Ngga mati?"
"yakan ga langsung mati nak"
"lagian kalo udah kenyang kan tinggal gausah dimakan aja bu"
"mana bisa gitu"
"bisa dong. Ibu kan kalo makan terus kenyang yaudah, berenti makannya kan?"
"haah? Iyasih. Tapi ikan bukan kaya manusia nak. Tau kapan kenyang kapan laper"
"ih aneh. Masa sih ikan ga ngerti kenyang?"
"iya dong sayang. Tuh liat, ikan aja minum air terus tapi ga kenyang kenyang kan? Itu karena mereka ga ngerti kenyang sayang"
"masa sih bu? Ikan kan emang idup di air bukan minum air. Kalo dia minum semua airnya ntar abis dong, jadi gabisa hidup di air lagi. Terus mati deh ikannya"
Renjun hanya bisa tersenyum sekenannya pada sang anak. Sudah saatnya ia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan alih alih menjawabi pertanyaan sang anak yang tak pernah usai tersebut. Rasanya ubun ubunnya sudah mengeluarkan uap panas untuk memutar otak mencari jawaban yang pas untuk meladeni rasa penasaran anak manisnya itu.
"udah... Sekarang jisung cuci ya tangannya. Kita bobo siang"
"oke buuu"
Renjun menurunkan sang anak yang langsung beranjak ke dapur rumahnya dengan kaki lincahnya yang berlari kecil. Untung saja anaknya itu langsung bersedia menuruti perintahnya. Biasanya ia harus berubah menjadi monster bertaring dua dulu untuk menghadapi sang anak yang terkadang susah diatur itu. Entahlah, segala ilmu parenting sudah ia terapkan. Namun tetap saja teori terkadang tak sesuai dengan kenyataannya.
Tak apalah, toh artis terkenal yang sering muncul di televisi itu masih bisa merasa kesal dengan seluruh nada lembutnya yang tak digubris oleh sang anak.
"udah bu!"
"mana coba sini tangannya"
"ini..."
"hmmm wangiii"
"coba sini sekarang mana pipinya?"
"pipinya juga dicuci ya bu?"
"ngga... Muahhh... Ibu cuma mau cium pipi jisung doang hehehe"
Keduanya lalu tertawa bersama sama. Ibu muda ini menatap anak semata wayangnya ini dengan lamat. Tatapan hangat ia berikan pada mata polos sang anak yang membalas tatapannya itu. Renjun selalu merasa tenang ketika ia memiliki jisung di sampingnya. Hatinya tentram jika telinganya masih bisa mendengar kekehan sang anak, begitu pula dengan tingkahnya yang terkadang membuat kepalanya pusing itu. Jisung obat dari segala penyakit yang ia punya. Ia merasa tak memerlukan apapun lagi untuk menghadapi peliknya hidup jika ia memiliki buah hatinya ini di sampingnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/359210027-288-k806976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Dose of Adek Jisung || (NOREN FEAT WHO)
Fanfic💜Mignonette's sequel💜 Lee jisung, bocah yang lahir dan besar di desa dengan semua keragaman tingkah lakunya. "BAPAAAAAK BOTOL SUSU AKU DISEMBUNYIIN DIMANAAA???" "IBUUUU JANGAN NGERUMPI TERUS SAMA TANTE HAECHAN... NANTI KASURNYA AKU PIPISIN!!" "JI...