Perayaan Pernikahan Nenek Kakek

507 43 48
                                    

Renjun menatap jengah kedua jagoannya yang masih betah bergelung dalam selimutnya yang tadi sempat ia sibak. Namun nyatanya angin menusuk pagi itu tak kunjung membuat kedua pasang mata itu terbuka. Mata rubahnya lagi lagi memicing tajam melihat ayah dan anak itu tak bergeming dalam gelungan selimutnya sama sekali melainkan mendengkur dengan merdunya. Sekiranya sudah 5 menit ia membiarkan alas bedak di wajahnya mengering sembari memicing ke arah mereka geram karena ia benar benar tak habis pikir dengan anak dan suaminya yang sangat terlihat santai santai saja di minggu hari yang cerah ini.

"satu...."

"...."

"dua...."

"...."

"tiga...."

"aduaduaduadu sakitttt... Kenapa kupingku dijewer sih?? Sakit tau"

"mau marah??! Kamu tuh ya! hari ini tuh ada acara di rumah ibumu bukannya cepet cepet mandi malah tidur"

"yakan aku bentar kalo beberes. Ga kaya kamu, lama"

"alesan! Cepet mandi sana! Sama bangunin tuh anakmu. Siapa suruh begadang nonton balap. Jadi kurang kan tidurnya... Udah kamu mandi sama jisung sana"

Renjun menepuk nepuk busa make up nya pada wajahnya yang kesal melihat sang suami ketika melintas dengan sang anak di gendongan lengkap dengan rambut acak acaknya. Kini ia berusaha fokus pada riasannya yang nampak terlihat tak simetris. Huh, apa apaan alisnya itu? Mengapa mereka terlihat terlalu tebal dan menukik seakan akan ia adalah induk godzila yang tengah mengamuk di tengah kota. Ah lupakan. Ia mempercepat coretannya pada wajah cantik yang dipantulkan cermin itu karena kini firasatnya mengatakan bahwa suami dan anaknya itu sama sekali belum menyentuh air dari kamar mandinya.

"KOK AKU GA DENGER SUARA AIR YA??"

"...."

"KALO SAMPE AKU NGELIAT ADA YANG TIDUR DI SOFA DEPAN JANGAN MARAH KALO AKU SIRAM AIR!"

"...."

"SATUUUU"

"...."

"DUAAAA"

Sebelum hitungan ketiga ibu beranak satu ini mulai tersenyum puas setelah rungunya mendengar derap langkah kaki yang begitu tergesa. Dari tempat duduknya saat ini ia setengah terpingkal tak lama dari bunyi pintu kamar mandi dan air yang masuk ke rungunya. Ia bisa membayangkan bagaimana wajah masam jenonya yang terpaksa merasakan betapa menusuknya air di pagi hari lengkap dengan anaknya yang begitu gemar bermain air.

Dengan sentuhan terakhir melalui perona bibir di belah delimanya, renjun bergumam pada pantulan dirinya pada cermin rias di hadapannya.

"siapa suruh ga nurut sama omonganku. Nanti telat ibumu juga yang ngoceh ngoceh"

"aduhhh cantik banget sihhh? Iyalahh cantik, istri jeno gitulohhh"

"ini alisku ga terlalu ngeblock kan? Iya kan??"

"kok foundie aku keliatan agak keterangan ya? Aku iteman ya? Ngga kan?? Apa karena belum oksidasi aja makanya keliatan putih?"

"gapapa deh... Yang penting aku cantik"

"ibu kenapa ngomong sendiri sih? Lagi ngomong sama setan ya?"

"jisung cepet ganti bajunya. Itu udah ibu siapin di atas kasur"

"kok yang ini sih ren bajunya? Yang bener aja"

































Daily Dose of Adek Jisung || (NOREN FEAT WHO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang