07

254 27 0
                                    

Kepala sekolah yakin bahwa sekedar nilai diatas kertas bukanlah penentu kualitas siswa.

Itulah mengapa sekolah kami banyak mengadakan kegiatan ekstrakulikuler.

Guna sebagai wadah bakat para siswa,agar mereka bisa mengembangkan kemampuan bakat masing-masing.

Klub menulis [Name]

"Argggg!!!tumben-tumbennya otak gue buntuuu...jadi ga bisa mikirin alur ceritanya kannn!!" Keluh [Name] kesal sambil melempar kertasnya.

"Padahal tadi udah ngumpulin niat buat bikin cerpen,malah gaada ide!!" [Name] tampak emosi dan berusaha memikirkan ide untuk cerpennya.

...

"Itu [Name] kenapa?"

"Gatau keknya sarafnya udah kena."

...

"Berisik kalian para pegibah!" [Name] menoleh dengan tatapan horor pada 2 orang yang tadi membicarakannya.

Kedua orang itu terkejut dan merinding,mereka seketika pura-pura tidak tahu apa maksud [Name].

"Tauk ah!mau ke klub gambar aja,siapa tau dapat inspirasi." Gumam [Name] yang kemudian mengambil buku dan penanya,kemudian berjalan keluar.

"Udah pergi?"

"He'eh."


.

.

.


"Amuuu~aku bawakan bakpao nihh!" [Name] menunjukkan kantong bakpao yang dia bawa saat tiba di klub menggambar.

"Amu?aku--" [Name] terdiam saat baru masuk sudah melihat Amu dan Upi yang sedang kejar-kejaran.

[Name] kehabisan kata-kata melihat keduanya,dia lalu mendekat ke arah Choi.

"Choi...itu Amu kenapa sampaj marah gitu?" Tanya [Name].

"Tadi kak Amu gambar,tapi gambarnya malah ketumpahan cat oleh kak Upi." Jawab Choi yang juga tampak lelah melihat keduanya.

"Owh...pantes.." [Name] mengangguk faham.

"Aku akan telfon 911 dulu..." Choi lalu beranjak pergi.

[Name] kemudian mengambil satu bakpao dari dalam kantong dan memakannya.

"Hmm~enak!bakpaonya juga masih anget....Amu?kamu mau ga?" Tawari [Name].

Amu yang mendengar [Name] pun langsung berlari ke arah [Name] dan dengan cepat mengambil kantong bakpaonya.

"Mau!" Jawab Amu lalu memakan Bakpao tersebut.

Upi menghela nafas lega saat Amu sudah berhenti mengejarnya.

"Mangkanya jangan suka cari masalah." Bisik [Name] pada Upi.

"Ya aku kan ga sengaja..." balas Upi

"Sama aja." -[Name]

"Btw [Name] ngapain kesini?bukannya kamu ada di Klub menulis ya?" Tanya Amu sambil mengunyah bakpao miliknya.

"Lagi gaada inspirasi buat bikin cerpen,jadi ke Klub kamu buat liat-liat.Siapa tau dapet alur cerita." Jawab [Name] yang di tanggapi Amu dengan 'Oh'.

"Btw Mu,liat gambar kamu dong." Pinta [Name].

Amu mengangguk lalu memberikan gambar miliknya.

Dia menggambar sebuah pohon mangga dengan banyak tangan di sekelilingnya yang seakan berusaha menggapai pohon itu.

"Wow...keren..." puji [Name]

"Heheh..makasih,tapi gambarnya di tumpahin cat sama seseorang." Ujar Amu,Upi yang mendengar memalingkan wajah berpura-pura tidak tau.

"Tapi masih kelihatan bagusnya kok,mungkin nodanya masih bisa di timpa sama cat lain." Saran [Name].

Amu tampak berfikir dan setuju dengan ide [Name].

"Iya juga ya!untungnya tadi masih bisa di lap sedikit cat-nya." Amu mengangguk.

"Nahh...kalau gitu,aku bantu timpa cat lain ya!" [Name] menawari diri dan mengambil wadah cat Amu.

"Eh...[Name]..biar aku aja!" Amu tampak menghalangi [Name] tetapi [Name] keras kepala dan tetap ingin membanru Amu.

"Ah,biar aku aja!" -[Name]

Namun saat [Name] tetap bersikeras,dia tak sengaja menyenggol kaleng cat lain dan menyebabkan gambar Amu benar-benar tertutup cat kali ini.

Upi yang ada di sana langsung ikut panik saat Amu mulai menatap [Name] dengan horor.

"Ah...kurasa aku sudah menemukan alur cerita untuk menulis!aku pergi dulu ya!" [Name] dengan cepat berusaha pergi dari sana.

"[Name].." panggil Amu membuat bulu kuduk [Name] berdiri.

[Name] keringat dingin dan menoleh ke arah Amu,Lalu...

"AMUUU!!!!MAAAFFF!!!"

Upi yang ada di sana hanya bisa terdiam mematung,dia agak kasihan pada [Name] tapi lega karna itu bukan dia.

"Klub gambar kenapa ya hari ini?perasaan ribut terus." -?

"Gatau,mungkin memang Klub mereka suka teriak." -?

.

.

.

"Astaga![Name]?!" Teriak Zuu,teman [Name] dari Klub menulis juga.

[Name] kembali ke Klub-nya dengan tubuh semboyongsn dan benjolan besar di kepalanya.

"Hai..." sapa [Name] terjatuh ke  lantai.

"Astaga Kamu dari mana?!" Tanya Zuu panik dan langsung mendekati [Name].

"Habis dari Klub gambar,buat cari inspirasi Alur cerita." Jawab [Name] lirih.

"Udah dapat Alurnya?" Tanya Zuu lagi.

"Dapet kok!....dapet hikmah-nya." Jawab [Name] sambil mengacungkan jempol.

.

.

.

Halloo!

Sorry cerita kali ini pendek,kehabisan ide soalnya -u-

Eh,kalau misalnya nanti aku masukin oc lain ke dalam cerita gapapa kan?

WEE × READERS !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang