• 𝙈𝙚𝙣𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 •

125 15 0
                                    

🔧💍🔧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔧💍🔧

“Tadaima”

Kamu yang sedang mengerjakan pekerjaanmu di ruang tamu menoleh ke arah pintu dan terlihat Shinichiro yang menatapmu lesu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu yang sedang mengerjakan pekerjaanmu di ruang tamu menoleh ke arah pintu dan terlihat Shinichiro yang menatapmu lesu.

“Okaeri, Kak Shin. Kenapa, hmm?”

“Kenapa apanya?”

“Lesu begitu, kenapa?”

Shinichiro tidak menjawab, namun ia mendekat ke arahmu dan ia duduk di sampingmu, lalu ia memelukmu erat.

“Kenapa, hmm?” tanyamu untuk kesekian kalinya.

“Gapapa”

“Gapapa tapi kok jawabnya lesu gitu, mana mukanya cemberut lagi. Ayo dong cerita, ada apa, hmm?”

“Gapapa, sayang”  ujar Shinichiro kemudian menyembunyikan wajahnya di lehermu.

“Ya sudah, kalau belum siap cerita kamu bersih-bersih dulu, gih. Tenangin pikiran kamu dulu sana”

“Okay” ujar Shinichiro pelan kemudian berjalan ke kamar utama, tepatnya kamar kalian.

Begitu Shinichiro masuk ke kamar, kamu membereskan pekerjaan kamu dan segera berjalan ke dapur untuk menyiapkan teh hangat buat Shinichiro.

🔧💍🔧

Disaat masuknya kamu ke dalam kamar, bersamaan dengan keluarnya Shinichiro dari dalam kamar mandi.

“Kak Shin, aku buatin teh nih, minum dulu ya” ujar mu dan meletakkan satu nampan berisikan satu cangkir teh hangat di atas meja nakas.

“Sayang...”

"Iya, kak Shin?”

“Mau peluk”

“Peluk? Duduk sini dulu, deh” titahmu tanpa beranjak dari posisimu tadi.

Shinichiro duduk di tepi kasur dan menghadap ke arah kamu.

“Minum dulu teh nya, kak” ucapmu dan menyodorkan cangkir teh tersebut kepada Shinichiro.

Setelah Shinichiro mengambil teh tersebut dan menenggaknya, kini ia kembali menatapmu dengan tatapan sendu.

“Peluk, sayang”

Kamu tersenyum tipis kemudian merentangkan tanganmu.

“Sini-sini, bayi gede ku”

“Sini-sini, bayi gede ku”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ma--”

“Aku cemburu”

“Eh? Cemburu? Cemburu sama siapa, hmm?”

“Sama temenmu itu lah, siapa lagi”

“Taka-kun? Kamu cemburu sama dia?”

“I-iya” jawab Shinichiro pelan.

Kamu melonggarkan sedikit pelukanmu pada Shinichiro dan menatapnya dalam.

“Kenapa harus cemburu, hmm?”

“Engga tahu, tapi aku tetap cemburu”

“Ya kenapa? Alasannya itu lho, alasannya apa kakak?”

“Kamu dekat banget sama dia, sayang. Sadar itu gak kamu?”

“Sedekat apa sih aku dan dia di mata kamu, kak? Gini deh, okay kita anggep aku dekat banget nih sama Taka-kun. Tapi sedekat-dekatnya aku, apa pernah aku meluk dia? Engga, cuma kamu yang pernah aku peluk dan akan selalu begitu. Lagi, sedekat-dekatnya aku sama dia, apa pernah aku suap-suapan sama dia? Engga, cuma sama kamu, aku suap-suapan kakak...”

“... Sedekat-dekatnya aku sama Taka-kun, tetap kamu yang ada di hati aku. Sedekat-dekatnya aku sama dia, yang nikah sama aku sekarang siapa? Kamu kan, kak? Itu saja harusnya sudah cukup buat kamu sadar kalau kamu itu jauh lebih unggul di sini, kamu pemenangnya kak Shin” lanjut mu tanpa melepas tatapanmu pada suamimu itu.

Shinichiro menundukkan kepalanya, dan dengan cepat kamu menangkup wajahnya.

“Tatap aku, kak Shin”

“Maaf, sayang”

“Engga, bukan itu yang aku mau dengar dari mulut kamu, kak”

Shinichiro terdiam.

“Aku engga butuh permintaan maaf dari kamu, kak Shin. Tapi satu hal yang perlu kamu ingat, sampai kapanpun yang jadi pasangan aku, yang jadi suami aku itu kamu, kamu Shinichiro Sano. Sedangkan Taka-kun sampai kapan pun akan tetap jadi sahabat aku, engga akan lebih dari itu. Kamu percaya sama apa yang aku ucapin kan, kak?”

“Percaya, sayang. Maafin, kakak” ujar Shinichiro kemudian menangis di pelukanmu.

Satu tanganmu mengusap pundak Shinichiro, sedangkan satu tanganmu lagi kamu gunakan untuk mengelus kepala Shinichiro pelan.

Ssst-ssst-ssst... Sudah, ya. Sudah, kak Shin. Aku engga marah kok, engga perlu minta maaf, ya. Mulai sekarang juga aku akan kurangi interaksi dengan Taka-kun, biar kamu engga cemburu lagi”

“Maaf...”

“Eh? Engga perlu maaf, kak Shin. Emang sudah seharusnya aku jaga jarak sih sebenarnya, karena emang aku engga boleh terlalu banyak interaksi sama temen-temen cowo ku lagi disaat aku punya kakak. Maafin aku juga ya, kak”

“Kakak sayang banget sama kamu, cantik”

Kamu terkekeh, “Hahahaha”

“Kok ketawa?”

“Iya-iya, aku sayang kak Shin juga. Sudah yuk, istirahat”

“Sambil peluk ya, sayang”

“Boleh”

02/05/2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02/05/2024.

Berdebu gilak ini cerita 😭🙏🏻

𝙃𝙪𝙗𝙗𝙮 : 𝙎𝙖𝙣𝙤 𝙎𝙝𝙞𝙣𝙞𝙘𝙝𝙞𝙧𝙤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang