Pada suatu hari, Luna sedang berjalan menuju sekolahnya. Ia memasuki ruang kelas dan menaruh tas dibangkunya. Datanglah Mona, Liviana, dan Zira.
Eh, ada si pecundang. Akhirnya kamu masuk sekolah juga ya. Kata Mona.
Bagaimana pengalamanmu ketiban batu-batu yang runtuh? Ejek Zira.
Hahahaha. Kata Mona, Zira, dan Liviana tertawa.
Luna hanya diam saja.
Kata-kata mereka sangat keterlaluan. Kau ingin bertukar denganku Luna? Biar aku yang memberi mereka pelajaran. Kata Garuda dengan kesal.
Tidak usah, Garuda. Aku tidak apa, terima kasih atas pembelaanmu padaku. Jawab Luna dalam hati.
Tapi.. Kata Garuda.
Kalau kita merespon mereka, mereka tidak akan berhenti membully ku. Kata Luna.
Heh! Jawab dong! Jangan diam doang! Kata Mona dengan kesal.
"Maaf, aku tidak punya waktu untuk meladeni kalian." Jawab Luna.
"Ohh! Sekarang kamu sudah semakin melunjak ya!" Kata Mona kesal.
Mona melayangkan tangannya dan hendak memukul Luna. Tetapi pukulan tersebut ditangkis oleh Luna.
"Maaf ya, mungkin aku memang anak yang lemah. Tetapi bukan berarti kau bisa menindas anak yang lemah sepertiku, itu menunjukkan betapa pengecutnya dirimu." Kata Luna.
"APA KAU BILANG??!" Kata Mona marah.
"Heh. Itu baru Luna yang kukenal selama ini." Kata Garuda.
"Jangan pikir kau adalah anak yang istimewa ya, mentang-mentang ada guru yang selalu membelamu." Kata Liviana.
"Untuk apa aku merasa istimewa? Tidak pernah terlintas pemikiran yang seperti itu dibenakku." Kata Luna sambil melepaskan tangan Mona.
"Sekarang kau sudah membuat kami kesal! Kau tidak akan bisa kabur!" Kata Mona.
Di alam Bawah sadar Luna, terdapat tangan Garuda yang memegang bahu Luna dan berkata:
"Luna, tukar sebentar denganku." Kata Garuda.
"Garuda.. Oke." Kata Luna sambil tersenyum.
Luna memejamkan matanya, lalu melipat tangannya.
"Maaf saja ya, untuk apa aku kabur dari seorang pengecut seperti kalian? Aku bukanlah anak lemah lagi yang membiarkan kalian memukuli ku terus-menerus, karena aku sudah punya banyak teman yang selalu membelaku dan mengajariku." Kata Garuda melalui Luna.
Mona kehabisan kata-kata dan ingin memukul Luna, tetapi bel masuk sudah berbunyi sehingga Mona menghentikan tangannya.
"Huh. Kau beruntung diselamatkan oleh bel masuk." Kata Zira.
"Kau tidak akan lolos lain kali ya!" Kata Mona dengan kesal.
Mona, Zira, dan Liviana Kembali ke tempat duduknya. Sedangkan Luna dan Garuda bertukar Kembali, lalu Luna duduk.
"Terima kasih ya, Garuda. Aku tidak menyangka kalau kau akan membelaku sampai seperti itu." Kata Luna dalam hati.
"Tentu saja. Walaupun kita tidak boleh membalas mereka dengan kejahatan, bukan berarti kau tidak boleh melawan untuk melindungi dirimu. Tapi kau sudah berkembang Luna, dibandingkan saat kita pertama kali bertemu." Kata Garuda.
"Haha, sepertinya begitu. Tapi kau juga sudah berkembang dengan pesat Garuda, siapa tahu saja kita bisa menggunakan jurus pamungkas gurumu nanti." Kata Luna.
"Hah? Gu-Guru?? Siapa??" Tanya Luna.
"Siapa lagi kalau bukan Cosmos? Dia adalah panutanmu kan? Aku bisa merasakan adanya ikatan antara guru dan murid di antara kalian." Jawab Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultraman Garuda
FantasyUltraman Garuda adalah sebuah cerita Fanmade yang berasal dari cerita Ultraman buatan Tsuburaya Production. Cerita Ultraman Garuda ini diambil dari timeline saat Ultraman Belial (early style) diambil oleh Tartarus (The absolutian) sehingga hal ini d...