Guru yang Baik

1 1 0
                                        

🦋

Terimakasih karena sudah mampir. Kalau ketemu typo dan ejaan yang kurang tepat. Tolong beri tanda. Maaf kalau ceritanya kurang menarik.
Silakan kirim pesan dan kesan. Baik untuk penulis atau ceritanya.

🦋

"Langittt liatt aku bisa naik sepedaaaa" teriak Saki saat melihat Langit turun dari mobil.

Yang dibalas dengan senyuman lebar cowok itu.

Dan saat sepedanya berhenti didepan Langit. Cowok itu langsung mengusap kepalanya.

"Bangga gue, akhirnya Lo tau kalau sepeda itu majunya kedepan bukan kebelakang"

Mendengar ledekan itu. Saki mengambil daun bawang dari kantong belanjaan Bian. Kemudian memukul Langit. Membuat cowok itu memekik bau.

Sedangkan Bian dan Danu hanya tertawa melihat mereka berdua. Berbeda dengan Kaisar yang entah kenapa merasa tidak suka.

"Udah sayang" bujuk Kaisar kemudian.

"Lo lagian. Orang mah udah naik motor. Lo baru belajar sepeda"

"Ya terus emang kenapa ??. Nanti Kaisar juga bakalan ajarin aku motor"

"Kayak Kaisar mau ngajarin aja"

Langit bertos ria dengan Bian. Saat cowok itu ikut menggoda Saki.

Saki yang tidak tahan merengek kepada Kaisar. Yang membuat Kaisar tersenyum lembut dan mencium kening pacarnya.

Dan dibalas seru an tidak senang dari teman temanya.

Saki menjulurkan lidah kearah mereka. Kemudian mencium pipi Kaisar. Membuat mereka semakin meradang dan masuk kedalam rumah.

"Sayang~"

Kalau Kaisar sudah seperti ini. Ya dia hanya bisa pasrah.
Saki mengikuti Kaisar yang menarik tanganya.

Mereka masuk kedalam rumah kaca. Kemudian setelah memastikan tidak ada orang. Kaisar mulai mencium bibir Saki.
Gigitan kecil, hisapan dan lidah Kaisar. Membuat Saki merasa kepanasan.

Padahal cuaca disini sangat dingin. Dan saat tangan Kaisar menyentuh lehernya. Mereka mendengar sebuah suara. Membuat tautan mereka terlepas.

Mata mereka bertemu. Seolah punya pikiran yang sama. Saki dan Kaisar mengendap ngendap mencari sumber suara. Semakin dekat semakin suaranya terdengar. Kemudian saat itulah tubuh mereka dibuat terpaku.

Setelah melihat kegiatan didepan mereka. Kegiatan panas antara Osi dan Darian. Dengan cepat Kaisar menutup mata Saki. Lalu membawanya keluar dari sana.

🦋

Saki baru saja selesai berganti baju saat Osi masuk. Pipi Saki memerah seketika. Tiba tiba dia mengingat kejadian di rumah kaca. Meskipun Kaisar meminta Saki melupakannya. Tetap saja Saki ingat dan kemudian merasa malu sendiri.

"Kenapa Lo ?"

"Leher Osi merah merah. Kayaknya digigit serangga"

Saki mengeluarkan salep yang dia gunakan. Saat kulitnya terbakar. Rasanya pasti gatal dan perih. Dia juga mengeluarkan obat alergi yang selalu dia bawa.

"Minum itu biar baikan"

"Ahh..thanks gue mandi dulu"

Setelah Osi masuk kedalam kamar mandi. Saki memainkan handphone Kaisar. Karena miliknya sedang dipinjam cowok itu.

Saki membuka aplikasi pesan, kemudian game dan terakhir mengambil beberapa foto.

Karena dia merasa bosan. Pada akhirnya Saki jatuh tertidur.

Sedangkan ditempat lain Kaisar sedang sibuk dikamar mandi. Menggunakan foto dari handphone Saki.

Jam 8, Kaisar membangunkan dirinya. Mereka akan pergi bakar bakar. Saat dia keluar semua sudah siap. Saki melirik kearah Darian dan Bian yang sedang mengobrol sekaligus membakar jagung. Lalu kearah Danu dan Osi yang sedang ciuaman.

Setau Saki, Osi masih berpacaran dengan Danu. Tapi kenapa rumah kaca dia bersama Darian.

Saki menggelengkan kepalanya. Lalu menghampiri Langit yang sedang membakar daging.

Membantu temanya lebih baik dari pada mikirin Osi.

"Baru bangun ??"

"Iya, Langit aku yang potong daging nya"

"Jangan gede gede, jangan kecil kecil"
"Siap kapten"

Tak lama Kaisar ikut bergabung dan mengambil alih pisau Saki.

Membuat Saki hanya menusuk nusuk daging itu bersama sayuran. Agar Langit hanya perlu membakarnya.

Di jam sembilan Darian menyalak musik. Membuat suasana semakin seru.

"Woi sini foto dulu"

🦋

Mereka masih diluar padahal sudah menunjukkan waktu pukul 12. Malah rasanya semakin malam semakin seru.

Saki memakan satenya sampai pipinya mengembung. Membuat Kaisar dan Langit beberapa kali menegurnya.

"Gue bawa minuman, ada yang mau minum ?"

Ucapan Darian membuat semua orang antusias. Bukankah sejak tadi ada minuman. Dari soda sampai air putih dan orange jus.

Apa mereka sehaus itu.

"Lo mau Saki ?" Tanya Osi kemudian.

"Jangan aneh aneh" ucap Langit penuh peringatan.

Saki menatap kearah Kaisar yang juga meminum minuman dari Darian. Semua orang minum bahkan Langit juga. Tapi kenapa Saki engga boleh.

"Kenapa Hem ?"

"Kaisar" bisik Langit tajam.

"Engga"

Saki takut Langit marah. Jadi dia menahan diri untuk tidak bertanya.

"Kamu mau ?"

"Kaisar"

"Biarin Lang, gue lebih suka Saki penasaran waktu ada gue sama Lo dan coba. Dari pada Saki, coba sendirian tanpa pengawasan"

Dan Langit diam. Meskipun dia terlihat tidak setuju tapi dia melunak.

"Mau ?".

"Emang boleh ?"

"Boleh, asal sama aku"

Saki tersenyum lebar.

Mengambil gelas Kaisar. Saat dia meneguk minumannya. Rasanya benar benar aneh. Pait, manis dan tenggorakanya terbakar.

"Enak ?"

Saki menggeleng pelan. Kemudian cemberut.

🦋

P.s

"Langit enggak suka kalau Saki mencoba yang aneh aneh. Tapi yang dikatakan Kaisar juga enggak benar benar baik. Kalau kalian belum cukup umur. Jangan coba coba minum. Hanya saja Saki ada dikondisi. Dia gak boleh dilarang. Semakin dilarang Saki semakin penasaran. Dari pada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Makanya Kaisar selalu mengijinkan apapun Saki mencoba banyak hal. Selama itu sama dia. Tolong jangan ditiru soal Darian dan Osi"

🦋

Kalian lebih suka yang mana ?

Team Langit yang posesif ?
Team Darian yang sesat ?
Team kaisar yang menjaga dengan caranya sendiri ?

🦋

Pandora EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang