Osi

0 0 0
                                    

🦋

Terimakasih karena sudah mampir. Kalau ketemu typo dan ejaan yang kurang tepat. Tolong beri tanda. Maaf kalau ceritanya kurang menarik.
Silakan kirim pesan dan kesan. Baik untuk penulis atau ceritanya.

🦋

Saki, Kaisar dan Bian sedang bermain kartu di kelas. Saat Osi datang dengan wajah yang pucat.

Ini sudah kelima kali cewek itu bulak balik toilet. Padahal mereka sudah menyarankan agar Osi pergi ke UKS. Tapi Osi terlalu keras kepala dan mengatakan hanya sakit perut.

Sakit perut seperti apa yang membuat Osi sampai satu minggu penuh bertingkah seperti ini. Saki sudah ingin memaksa. Tapi Kaisar bilang, nanti Osi sendiri yang akan kena batunya. Jadi meminta Saki untuk menahan diri.

Tapi melihat wajah pucat dan sikap tak berdaya Osi. Saki jadi merasa kasihan. Jadi dia memilih keluar dan menghampiri temanya. Lalu memberikan air minum hangat yang dia punya.

Sejujurnya Saki membawa itu untuk mengompres perutnya. Berjaga jaga jika dia keram. Karena saat ini Saki sedang datang bulan. Tapi mungkin Osi lebih membutuhkan.

"Thanks"

"Beneran gak mau ke dokter ?"

"Gak masalah, lagian ini karena salah makan doang"

"Udah seminggu loh"

"Jangan lebay, Lo kayak gak pernah sakit perut"

"Aku sakit perut, biasanya paling lama 3 hari"

"Pulang sekolah aku ke rumah sakit. Puas"

"Banget.."

Saki duduk disamping Osi. Tak lama Kaisar dan Bian menyusul. Tapi baru saja mereka duduk. Osi sudah berlari keluar. Seperti orang yang mau muntah. Membuat mereka saling memandang bertanya.

"Kalian bauuu" ucap Saki kepada mereka.

Setelah mengatakan itu. Saki berlari mengikuti Osi. Yang ternyata bisa berlari seperti flash. Beruntungnya Osi pergi toilet yang tak jauh dari kelas mereka. Saat Saki masuk samar samar dia mendengar suara orang muntah.

Saki mengunci pintu toilet secara refleks. Kemudian memeriksa bilik bilik toilet. Sebelum akhirnya dia membuka bilik terakhir dan Osi ada disana.

Sedang muntah, namun anehnya hanya cairan yang keluar. Saki masuk dan menepuk nepuk punggung temanya pelan. Menyisir rambut Osi kebelakang dan menggenggamnya menjadi satu.

🦋

Saki memainkan jarinya. Pikirannya melayang ke toilet. Saki merasakan firasat tidak enak. Namun dia tidak tau apakah harus mengatakannya atau tidak. Pertama dia tidak tau apakah Osi melakukanya dengan orang lain. Atau ini perbuatannya bersama Darian saat di puncak.

"Sayang, dari tadi aku panggil loh. Kamu kenapa bengong ? Lagi mikirin apa ?"

"Aku bingung mau makan rasa apa"

"Mau sharing aja, emang kamu mau berapa rasa ?"

"Coklat, vanila, Oreo, sama cheese"

"Oke"

"Aku beli yang Oreo, sama coklat"

"Kamu vanilla sama cheese. Jadi kamu gak perlu bingung lagi"

"Ehh, tapi kamu.."

"Aku suka coklat"

Dan mereka pun akhirnya membuat pesanan. Saki duduk bersama Osi dan Danu. Saki Ingat Danu rela tinggal kelas. Karena ingin lulus bersama Osi.

Mereka sudah membuat rencana lanjut sekolah kemana. Dari SMA sampai kuliah. Mereka sudah membuat rencana jangka panjang. Tapi..

"Kenapa Lo ?" Tanya Bian yang baru datang bersama Langit.

"Nunggu Kaisar lama banget"

"Buset dah baru 5 menit" ucap Danu buka suara.

Sedangkan Osi mengalihkan wajahnya. Hubungan mereka menjadi dingin setelah kejadian toilet. Apalagi saat Saki tidak sengaja melihat testpack yang Osi jatuhkan dilantai. Osi mulai mewaspadai dirinya tanpa alasan. Padahal Saki saat ini mengkhawatirkan Osi.

"Pulang dari sini mau ke si Darian gak ?" Tanya Bian kepada mereka.

Osi menolak beralasan dia masih sakit perut. Sebagai pacar yang baik. Danu memilih menemani Osi. Sedangkan Bian, Langit dan Saki tidak punya alasan untuk tidak pergi. Kecuali Kaisar tidak mau pergi. Maka Saki juga tidak akan pergi.

"Liat nanti, nunggu Kaisar dulu"

🦋

Kaisar, Bian, Langit dan tuan rumah sedang berenang. Hanya Saki yang memilih tidak bergabung. Pertama dia tidak bawa baju, kedua Kaisar melarang dirinya, ketiga dia dan Kaisar janjian mau jalan jalan habis ini. Night Drive setelah pulang dari sini.

"Jangan banyak banyak makan Lo. Nanti buncit kaya si Osi"

Saki tersedak cheesecake setelah mendengar ucapan Langit. Dia terbatuk kuat. Sampai Langit panik sendiri dan Kaisar naik ke permukaan.

"Lo apain cewek gue ?"

"Dia yang punya mulut Kai, masa gue yang kena omel"

Mata Saki berair dan tenggorokanya terasa sakit. Sebenarnya ucapan Langit tidak ada salahnya. Masalahnya dia jadi ingat kejadian di toilet dan terkejut. Saki baru menyadari perubahan Osi yang tampak jelas. Apalagi bagian perut.

Saki memijit kepalanya. Membuat Langit dan Kaisar panik.

"Yang.."

"Woi bocah..."

Saki mendorong mereka. Dia perlu berpikir jernih. Osi tidak akan berkata jujur. Tapi masalahnya cepat atau lambat Osi akan ketahuan. Apa yang harus dia lakukan. Saki melihat kearah Darian yang sedang mengobrol dengan Bian.

Kemudian beranjak bangun. Meninggalkan Kaisar dan Langit yang menatapnya heran.

"Bisa bicara sebentar ?"

Dan seketika semua orang terkejut.

"Ikut atau kamu gak boleh pergi"

Saki angkat tangan, toh dia memang perlu Kaisar juga.
Mereka bertiga masuk kedapur dan menguncinya dari dalam. Membiarkan Langit dan Bian yang dibuat penasaran.

Saki menatap Darian. Lalu memberikan testpack yang dia temukan di tas Osi. Secara kebetulan cewek itu bawa tiga testpack. Dua didalam tas dan satu di toilet. Ketiganya hasilnya sama sama positif. Kaisar terkejut, Darian apalagi.

"Saki.."

"Osi hamil" ucap Saki cepat sebelum Kaisar dan Darian berpikir kemana mana.

🦋

P.s

"Kaisar udah lemes waktu Saki ngasih testpack ke Darian. Dia benar benar berpikir Saki hamil. Dia udah punya banyak rencana. Termasuk kalau Darian gak mau tanggung jawab. Dia siap tanggung jawab. Karena selama ini dia dan Saki belum sampai kesana"

🦋

"Menurut kalian itu anaknya Darian atau bukan ?"

Dan

"Kalau kalian tau teman kalian hamil. Apa tanggapan kalian ?"

🦋

Pandora EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang