🦋
Terimakasih karena sudah mampir. Kalau ketemu typo dan ejaan yang kurang tepat. Tolong beri tanda. Maaf kalau ceritanya kurang menarik.
Silakan kirim pesan dan kesan. Baik untuk penulis atau ceritanya.Semua kembali normal. Aktivitas mereka kembali sibuk. Sekolah, belajar, serangkaian test dan praktek. Mempersiapkan ujian sebelum kelulusan. Mereka sudah resmi kelas tiga.
Kesibukan yang tidak ada jedanya. Membuat mereka terkadang keteteran.
Tapi mereka berusaha menghadapinya sebaik mungkin. Saki sudah resmi berhenti dari Osis dan PMR. Langit juga sudah melepaskan jabatannya sebagai kapten basket. Kaisar sudah mulai jarang tauran. Osi juga mulai mengejar ketinggalannya.
Mereka seperti remaja normal saat ini. Terlalu normal sampai mengejutkan semua orang. Termasuk orang tua dan teman teman mereka.
Namun apa yang mereka hadapi kemarin. Sudah cukup membuat mereka tersadar. Bahwa mereka hanya anak anak yang bodoh.
Mereka sudah tidak ingin lagi jatuh ketempat yang sama. Luka mereka terlalu besar.
Pertemanan yang hancur, kejadian yang cukup traumatis dan mimpi buruk yang terkadang menghantui malam mereka. Bahkan sampai saat ini mereka masih dihantui atas apa yang terjadi kemarin.
Saki menyimpan pulpenya. Pergelangan tanganya terasa akan putus. Tubuhnya juga sakit dan kaku.
Suara tulang terdengar saat Saki melakukan peregangan. Matanya menatap kearah cincin yang melingkari jarinya. Kemudian sudut bibirnya terangkat.
Motivasinya kembali berkibar. Dia sudah janji tidak akan mengulangi kesalahan yang bodoh. Jadi ayok semangat.
Tapi seperti setan yang menggoda. Tiba tiba Langit datang membawa satu box pizza dan chicken. Lengkap dengan kentang dan soda. Cowok itu merengek, kepalanya akan meledak. Membawa Saki menyerah. Lalu memutuskan untuk duduk diruang tengah dan menonton film.
"Kaisar nanti nyusul"
Sudah pasti, sejak dia berpacaran dengan Kaisar. Tanpa disuruh Langit akan mengundang Kaisar untuk semua kegiatan yang biasanya mereka lakukan berdua.
Jika Kaisar tidak bisa ikut. Cowok itu akan dengan rajin membuat laporan.
Ada masa Saki menanyakan alasanya. Tapi dengan enteng Langit bilang dia tidak ingin dituduh selingkuh.
Untuk Osi dia masih dalam masa pengawasan. Membuatnya tidak bisa keluar rumah seperti biasanya. Jika mereka ingin bermain. Mereka harus bermain dirumah Osi tidak boleh keluar. Ditambah diawasi oleh ibunya.
Yang terkadang terasa tidak nyaman. Namun mereka cukup sadar akan situasi.🦋
Pukul satu dini hari. Saki mendengar suara pecahan dibawah. Juga teriakan dari ayah dan istri barunya. Membuat tidurnya terganggu dan perasaan tidak suka seketika muncul.
Saki mengambil gelas berisi air minum disamping tempat tidur. Lalu pergi keluar kamar. Kemudian melempar gelas itu kebawah. Membuat perkelahian mereka terhenti seketika.
"Go away" suara Saki terdengar tenang namun penuh penekanan.
Ditambah tatapannya yang dingin membuat atmosfer terasa berbeda. Ayahnya pergi dari ruangan lalu masuk kedalam kamar. Meninggalkan istri barunya yang menangis.
Ada memar di pipi dan leher. Juga sudut bibir yang berdarah.Tapi alih alih merasa simpati Saki malah berpikir mungkin akan lebih baik jika dia yang memberikan luka itu. Satu sayatan di leher, tusukan di perut. Mungkin lebih baik. Sudut bibir Saki terangkat tanpa sadar saat memikirkan hal itu.
Dan saat mata mereka bertemu. Dia merasakan haus yang tidak bisa dia definisikan. Perasaan tidak puas dan tuntutan.
Saki ingin luka baru. Lebih banyak dan lebih dalam.Getaran dari handphonenya menyadarkan dirinya.
Kaisar.
"Hallo.."
Saki kembali ke kamar. Dia akan mendapatkannya suatu saat nanti. Janji.
"Kamu belum tidur ?, besok ujian terakhir Loh yang"
"Kamu juga belum. Kamu masih diluar ?"
"Lagi main billiar sama temen"
"Siapa ?"
"Ada Langit, sisanya temen SD"
"Siapa ?"
"Regal"
Saki menghela nafas. Membuat Kaisar tersenyum lembut.
"Sekarang mau pulang. Jangan marah"
🦋
Pada akhirnya Saki tidak kembali tidur. Memutuskan untuk mengerjakan beberapa soal. Sekaligus memahami materi. Untuk ujian besok. Dengan ditemani Kaisar.
Mereka mengobrol cukup lama. Sampai matahari terbit. Lalu sambungan terputus. Mungkin seperti biasanya, Kaisar lupa bawa charger dan low bat.
Membuat Saki tiba tiba merasa hampa dan kesepian yang tidak bisa dia jelaskan.
Saki berusaha kembali pokus. Tapi entah kenapa dia merasakan perasaan tidak enak. Apa karena ini ujian terakhir.
Ponselnya kembali bergetar.
Sayangnya bukan Kaisar tapi pesan dari Danu dan Darian. Secara mengejutkan mereka mengirim pesan berisi support untuk ujian terakhirnya.Saki membalas mereka seadanya. Kemudian pergi mandi. Mungkin dia akan merasa sedikit tenang setelah mandi.
Saki belum bertemu Kaisar atau Langit. Karena mereka ujian di jam berbeda. Saki sudah menyelesaikan ujianya. Tapi entah kenapa dia merasa ada yang tidak beres. Seperti ada sesuatu yang dia lewatkan. Tapi entah apa itu..
Dan saat matanya bertemu dengan Osi. Dia merasa Osi menyembunyikan sesuatu. Karena cewek itu langsung melarikan diri. Seolah olah mereka tidak saling menatap.
Hubungannya dengan Osi baik baik saja. Jadi apa yang terjadi.
Saki merasakan sesak yang tidak dia mengerti. Perasaan kesepian dan hampa yang mengerikan.Seolah olah berusaha membuat dia tenggelam. Dan saat dia keluar dari koridor. Semua mata langsung menatap kearahnya.
Sampai kemudian dia mereka mengucapkan sesuatu yang mengejutkan.
"Yang sabar ya sa, Lo pasti kuat"
"Gue turut berduka cita"
"Kayak mimpi, tapi yang tegar ya sa"
Dan ucapan dengan arti yang sama terus berulang kali dia dengar.
Lalu dia melihat Darian membelah kerumunan. Menarik tanganya erat dan membawanya keluar.
Saki melihat guru guru yang terlihat pucat dan panik. Tunggu bukan itu, dia merasa ada yang hilang. Apa apa yang hilang..
Telinganya berdengung ucapan belasungkawa terus mengelilingi dirinya. Membuat kepalanya terasa sakit dan perutnya mual. Lalu perasaan kehilangan itu semakin terasa...
🦋
P.s
"Udah loncat satu tahun. Sekarang mereka udah kelas 3. Darian kelas 2 SMA. Sedangkan Danu kelas 1 SMA. Mereka sedang sibuk ujian nasional. Tapi Kaisar sama Langit masih sering keluyuran. Sedangkan Saki mulai serius di sekolahnya"
🦋
"Menurut kalian kenapa mereka ngucapin bela sungkawa ?"
🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora Effect
Teen FictionSaki menemukan Kaisar di masa putih birunya. Menghabiskan waktu saat pertama kali merasakan puber. Mencoba banyak hal dan menemukan banyak hal bersama. Kaisar seperti tombol kontrol Saki. Seperti rumah dan semua yang mereka lakukan terasa benar.