17. Perasaan yang Salah!

58 35 17
                                    

"Ketika perasaan di gulung dengan hati, maka ada darah yang tidak teratur saat menyelusuri nadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika perasaan di gulung dengan hati, maka ada darah yang tidak teratur saat menyelusuri nadi."

-- Xia --

***

Kediaman Graziano

Xia masih sendirian di kamar pengantin, ia berdoa tidak ada hal buruk yang menimpanya, ia melihat di sekeliling ketika takut ada yang membuatnya tiba-tiba pingsan atau mungkin ada orang yang mencoba menculiknya lagi. Harapnya itu tidak akan terjadi, karena Xia sudah merasa takut setelah mengalami derita di kediaman Revander.

Suara langkah kaki terdengar bergetar saat beberapa langkah sudah terdengar dekat dari belakang pintu, Xia tau ada yang datang.

"Siapa?" Xia bertanya, berharap itu bukan orang lain yang mencoba menculiknya lagi.

Membuka pintu dengan perlahan, Xia lega ketika itu adalah pangeran Issac.

Issac mendekati Xia yang nampak sangat lega ketika dia datang membuka pintu.

"Ada apa?" tanyanya, "apa kau takut aku tidak akan datang?" Issac bergumam datar.

Xia terhenyak, "tidak juga."

Issac mengangkat alisnya, "sungguh? Apa kau tidak bahagia menikahi ku?" tanyanya lagi.

"Xia terbelalak, "hahaha ... tidak juga," sembari tawa kecil.

Issac lebih mendekat dan duduk di samping Xia, di atas tempat tidur.

Isaac berbisik, "sungguh?"

Xia mengangguk dan mundur sedikit.

Issac mendekat lagi, mengangkat kedua tangannya ke arah Xia, sehingga menyentuh pakaiannya, dan ... membukanya. APA!

Xia menahan terkejut dengan napas yang tidak teratur, haruskah ia diam saja atau menolak tindakan ini. Ini hal pertama bagi Xia.

Membuka lapisan pertama dalam pakaian Xia, membuat Xia mengernyitkan bibirnya. Ia gugup.

Issac mendekat, tidak, lebih dekat lagi. Tapi tidak ada tanda ekspresi tergoda di wajahnya, seperti biasa bertindak dengan wajah datar.

Xia terhenyak, "pangeran--" terpotong.

Issac menyela, "apa kau sudah lupa namaku?"

"Eh--" terpotong.

Menatap mata Xia dengan dingin, "Issac." desahnya, "panggil dengan namaku, kau paham?" tegasnya.

A XIA FIGHTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang