Dering rantai mulai berdering gemericik saat beberapa gerakan terlewati, kedua tangan yang terangkat menjalar ke atas secara berdampingan, membuat goyah pada rantai yang mengikat kedua lengan kecil itu.
Xia tersadar akan kenyataannya, bahwa saat ini dia dengan posisi tergantung tapi kaki tetap menginjak lantai, hanya saja tangannya terangkat dengan ikatan itu.
"Ayah Kexin!" serunya, "kak Johan, lepaskan aku!"
Kexin melirik marah, "diam!" bentaknya, "kau ini sudah berani melawan, ya?!"
"Ayah ... jangan nyalakan dupa itu, kumohon, ayah," mohon Xia sambil bersedih.
"Ayah, apa kita-" terpotong pada titik Johan ingin membantu Xia.
"Hilangkan rasa iba mu yang sia-sia itu, Johan," celetuk Kexin.
"Tapi, ayah-"
Terpotong lagi dengan selaan Kexin yang menahan ucapan Johan hanya dengan satu gerakan mata.
Johan menunduk.
Kebebasan asap yang mulai keluar dari awal pembukaan saat menyalakan dupa terbaru untuk kali ini. Johan dan Kexin sudah bersiap mengahadapi asap berbahaya itu, dan membiarkan Xia menghirup semuanya tanpa keraguan.
"Yah ... jangan, ku-moh-on, yah," ucap Xia dengan nada lemah.
Beberapa detik Xia sudah menghirup masuk asap bersembang yang menguasai hidungnya dengan rasa yang sangat menenangkan tapi mematikan.
Denyut nadi yang menyerang cepat membuat Xia terpejam seketika, karena sakitnya bagaikan tertusuk pisau, seperti bilah yang sedang mencincang urat nadinya.
Xia mendesah kesakitan yang luar biasa.
"Arghhhh, argtt, AAAAAAAAAAgrhtt!" jeritnya yang menggegerkan.
Suara yang lemah dan air darah mulai keluar dari mulutnya, "ye-ahh ... ayah! Tolong aku! Aghhhh!"
Uwekk ... Uweekk.....
Uhuk uhuk uhukk....
Batuknya dengan nada keras menyakitkan tenggorokan, nyerinya seperti terbentur batu, dan perinya seperti menelan tulang yang tajam.
Johan tidak tahan melihat kondisi Xia yang sudah tragis dengan kondisi yang terbilang cukup parah dan sekarat, Johan segera keluar dari sana.
"Ibu?" terkejut Johan, "jangan masuk, bu. Tunggu disini saja," kata Johan.
Keisyln terhenyak, "kenapa? Apakah belum selesai penelitian ayah mu?" tanyanya.
"Iya, bu. Sebaiknya ibu tunggu sebentar lagi," ujar Johan.
Keisyln menghela napas, "apa tidak masalah melakukanya begitu keras seperti ini?" pikirnya, "bagaimana jika Xia menjadi gila? Atau bagiamana jika Xia mati? Oh tidak, tidak, tidak!--" terpotong.
"Tidak ibu! Tenanglah, kumohon. Ayah akan mengurus itu, ibu tenang saja," ucap Johan memberikan tindakan mencegah kepanikan ibunya.
"Ibu hanya takut dia terlalu keras menelitinya," celetuk Keisyln, "bagiamana jika pangeran marah besar jika perjanjiannya tiba-tiba dibatalkan?!" serunya.
"Pangeran?" tanya Johan, "jadi benar Xia akan menjadi perjanjian itu, berarti kita akan kembali Jaya seperti sedia kala?"
Keisyln mengangguk mengiyakan, "tentu saja!" ketusnya, "maka dari itu, katakan pada ayah mu untuk cepat menyelesaikan penelitiannya dan cepat kendalikan Xia, sangat merepotkan jika Xia mati atau dia akan berpikir untuk kabur dari sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
A XIA FIGHTER
Fantasy[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN] Dikenal A Xia Fighter / A Fighter Xia. Xia menjalani kehidupan di dalam lima keluarganya. Mengikuti tradisi di setiap keluarga dan melewati tragedi, serta mengalami semua perasaan yang me...