Intruder [YunJae - GS Story]

Part 11 - Who am i?

Intruder
©DNAngel 724
.
.
.

** WARNING **

Penulis hanya meminjam nama tokoh untuk kepentingan menulis cerita ini dan bukanlah berdasarkan real mereka. Jika ada kesamaan tempat atau karakter itu murni unsur ketidaksengajaan. Mohon untuk lebih bijak dalam membaca dan berkomentar.
Terima kasih

.
.
.

Apartemen Itabashi-Ku Motohasunuma

Rasa sakit apa lagi yang harus aku rasakan ini?

Pertanyaan itu bergema dalam benak Boa, seakan mencari jawaban atas penderitaannya yang tak kunjung berhenti. Setiap langkah yang dia ambil, setiap detik yang dia lewati, rasanya seperti terhempas oleh gelombang kekecewaan yang tak terbendung.

Rasa sakit yang bagaimana lagi yang aku terima ini?

Boa merenung, membiarkan kekosongan dalam hatinya memenuhi ruang pikirannya. Betapa seringnya dia merasakan luka yang dalam, luka yang tak pernah sembuh, seperti paku yang menusuk-nusuk di dalam dagingnya.

Kenapa rasanya mudah sekali menjadi seorang Kim Jaejoong?

Menghilang selama 11 tahun tidak membuat dia kehilangan cinta Eomma dan Appa Kim tetapi mendapatkan limpahan kasih sayang dan penebusan atas kehilangan waktu yang memisahkan mereka.

Setiap hari yang Jaejoong jalani, setiap momen yang Jaejoong habiskan bersama mereka, terasa seperti berkat yang tak terkira. Meskipun waktu telah merenggut sebagian dari masa kecilnya, kasih sayang keluarga yang mereka berikan membuatnya merasa di rumah, di hati mereka.

Dan Boa iri...
Sangat iri!

Keluarga Kwon yang selalu menemani harinya bahkan memperlakukannya bukan seperti manusia.

Boa hanya seperti sebuah alat.

Boa benci...

Bahkan kini Jaejoong mendapatkan cinta Jung Yunho yang diimpikan semua gadis di muka bumi tanpa perlu berusaha melakukan apapun.

Boa memalingkan pandangannya dari ponsel miliknya, membiarkan kecemburuan menyelinap ke dalam lubuk hatinya. 

Bagaimana mungkin Yunho begitu mencintai Jaejoong, begitu menyayanginya, tanpa Jaejoong harus berjuang keras seperti dirinya.

Rasanya tak adil, seakan hidup memberinya perlakuan yang berbeda-beda, memperlihatkan bahwa tak semua orang harus berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Tidakkah salah jika Boa iri padanya?
Dan rasa iriku sampai pada titik membencinya.

Pertanyaan itu mencabik hatinya dengan kejam. Boa ingin mengusir perasaan iri dan kebencian yang merayapi dirinya, tetapi kadang-kadang rasanya begitu sulit untuk menahan gelombang emosi yang memenuhi hatinya.

Boa menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri di tengah arus perasaan yang melanda. Dia tahu bahwa perjalanan ke arah penerimaan diri sendiri dan damai dalam hati tidak akan mudah, tetapi dia bertekad untuk terus berjuang, terus berusaha, dan pada akhirnya, menemukan kedamaian yang dia cari.

.
.
.

Oakwood Premier Tokyo

Pertukaran pelajar di Jepang terasa seperti awal dari babak baru dalam kehidupan Jaejoong. Saat Jaejoong tiba di Jepang, hatinya penuh dengan campuran emosi. Meskipun ada kegugupan karena harus menjalani Senior High School di negara asing, ada juga keberanian dan semangat yang menggelora dalam dirinya. Baginya, ini adalah langkah pertama menuju kemandirian dan pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya sendiri.