Matahari telah memancarkan sinarnya menelusup di celah-celah gordyn ruangan yang terdapat sepasang manusia dengan tubuh polosnya ya walupun tidak polos karena banyaknya kissmark yan menghiasi tubuh keduanya hasil dari pergumulan panas semalam,sesuai keinginan sang wanita yang ingin di puaskan dan sang pria dengan senang hati mengabulkannya hingga membuat sang wanita semalaman hanya mendesahkan namanya. Sang pria tentu saja juga sangat puas,wanitanya paham betul kapan dirinya harus menurut dan kapan harus inisiatif untuk me riding nya.
Sesuai niat awal semenjak mereka memutuskan untuk berlibur bersama,San dan juga Wooyoung tidak memperdulikan hal lainnya,lebih ke San. Dirinya bahkan tidak peduli akan atensi Yena,apa yang dilakukan wanita itu. Total dirinya semakin acuh akan keberadaan wanita yang masih menyandang gelar sebagai istrinya itu. Wooyoung saat ini lah yang selalu menjadi prioritasnya dan akan selalu seperti itu.
Saekyeong sang mama semalam menelponnya di sela aktivitas panasnya bersama sang kekasih. Menanyakan apa tidak masalah jika dirinya memposting foto Wooyoung di akun instagram pribadinya,bagaimana jika Yena tahu ataupun orang tua Yena,pasti akan ada masalah nantinya. San pun menjelaskan jika akun itu sudah di private. Kalaupun tahu pun dirinya juga tak perduli malah senang dengan mudah dirinya bercerai dengan wanita itu. Tapi San pun juga tak ingin menyembunyikan hubungannya dengan sang kekasih,tapi entah kenapa dirinya memiliki firasat jika hal itu terjadi akan ada sesuatu yang buruk menimpa kekasihnya. Tapi untuk saat ini,San ingin menikmatinya terlebih dahulu.
San masih asik memandangi wajah damai sang kekasih yang masih setia menutup mata indahnya,hingga mata indah itu mulai terbuka.
"Morning baby" San mengecup bibir wanitanya yang membengkak akibat ulahnya lalu tersenyum.
Wooyoung mengerjapkan matanya,menyesuaikan cahaya yang menusuk retinanya. Saat hendak mengucek mata,tangannya segara di tahan oleh prianya.
" Jangan dikucek baby,nanti matamu merah"
Wooyoung semakin masuk kedalam
Pelukan hangat prianya,mengusak hidung mancungnya di dada San. Menghirup aroma maskulin sang Pria. Dirinya selalu menyukai aroma tubuh San, walaupun setelah berkeringat banyak pun prianya itu akan tetap wangi. Apalagi aroma setelah bercinta, keringat campur dengan aroma sperma. Wooyoung menyukainya.San memeluk mesra wanitanya yang mendusalkan wajahnya di dadanya. Di kecupnya kening sang kesayangan.
" Tidak ingin bangun baby?hmm?"
" Sebentar San,aku masih ingin menghirup aroma tubuhmu."
San terkekeh,membenahi letak anak rambut Wooyoung yang sedikit menutupi wajah cantik itu.
"Baiklah"
" Eumm.. tapi ini jam berapa?" Gumamnya.
San melihat jam di ponselnya. Banyak notifikasi masuk dari sahabatnya,dan juga Yena tapi dirinya tak berniat membukanya.
" Sudah jam 10 sayang"
Wooyoung menjauhkan letak kepalanya dari dada San,menatap prianya itu gemas.
"Uhh aku kesiangan ternyata" ucapnya dengan mencebikkan bibirnya.
San yang melihat tingkah menggemaskan wanitanya,mengecup bibirnya gemas.
" Bukan hanya kamu sayang,aku pun juga baru bangun. Kurasa kita terlalu lelah untuk semalam,hmm" goda San menaik turunkan alisnya.
Wooyoung merona dibuatnya,mengingat kejadian panas semalam membuat pipinya sedikit panas.
" Sayang jangan membahasnya" Wooyoung mencubit gemas pinggang prianya.
San terkekeh.
" Kenapa malu,hmm? Kau sangat panas di ranjang baby" bisik rendah San di telinga Wooyoung.