BRAKKKKK" Arghhhhhh..."
" Hey... ada apa denganmu? Datang-datang mengamuk tidak jelas?" Tanya seorang pria yang sedang asik menyesap cairan alkoholnya.
"Choi San sialan! Berani-beraninya dia selingkuh dariku."
" Lalu? Apa bedanya denganmu? Kau bahkan juga selingkuh denganku,bahkan sebelum kau menikah dengannya."
Yena menatap bengis pada lelaki di depannya.
" Bin,kita sudah membahas ini. Dan kau pun setuju dengan itu." Yena menghampiri sang kekasih.
" Terus kapan kau akan hamil anaknya? Apa kau sudah bercinta dengannya? Kau saja bercinta terus denganku,bukan hamil anak suamimu itu malah hamil anakku."
Yena merotasikan bola matanya.
" Kenapa kau malah menyalahkanku? Salah dia sendiri kenapa susah sekali di ajak bercinta. Bahkan kami pisah kamar semenjak awal pernikahan."
" huft... terserah." Changbin selaku selingkuhan Yena pun kembali menyesap alkoholnya.
" Berikan saja aku solusi jangan malah menyudutkanku." Yena merangkul lengan kekasihnya.
" Berikan saja dia obat perangsang."
" Tapi susah sekali untuk mendekatinya." Keluh Yena.
" Singkirkan dulu selingkuhannya,atau apalah yang bisa membuat suamimu itu pisah dengan selingkuhannya."
Yena mempertimbangkan saran Changbin yang menurutnya cukup meyakinkan.
" Baiklah akan aku coba."
" Sebagai imbalannya,buka selangkanganmu untukku,bitch!" Changbin mendorong tubuh Yena terbaring di sofa.
" Puaskan aku Daddy!"
.
.
.
.
Sore hari di mansion Choi di hebohkan dengan San yang merajuk karena mendadak Wooyoung akan kembali ke New York,padahal masih ada sisa tiga hari lagi sebelum kepulangan wanita itu.
" San berhentilah bersikap seperti itu,kamu sudah dewasa oh my god" tegur sang ibu yang sedari tadi melihat tingkah menggelikan si putra sulung.
Wooyoung yang mendengar itu menahan tawanya.
" Ma,tapi aku tidak ingin berpisah." Ucapnya lesu.
Leehan yang juga ada disitu memutarkan bola matanya malas.
" Wooyoung hanya pulang ke negaranya San,bukan mengakhiri hubungan kalian lagian dia juga mmilki tanggung jawab perusahaannya." Sahut Jinyoung.
San masih menekuk wajahnya.