Dua jam berlalu setelah mengantar sang kekasih ke bandara bersama keluarganya,Tepatnya pukul sebelas malam hampir pertengahan malam,San sudah merasa sangat kesepian bahkan ruangan kamarnya terasa sangat hampa. Pesan dari sang pujaan juga belum masuk ke ponselnya semenjak penerbangannya. Apakah dia sudah sampai? Ataukah sedang sibuk? Pikiran San berkecamuk hati pun tak tenang. Baru pertama kalinya dirinya dibuat sebegini kacaunya oleh seorang wanita,terlebih lagi ini hubungan jarak jauh membuat dirinya semakin frustasi dibuatnya.Tok tok tok
Suara pintu diketuk dari luar terdengar ditelinganya. Dengan sangat malas,San bangkit dari ranjangnya melangkahkan kakinya dengan malas ke arah pintu utama kamarnya.
" Ada apa,bi?" Tanya San setelah pintu kamar terbuka menampilkan sesosok wanita paruh baya yang diketahui bekerja sebagai asisten rumah tangga di mansionnya.
" Ini Tuan, saya di amanahkan oleh nyonya besar untuk mengantarkan teh hangat untuk Tuan muda,katanya untuk menghilangkan penat." Ucap sang bibi sedikit gugup.
San mengerutkan dahinya.
" Aku tak pernah melihatmu,apakah bibi baru disini?"
Bibi itu menganggukkan kepalanya dengan kepala yang menunduk.
" Benar Tuan muda,lebih tepatnya baru satu minggu yang lalu."
" Baiklah,terimakasih bi. Lain kali tidak perlu membawakanku apapun lagi di malam hari. Sekarang kembalilah ke kamarmu istirahat." Ucap San sopan.
" Baik Tuan,saya undur diri" bibi itu membungkukkan badan lalu melangkah pergi.
San kembali menutup pintu kamarnya dengan segelas teh hangat di genggamannya.
Di New York saat ini menunjukkan pukul 10 pagi,Wooyoung terbangun dari tidur singkatnya setelah beberapa jam lalu pesawatnya baru lepas landas di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy New York.
" Eumhhhhh..." lenguh Wooyoung dengan meregangkan otot-otot tubuh yang terasa kaku.
" It's still 10 in the morning, why am I already awake?" Gumam Wooyoung masih dengan memejamkan matanya.
Seketika matanya terbuka lebar lalu melihat ponselnya.
"I forgot that I'm already in New York, how are you San?" Wooyoung membuka notifikasi satu persatu di ponselnya.
Banyak sekali San mengirimi pesan,serta kolega-koleganya. Tapi ada satu pesan yang menarik perhatiannya dari nomor asing. Orang itu mengirimi Video dan juga beberapa Foto. Dengan penasaran,Wooyoung segera membuka file tersebut.
"F*ck" umpat Wooyoung seketika. Tangannya meremat ponselnya kencang berharap ponsel itu hancur bersama file-file yang baru saja ia buka.
"Fuck you San! You're so brave to let that bitch enjoy your body" Wooyoung seketika merasa darahnya mendidih sampai ke ubun-ubun. Bisa-bisanya lelaki itu.
Bagaimana tidak merasa marah,jika dalam file itu berisi video dan juga gambar-gambar San sedang di tunggangi oleh seorang wanita yang notabenya adalah istri sahnya,Yena. What the f*ck. Bagaimana bisa? Baru di tinggal beberapa jam sudah bisa bercinta dengan wanita lain di belakangnya.
Dengan perasaan marah,Wooyoung yang muak pun melempar ponselnya ke dinding hingga hancur. Sialan,jalang itu berani sekali mencicipi penis favorite nya.
Yang dipikiran Wooyoung saat ini,kenapa bisa? San membiarkan wanita itu melecehkannya.
.
.