MON HOMME - 22

119 25 2
                                    

Saekyeong bangkit melangkah keluar dari kamar sang anak,saat belum benar-benar keluar dari pintu,San memanggilnya hingga membuat langkahnya berhenti dan kembali menghadap sang anak.

" Ya sayang?"

" Ma apa semalam mama mnyuruh maid untuk mengantarkanku minum?" Tanya San menunggu jawaban sang mama dengan gugup.

" Iya sayang,mama yang menyuruh Bibi Gong untuk mengantarkan minum untukmu,ada yang salah?"

" Bukan Yena kan ma?"

Saekyeong tersenyum,ahh putranya masih terkejut akan mimpinya.

" Bukan sayang,itu mama.. Yena bahkan dari kemarin belum pulang."

" Benarkah?" Saekyeong dapat menangkap sorot mata sang anak yang tampak gelisah.

" Tentu saja, apa kau sudah menghubungi Wooyoung?"

" Sepertinya belum ma." San kembali gelisah mengingat dalam mimpinya Wooyoung mendapat pesan dari Yena.

" Yasudah hubungilah dulu,jangan membuatnya menunggu! Mama yakin pasti Wooyoung sudah sampai."

" Oke mom"

Setelah itu Saekyeong benar-benar keluar dari pintu kamar Sang anak dan kembali menutup pintu kamar itu dengan rapat.

" Benarkah semalam aku hanya bermimpi? Tapi kenapa sangat begitu nyata?" Gumam San lalu mencari ponselnya yang tergeletak di atas nakas.

Ada pesan masuk dari Wooyoung. Dengan gugup San membukanya.


Baby ♥️

Babe, I've arrived

I'll rest first, I'm sure you'll be asleep too. call me when you wake up. Okay

Darling, aren't you awake yet?

San bernafas lega,berarti itu benar-benar mimpi. Tapi itu membuat dirinya benar-benar ketakutan setengah mati jika hal tersebut benar terjadi.

Dengan segera San mengubungi Wooyoung,percobaan pertama,kedua gagal hingga ketiga kalinya dia mencoba menghubungi akhirnya Wooyoung mengangkatnya.

"Hiksss... babe." Seketika San menangis bahkan air matanya tak dapat untuk ia tahan,takut sekali.

"What happened, hm? Why are you crying." Suara Wooyoung terdengar merdu di telinga San.

"Miss...babe, don't leave me!" Suara San bergetar.

Dengan segera Wooyoung mengalihkan dari panggilan suara menjadi panggilan video. Dapat dilihat wajah sembab San memenuhi layar ponselnya. Wooyoung tersenyum.

" Mimpi buruk,hmm??"

San menganggukkan kepalanya,air mata masih turun di pipinya.

"Sssttt... don't cry babe!! Itu hanya sebuah bunga tidur."

" Tapi aku takut sayang,jangan tinggalkan aku... aku ingin bertemu,hikss..."

" Aku tidak akan meninggalkanmu sayang jika kau dapat menjaga hatimu untukku... a aaa,terutama you're body of course."

San kembali teringat akan mimpinya dan itu kembali membuatnya sangat terluka.

" Tentu saja sayang,aku sepenuhnya hanya milikmu...

Babe, setelah aku menyelesaikan pekerjaanku... apakah boleh aku menyusulmu ke new york?"

Wooyoung membuat gestur berfikir.

MON HOMMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang