Yena dengan tergesa menyusul langkah Wooyoung yang sudah lumayan jauh di depannya." Bajingan kau mau mati di tanganku,hah?" Teriak Yena saat tau tujuan Wooyoung,kamar sang suami. Dengan segera dia berlari tapi sayang,Wooyoung telah masuk kedalamnya.
Brakk
Brakkk
Brakkk....
Bukan lagi ketukan tapi gedoran pintu lagi yang di lakukan Yena dengan berteriak marah.
" Jalang sialan.... Keluar kau dari kamar suamiku." Marahnya
" Yakkkkk.... Choi San,aku benar-benar akan membunuh Jalang sialan itu.... CHOI SANNNNN!!!!"
Sedangkan di dalam kamar,sepasang sejoli sedang asik saling melumat memakan bibir satu sama lain tanpa memperdulikan Yena yang bahkan sudah mengamuk hebat di luar pintu.
" Ummhhh.... Babe, istrimu~mmhh...." Gumam Wooyoung di sela ciumannya.
San yang sangat bernafsu abai dengan pernyataan kekasihnya,yang tentu saja tidak peduli akan wanita yang masih menyandang gelar sebagai istri sahnya itu tengah mengamuk di depan pintu kamarnya.
" Babe..." intrupsi Wooyoung lagi.
San melepaskan lumatan bibirnya dengan sangat tidak rela,menatap bengis ke arah pintu yang masih terkunci.
" Aku menginginkanmu sayang. Biarkan saja dia" lesunya,dengan tangan yang masih meremasi pantat sintal kekasihnya itu.
Wooyoung menggelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan kelakuan dan juga ekspresi sang pacar yang tidak sinkron.
" Aku tidak ingin waktu bercintaku di ganggu babe, nanti aku tidak dapat menikmatinya." Kecup Wooyoung pada bibir San yang mengerucut.
Masih terdengar kegaduhan di depan sana. Yena masih belum menyerah tentu saja.
San menghela nafasnya berat.
" Lalu aku harus apa,hmm?"
Wooyoung merolingkan bola matanya malas.
" Tentu saja usir dia babe,jangan menjadi bodoh!" Ujarnya dengan mengusap sensual kejantanan prianya yang masih terbungkus celana.
" Baiklah,tunggu disini sayang! Aku akan memuaskanmu." Sebelum melangkah keluar,San kembali mengecup bibir kissable wanitanya.
Ceklek
" Awas sialan,mana jalang itu,hah? Berani sekali dia menggodamu." Amuk Yena yang hendak menyerobot masuk kedalam kamar San,yang tentu saja langsung dihalangi oleh pria itu.
"AWAS!" Bentak Yena keras dengan memukul-mukul dada San yang menghalangi pintu masuk.
San yang sangat malas sedikit mendorong tubuh Yena supaya tidak memasuki kamarnya.
"Jangan menggangguku! Pergi dari sini!" Dingin San.
Yena menatap bengis ke arah dalam kamar suaminya itu.
" Mana jalang sialan itu? Kenapa kau membiarkannya masuk sedangkan aku yang notabenya adalah istrimu pun tak pernah kau izinkan masuk." Emosi Yena.
San terkekeh sinis.
" Jalang teriak jalang. Kau perlu jawabanku?"
" Tentu saja,aku berhak karena aku istrimu dan kau suamiku Choi San!"
" Ya memang itu faktanya. Tapi aku tidak pernah sama sekali mengakuimu sebagai istriku. Ini hanyalah pernikahan bisnis kau tau itu. Dan wanita yang kau sebut jalang itu adalah kekasihku calon istri yang aku inginkan jadi pergi saja kau jangan mengganggu waktuku dengan kekasihku."
Wooyoung yang mendengarnya dari dalam tersenyum senang sembari sibuk menghisap nikotinnya.
" Babe come here.... I'm so horny, hurry up!" Teriak Wooyoung dari dalam dengan sengaja.
Yena yang mendengarnya semakin bersungut-sungut kembali ingin menyerobot masuk yang tentu saja masih dihalangi oleh San.
" Sudah pergilah... kekasihku membutuhkanku,aku tidak ingin mengecewakannya." Ucap San yang juga dengan sengaja.
Yena yang tidak terima pun mengamuk histeris memecahkan apa saja yang ada di dekatnya.
Leehan yang mendengar keributan dari lantai tiga pun menghampirinya.
" Hey apa-apaan ini? Dasar gila." Protes Leeha saat melihat kekacauan di depan kamar sang kakak.
" Nah kebetulan ada kau disini. Bawalah wanita gila ini menjauh dari kamarku. Noonamu sudah menungguku di dalam." Perintah San seenak kejantanannya.
Leehan mendelik tak terima. Apa-apaan dia disuruh mengurus wanita gila macam kakak iparnya ini,atau mungkin akan segara menjadi Ex kakak ipar.muehheheheh
" Sudah lakukan saja,akan kubelikan Jaket D&G keluaran terbaru nantinya."
Leehan yang mendapat tawaran bagus pun menyanggupi dengan membawa Yena menjauh dari depan kamar kakaknya walaupun dengan tenaga ekstra karena wanita itu yang terus memberontak. San masuk ke dalam kamar.
" Yak,kau bisa diam nggak sih?" Teriak Leehan yang sedikit kualahan.
" Lepaskan aku sialan. Kenapa kau malah mendukung jalang itu hah?" Bentak Yena yang masih memberontak.
" Jangan menghina noona ku sialan. Kau itu yang jalang,bagaimana hyungku tertarik denganmu kau saja obralan. Sudah ikuti saja jika tak ingin di tendang secara tidak hormat dari sini."
" Yakkkk...... Wooyoung akanku balas kau sialan....!!!" Teriak Yena menggema di seluruh penjuru ruangan.
.
.
.
" Sayang kenapa malah merokok,hmm? Aku kan sudah bilang jangan merokok" lirih San memeluk mesra pinggang Wooyoung dari belakang. Wanita itu malah menikmati rokoknya di balkon.
"Mmhhh..." lenguh Wooyoung saat San menjilati lehernya sensual.
" Ayo kita lanjutkan yang tadi,babe" ucap San tepat di samping telinga wanitanya dengan deep voice nya.
" Tapi Vaginaku masih sakit babe. Semalam kau sangat kasar,kau tau." Balas Wooyoung masih sibuk menghisap nikotinnya.
San mengambil alih rokok yang berada di jari lentik wanitanya lalu di matikannya pada asbak yang terdapat di tempat itu.
" Babe come on!! Aku sungguh menginginkamu."
" Pelan-pelan?"
" Baiklah,akan aku usahakan." Dengan tidak sabaran san membopong tubuh Wooyoung masuk ke dalam kamar.
" Yakkk... pokoknya harus pelan-pelan San!" Pekik Wooyoung.
" Iya Sayang,tapi aku tidak janji,oke."