musibah

392 45 0
                                    

Yuna berjalan dengan terburu di lorong rumah sakit, baru saja ia mendapat telfon dari pihak rumah sakit bahwa jenan mengalami kecelakaan tunggal saat dalam perjalanan.

Ibu satu anak itu begitu terlihat berantakan, bahkan  Bajunya tidak sempat ia ganti, hanya memakai dress rumahan berwarna putih selutut dengan ponsel yang ia bawa dari rumah. Tangannya sampai gemetar ketika menerima telfon tadi, nyawanya saat ini terasa tak ada dalam raganya.

Anaknya, kesayangannya tertimpa musibah. Saat sampai di depan pintu ruangan operasi, Lampu operasi masih berwarna merah, pertanda operasinya masih berjalan. Ibu satu anak itu terduduk dengan lemas, air matanya tak dapat ia bendung lagi.

Tidak ada yang dapat Yuna lakukan selain berdoa kepada tuhan, memohon agar anaknya selalu dalam lindungan-Nya “tuhan tolong selamatkan putraku” merapal segala macam doa untuk keselamatan putranya.

Tak lama setelahnya lampunya berubah berwarna hijau pertanda bahwa operasi telah selesai. Pintu ruang operasi terbuka menampilkan dokter dengan baju operasinya. Yuna yang melihat itu langsung berdiri menghampiri sang dokter.
“Bagaimana keadaan anak saya dok” suara Yuna sampai bergetar, ia berharap semuanya baik-baik saja.

Dokter yang Barus aja keluar dari ruangan operasi membuka maskernya. " Luka pada kepala pasien cukup parah akibat benturan dari benda keras, jantung pasien sempat berhenti berdetak saat operasi berlangsung"  nafasnya tercekat, jenan....
"Syukurnya pasien dapat bertahan, keadaan pasien sekarang sedang kritis dan kemungkinan terburuknya pasien dinyatakan koma" dokterpun berlalu dari sana.

Tangis Yuna pecah saat itu juga, jenan dinyatakan koma. Tak lama setelahnya pintu kembali terbuka dan Yuna melihat anaknya dibawa menuju ruangan khusus untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

______

Monitor pada ruangan itu terdengar begitu nyaring dikarenakan keadaan yang begitu sunyi. Detak jantungnya tetap ada meski terlihat lemah, cairan infus jatuh perlahan belum lagi selang oksigen yang terhubung langsung pada hidung mancung itu.

Yuna menatap kosong pada putranya yang terbaring tak sadarkan diri diatas brankar rumah sakit. Dengan pelan ia menggenggam jemari putranya yang begitu pucat, air matanya jatuh begitu saja, begitu terpukul melihat keadaan anaknya.

Baru saja tadi pagi ia mengantar anaknya sampai diteras untuk berangkat kekantor, namun yang sekarang ia lihat jenan terbaring dengan berbagai alat untuk menunjang kehidupannya.

"Apakah sakit sayang, maafkan mama.... Mama gagal menjagamu dan berakhir menjadi seperti ini" air matanya tak bisa berhenti mengalir,"mama mohon cepatlah bangun, mama tak sanggup melihat jenan seperti ini, bukankah jenan berjanji untuk menjemput kebahagiaan jenan, tapi kenapa jenan malah tidur disini sayang....." Yuna tak sanggup melihat keadaan jenan. Jika bisa lebih baik ia yang merasakannya.

Yuna keluar dari ruangan, ia kembali menghubungi suaminya yang sedang dalam perjalan bisnis keluar negri. Sedari tadi ia memang berusaha menghubungi Doni hanya saja tak diangkat sampai panggilan ke sepuluh.

"Kumohon angkat" Yuna berucap lirih, kenapa saat seperti ini suaminya itu malah sibuk dengan bisnisnya. Tak tauka ia bahwa anaknya sedang dalam keadaan tak baik-baik saja.

"Halo..." Akhirnya Doni mengangkat telfonnya

"Doni...." Isaknya Yuna tak dapat ia tahan, bagaimana cara memberi tahu suaminya.

"Halo... Yuna ada apa ?" Doni disebrang sana menyerit mengapa istrinya menelfon sebanyak ini, dan ketika ia berbicara tak ada sautan.

"Hiks.... Cepatlah kembali.. jenan kecelakaan...hisk"

" Apa! Bagaimana bisa!" Doni disebrang sana diserang panik tiba-tiba.

"Hiks... aku juga tidak tau" Yuna sudah menangis sesegukan.

"Baiklah aku akan segera kembali, bersabarlah" Yuna mengangguk meski tak mungkin Doni melihatnya. Telfon dimatikan sepihak.

_____

Dilain sisi, jemian sibuk dilokasi kejadian dimana sahabatnya kecelakaan, ia begitu kaget saat menerima telfon dari bibi yuna bahwa jenan kecelakaan. Maka tak butuh waktu lama ia berangkat ke rumah sakit dan berakhir di tempat  jenan kecelakaan untuk menyelidiki penyebab jenan kecelakaan. Ia tadi menghubungi marko juga, meskipun hubungan keduanya belum membaik tapi tetap saja mereka bertiga sudah seperti saudara bagaimana mungkin jemian tak memberi tahu marko masalah seperti ini.

Tak lama marko datang terburu. Ia tadi sedang berada dilantornya juga, ketika menerima panggilan dari jemian, awalnya ia enggan sampai jemian mengatakan sesuatu yang membuat jantungnya berdetak dengan kencang.


                                 ......

Selamat membaca... Semoga suka yaa
Jangan lupa vote dan komen juga, biar aku ada masukan gitu.. semoga nda bosan yaaa... Dikit lagi kok ceritanya udah mau end...

Huhu senang juga renjun update, mana jenonya buka baju lagi....

Pecah siih konsernya.....

Dream (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang