waktu dini hari

455 55 3
                                    


Kejutan itu seperti tak ada habisnya, taeyon masih belum percaya tapi juga tak bisa menampik mengenai kebenaran yang ia lihat didepan matanya.

Genggaman pada tangan mungil itu mengerat, ia tak menyangka bahwa semua bisa sejauh ini, takdir itu ternyata bisa membawa mereka dalam kerumitan yang seperti tak ada ujungnya.

kehidupan rain selama ini tak pernah menemukan ujung yang berkahir bahagia dalam hidupnya. sampai pada ia bertemu dengan jenan, namun yang sekarang terjadi justru putrinya terlibat dalam kacaunya hubungan jenan dan juga rain.

"Kenapa rain harus berkorban sejauh ini" membelai rambut halus itu dengan hati-hati, anaknya ternyata terluka separah itu.

Melihat bagaimana jenan yang terlihat begitu khawatir terhadap kondisi rain akhirnya ia tahu bahwa cinta jenan memang sebesar itu untuk rain, dan rain pun juga sama, rain rela mengorbankan cintanya demi keinginan putrinya.

Sekarang taeyon merasa bersalah kepada rain, ia selalu menceritakan kepada rain mengenai hubungan putrinya dan juga jenan, rain selama ini terluka dan bisa-bisanya ia sendiri yang menabur garam pada luka itu. Kemarin ia juga menyuruh rain memilih cincin untuk pernikahan Sena dan juga jenan. Bagaimana bisa rain sekuat itu tetap memberikan yang terbaik untuk Sena disaat sena-lah yang membuat rain menderita.

Hanya karna anak itu merasa tak enak padanya karna ia sudah terlalu baik memperlakukan rain, rain justru memilih melepaskan jenan untuk membalas kebaikannya dengan cara menyerahkan jenan untuk Sena.

"Eomma maafkan aku, tapi...aku tak bisa lagi, Sena adalah gadis yang baik dan menyenangkan, tapi rain adalah hidupku, aku tak akan bisa melihat rain lebih hancur lagi jika aku menikah dengan Sena"

Taeyon membawa tatapannya kearah jenan yang duduk dihadapannya. Tangan jenan sedari tadi tak lepas sedetikpun dari tangan rain yang satunya.

Setelah mengetahui semua cerita kehidupan rain melalui jenan, akhirnya taeyon tau seberapa besar rain mencintai jenan maupun sebaliknya.

"Aku tak bisa meskipun aku berusaha untuk mencintai Sena. Aku tak mungkin hidup dalam hubungan yang penuh dengan kebohongan. Sena akan terluka, dan aku tak mau itu terjadi"

"Kenapa baru sekarang, harusnya sebelum semuanya menjadi serumit ini kau berbicara lebih awal, rain harus menahan sakit selama itu hanya karna kau tak berani mengatakannya saat pertemuan keluarga mengenai perjodohanmu dulu" taeyon juga bingung sekarang bagaimana menyelesaikan masalah ini, undangan sudah disebar, pernikahan mereka tinggal menghitung hari, jika dibatalkan begitu saja itu akan memperburuk keadaan.

"Aku tak bisa membantah keinginan ayah" benar, tuan abitama sebenarnya yang jadi penyebab utama selain putrinya.

Mereka terdiam, bagaimana caranya mencari jalan keluar. Ini sudah berjalan setengah, jika dibatalkan itu akan merugikan nama keluarga dan jika lanjutkan akan banyak hati yang terluka.

"Eomma akan pulang lebih dulu, Sena sendirian dirumah. jaga rain baik-baik, hubungi eomma jika rain sudah sadar" taeyon pergi setelah mengatakan itu.

Setelah kepergian taeyon, kini hanya jenan yang menjaga rain, melihat rain terbaring tak sadarkan diri membuat jenan merasa buruk, secara tak langsung ialah menyebab rain seperti sekarang.

Perkataan dokter mengenai rain yang ternyata mengalami demam tinggi dan juga dehidrasi begitu memukul telak dirinya. Asam lambung akibat tak bisa makan selama dua hari menjadi penyebab rain masuk rumah sakit seperti sekarang.

"Rain" panggilan itu sekarang tak lagi rain jawab, rain marah kepadanya.

Tangan itu jenan genggam dengan erat, membawanya untuk ia kecup lama. Matanya memanas saat merasakan tangan itu masih dingin seperti saat pertama kali ia membawa rain kemari.

Dream (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang