perasaan yang menggelitik

369 40 0
                                    

Seminggu sejak pertemuan jenan dan rain serta penyataan mengejutkan dari jenan, sejak itu pula mereka tidak pernah bertemu. Entah itu rain yang sibuk dengan kehidupannya atau Jenan yang sibuk dengan latihannya.

Sebenarnya jenan setiap hari selalu mencari rain tapi entah kenapa tidak pernah ketemu, jenan bahkan selalu meluangkan waktu untuk sekedar mengunjungi kelas rain tapi mungkin selalu kebetulan rain tak ada.

Entah jenan menyebut ini mimpi atau bukan karna pagi tadi saat sarapan di kantin jenan dikejutkan dengan rain yang datang menemuinya dan memintanya untuk bertemu di fooftop saat pulang sekolah nanti.

***

Jenan Minggu rain dengan gugup, entah mengapa dia begitu keringat dingin hanya karna rain yang memintanya menunggu di rooftop. Apakah rain akan menjawab pertanyaan Minggu kemarin.

Jenan berdiri dengan gelisah sampai dia melihat sosok yang seminggu ini tidak pernah ia temui.

"Maaf karna lama menunggu" rain berdiri dengan gugup, jujur saja saat ini ia tidak tau harus menjawab apa.
Seminggu ini ia habiskan untuk berfikir dan akhirnya ia menemukan jawabannya.

"Tidak masalah ...aku akan menunggu mau berapa lama pun itu" jenan berucap lirih diakhir kalimatnya.

"Itu... Mengenai pertanyaan kakak kemarin aku sudah memikirkannya" rain begitu gugup saat ini apakah keputusannya sudah tepat atau tidak.

"Yah" jenan begitu tidak sabar sekaligus tegang disaa bersamaan.

"Aku tidak bisa" rain berucap dengan kepala menunduk dengan jari sibuk memilin satu sama lain.

Dari jawaban rain barusan, jenan akhirnya tau, entah kenapa ia merasa begitu kecewa. Penolakan rain barusan membuatnya seakan runtuh seketika.

"Aku begitu berterima kasih karna kak jenan begitu baik padaku, begitu perhatian, selama seminggu ini aku sudah berfikir keras bagaimana harus menyampaikannya padamu. Aku menolak bukan karna aku tidak memiliki rasa yang sama hanya saja... Aku merasa tidak pantas." Rain menunduk tidak tau lagi harus bagaimana. " Rain dan kk jenan tidak pantas untuk bersanding, rain hanya siswa biasa tidak punya apa² sedangkan kakak adalah anak dari pemilik sekolah belum lagi siswa populer aku begitu tidak pantas meski hanya berdiri berdampingan dengan kakak".

" Apa yang kau katakan rain, aku menyukaimu karna itu kamu, status tidak penting dalam hal seperti ini". Awalnya jenan kecewa karna mengira rain tidak menyukainya tapi setelah mendengar penjelasan rain barusan akhirnya dia mengerti.

"Kak...."

"Rain dengarkan aku,mau bagaimana pun keadaan kita aku tetap akan mencintaimu, jangan takut dan ragu terhadapku rain" jenan berusaha meyakinkan rain.

"Maukan memulainya denganku?"
Menangkap wajah mungil itu meyakinkan bahwa rain akan bahagia dengannya.

"Tapi .. Aku merasa tidak pantas---"

" Kau pantas rain, jangan membayangkan hal yang tidak penting, cukup tau bahwa aku akan selalu mencintaimu hm".

Rain menatap mata jenan apakah keputusan mereka benar untuk saling mencintai?. Rain takut jika suatu saat semua hanya akan berbalik menyakitinya. Tapi jenan begitu berusaha meyakinkannya.

" Baiklah aku akan mencobanya~~"

"Sungguh rain ?" Jenan begitu bahagia akhirnya rain miliknya seutuhnya.

"Terima kasih....sayang" dapat jenan kini pipi bulat itu mulai memerah dan itu sangat lucu. Jenan menyukainya...

Perjuangan jenan membuahkan hasil, jenan berjanji mulai sekarang dia berusaha membuat rain bahagia, nyaman dan aman. Ia begitu bahagia cintanya terbalas dari orng yang ia sukai. Entah keputusan ini tepat atau tidak yang jelas jenan hanya tau bahwa ia sudah menjadikan rain miliknya seutuhnya.

Dream (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang