perpisahan

373 35 1
                                    

Dengan keputusan ayahnya yang sudah bulat, jenan tak bisa berbuat apa-apa selain menuruti semua keinginan sang ayah.

Besok sudah hari kelulusannya masalah rain sudah selesai tiga hari yang lalu, kekasihnya pun sudah kembali ceria dan berjanji akan belajar lebih giat agar kejadian seperti ini tak terulang lagi.

Andai saja rain tau kalau yang menyebabkan ia hampir dikeluarkan dari sekolah bukan karna ia yang tak bagus dalam akademik melainkan karna keinginan ayah jenan.

Jenan tidak tau harus bagaimana menyampaikan pada rain kalau mungkin besok akan menjadi yang terakhir bagi mereka untuk bertemu.

Rain adalah kebahagiaan jenan, pusat kehidupan jenan, tapi demi rain jenan harus rela mengubur cita-citanya untuk menjadi seorang atlet taekwondo dan mulai belajar bisnis sesuai keinginan ayahnya.

Tamparan ayahnya semalam masih terasa dipipi kanannya, hanya karna jenan meminta satu permintaan kecil mengenai rain agar ia setidaknya bisa berhubungan setidaknya sebagai teman saat jenan pergi nanti, tapi ayahnya malah menamparnya dan mengatakan ia tak mendengarkan perintahnya.

****

Setelah acara kelulusan

Jenan menunggu rain ditempat biasa mereka menghabiskan waktu, yaitu dirooftop.

Semilir angin yang menerpa wajahnya terasa begitu lembut, menutup mata indah itu, menikmati waktu terakhirnya disekolah ini, menikmati semua kenangan bersama teman dan sahabatnya jemian dan Marko.

Dua cecunguk itu entah ada dimana tak terlihat setelah terakhir mereka bersalaman dengan ayah dan ibu jenan tadi.

"Kak jenan!" Panggil rain.

Jenan tersenyum dalam pejaman matanya, ia berbalik dan merantangkan tangan meminta rain untuk memeluknya.

Dengan itu rain berlari memeluk tubuh tegap itu, rain tersenyum didalam dekapan jenan.

Jenan tersenyum manis menutup mata dan menikmati pelukan itu, ia akan menikmati moment ini.

"Kak jenan selamat yaa sudah menjadi yang terbaik hehe" rain mengusakkan kepalanya kedada bidang jenan.

Sepertinya sejak berpacaran, rain menjadi lebih terbuka dan sifat manjanya mulai ditunjukkan. Seperti saat ini jika rain malu atau senang ia akan mendusalkan wajahnya kedada jenan atau ceruk lehernya, dan jenan tidak menolak itu ia justru menyukainya.

"Ini semua berkat kekasihku yang selalu menyemangati ku saat belajar" ucap jenan.

"Haha Iyah" rain tertawa mendengar perkataan jenan, rain bukan menyemangati tapi lebih kememarahi jika jenan mengeluh malas belajar.

Melerai pelukan itu kemudian menangkup pipi itu menatap dalam mata indah yang selalu membuatnya merasa damai saat memiliki masalah.

"Kenapa begitu cantik hmm" ucap jenan membuat rain tersipu, kenapa jenan tiba-tiba berkata seperti itu.

"Rain..."

"Yaaa...." jawab rain.

"kakak ingin mengatakan sesuatu" ucap jenan. ia sudah memikirkan ini semalam ia akan membicarakannya dengan rain dan semoga rain bisa mengerti.

"Setelah lulus dari sini.... Kakak akan melanjutkan kuliah keluar negri" ucap jenan.

Senyum rain yang semula mengembang kini mulai luntur terganti dengan kerutan didahinya kenapa tiba-tiba jenan ingin kuliah diluar negri, bukankah dulu mengatakan akan berkuliah disini saja.

"Kenapa?" Tanya rain. Ia ingin tau mengapa tiba-tiba jenan berubah fikiran.

"Agar kakak lebih mudah mendapatkan pekerjaan nantinya jika masuk ke universitas yang bagus dan itu jarang ditemukan disini, hanya di beberapa negara yang universitasnya menjanjikan rain" jenan menjawab berusaha meyakinkan rain.

Tangan besar itu mengusap rambut lembut itu berusaha mengingat dan menyimpannya sebagai kenangan bersama kekasihnya.

"Apa tidak bisa disini saja?" Rain menunduk, bertanya dengan lirih jujur saja ia merasa sedih karna jenan akan pergi jauh darinya.

"Aku janji akan menyelesaikan pendidikan ku dengan cepat dan kembali kepadamu sayang" jenan sebenarnya juga tidak sanggup jika harus meninggalkan rain ketempat yang jauh dalam waktu lama.

"Rain tidak ingin kakak pergi" mata indah itu kini mulai berkaca-kaca menatap mata jenan yang kini juga menatapnya dengan sendu.

"Maafkan aku rain, akupun tak ingin meninggalkan mu... Tapi akupun butuh jaminan untuk masa depan ku dan juga untukmu". 

Menarik tubuh mungil itu kedalam dekapan eratnya menyalurkan perasaannya, iapun sama enggannya tapi apa boleh buat, ini sudah keputusan ayahnya.

"Rain?" Jenan memanggil rain yang  sedari tadi hanya diam tidak menjawab apapun. Mencoba melepas pelukannya untuk melihat wajah kekasihnya namun rain eggan dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Jangan dilepas, rain masih ingin pelukan" cicit rain.

Rain sedih karna orang yang selalu ada untuknya akan pergi jauh meninggalkannya, jenan adalah rumahnya, jika jenan pergi rain akan kembali kehidupannya yang dulu, hidup dalam kesendirian dan kesunyian.

Kembali hidup seperti orang yang menyedihkan. Rain tidak ingin jenan pergi ia tak mau.

Rain menangis dalam diam kemungkinan terburuk mulai berdatangan dalam fikirannya, bagaimana jika jenan melupakannya dan menemukan orang baru dan berakhir meninggalkan rain dalam artian sesungguhnya.

Maafkan aku rain, aku janji hanya sebentar, aku akan mencari cara untuk lepas dari ayah dan kembali kepadamu bersabarlah sedikit lagi, hanya sebentar semua akan baik-baik saja.

Jenan tau kalau rain menangis terasa didadanya jika seragamnya mulai lembab belum lagi badan mungil itu yang bergetar kecil. Ia mengecup lembut pucuk kepala itu menghirup wangi buah itu dengan dalam ia akan mengingat semua tentang rain.

Hanya sebentar, semua akan ia atasi dan kembali pada rain nantinya. Cukup hanya menuruti keinginan ayahnya untuk melanjutkan bisnis dan kuliah diluar negri.

Hanya itu dan ia akan kembali untuk menjemput rain.

"Kenapa menangis, aku hanya pergi kuliah bukan meninggalkan mu selamanya " jenan tertawa pelan berusaha menghibur rain yang nampaknya makin menjadi tangisnya.

"Hiks...tidak mauu~~ kakak akan meninggalkan ku jauh" ucap rain.

"Hanya sebentar rain bersabarlah sebentar saja hmm"

"Aku janji akan menemui mu kembali setelah semuanya selesai, aku janji kitten".

"Janji?" Rain mengulurkan jari kelingkingnya dan langsung disambut oleh tangan besar jenan mengecup tangan itu lama kemudian menarik rain dalam dekapannya sekali lagi.

.......

Dream (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang