mimpi buruk

557 58 4
                                    

Hari pernikahan antara jenan juga Sena pun akhirnya tiba.

Wajahnya mendongak, tangannya terangkat menyentuh poster yang tertempel didepan restoran besar itu. Air matanya mengalir membasahi pipinya.

Menatap nanar kearah poster besar yang menampilkan wajah seseorang yang selama ini ia dambakan dalam hidupnya.

"Apakah benar sudah tak ada jalan keluar lagi dari kisah kita?" Rain menatap sedih pada poster besar yang menampilkan jenan dengan setelan jas hitamnya.

tersenyum melihat poster itu. Kekasihnya terlihat begitu tampan dengan balutan tuxedo hitam dengan tatanan rambut rapi yang memperlihatkan jidatnya. Pandangannya memburam karena air mata yang menumpuk dipelupuk.

"Kekasihku terlihat menawan ketika menggunakan tuxedo itu..... kekasihku benar-benar sempurna" rain tersedu menangis saat melihat gambar jenan. 

"Kenapa rasanya begitu sulit untuk melupakanmu~~, air mataku rasanya benar-benar habis untuk menangisimu selama tiga hari ini. Aku--" nafasnya tercekat disela tangisnya yang semakin banyak keluar " --aku begitu sulit melepasmu, kenapa mencintaimu harus semenyakitkan ini" tangannya yang tak terbalut kaos tangan itu pasti sudah sedingin es, bahkan rain hanya mengenakan pakaian biasa tanpa jaket untuk menghangatkan tubuh ringkihnya.

 
_______

Melihat dibalik cermin, ia terlihat begitu cantik dengan riasan tipisnya. sangat cantik dengan gaun pengantinnya.

Penata rias itu tak henti-hentinya mengagumi kecantikan anak dari tuan Park.

Sanggulan sederhana namun tetap terlihat elegan itu benar-benar cocok untuk Sena.
Gaun putih yang panjang itu benar-benar cocok membalut tubuh semampainya.

"Anda akan terlihat sangat menawan jika anda memperlihatkan sedikit saja senyum anda" ucapan dari salah satu wanita yang sedang menata rambutnya membuat Sena mengalihkan tatapannya melalui kaca didepannya.

Taeyon yang mendengar itu menghela nafasnya, ia saat ini tengah mendampingi putrinya untuk memakai pakaiannya dan bersiap. Sedari tadi Sena memang tak tersenyum sedikitpun. Tatapan anaknya benar-benar kosong. Taeyon tak tau harus berbuat apa sekarang. Bukankah ini kemauan anaknya sendiri, lalu kenapa sekarang justru Sena terlihat murung.

"Calon suami anda benar-benar beruntung mendapatkan wanita cantik seperti anda" ucapan dari penata rias itu kembali membuat suasana menghening.

Ungkapan itu justru membuat matanya berkaca, benarkah seperti itu? Apa jenan beruntung mendapatkan orang sepertinya.

Air matanya terjatuh mengenai gaunnya, seandainya saja benar seperti itu. Maka Sena akan sangat bahagia selama hidupnya. Jika saja jenan benar-benar bisa ia miliki tanpa harus melalui drama serumit ini.

Sena menatap pada ibunya yang saat ini menangkup wajahnya, tersenyum dengan lembut kemudian mengecup keningnya dengan lama.

"Eomma selalu berharap atas kebahagiaanmu dalam hidup, pernikahan ini adalah awal yang akan kau lalui seumur hidupmu, pasangan yang tepat akan menentukan nasibmu dimasa depan..." Taeyon menatap putrinya dengan haru, setelah ini putrinya akan menjadi tanggung jawab seseorang, bukan ia lagi "....semoga ini menjadi jalan yang tepat yang kau pilih, eomma mendoakan kebahagiaanmu". Ucapan ibunya semakin membuat Sena tak tenang.

"Bersiaplah, 15 menit lagi ayah akan menjemputmu" taeyon berdiri dari duduknya kemudian keluar untuk menghampiri suaminya yang masih menjemput tamu yang akan datang.


_______

Suara dari MC yang mengatakan bahwa acara akan segera dimulai. Para tamu pun mulai memasuki gereja itu.

Dream (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang