dirayakan

386 48 5
                                    

Sena dan juga orang tuanya saat ini sudah berada disalah satu restaurant hotpot Korea, mereka akan merayakan acara keluarga yang memang akan selalu diadakan jika Sena berulang tahun ataupun anniversary pernikahan ayah dan ibunya.

"Eomma kenapa jenan belum datang?" Sena bertanya saat jenan belum juga sampai.

"Mungkin sedang dalam perjalanan bersabarlah sedikit, jenan tak akan hilang" ayah Sena menenangkan anaknya dengan candaan.

Tak lama pintu kaca pada restaurant terbuka menampilkan jenan yang masuk. sena tersenyum senang saat melihat jenan, jenan malam ini terlihat begitu tampan meski hanya memakai kaos putih yang senada dengan warna celananya, juga memakai kemeja berwarna biru langit.

santai namun tetap terlihat sopan, sena selalu mengagumi jenan dari dulu hingga saat ini. Jenan akan selalu terlihat indah dimata sena bagaimanapun jenan. Namun saat melihat siapa yang ada dibelakang jenan, membuat sena kehilangan senyumnya, kenapa ada rain juga dan lagi, mereka datang bersamaan?.

"Kalian sudah datang, ayo kesini" taeyon tersenyum melihat jenan dan juga rain datang. Kenapa mereka terlihat lucu, lihat, bahkan tanpa sengaja baju mereka seperti pasangan . Memakai baju yang sama-sama berwarna biru dan putih.

Rain tak tau harus apa sekarang, melihat Sena yang seperti akan memakannya hidup-hidup, sudah rain bilang ini pasti akan berakhir tidak baik. Belum lagi ayah sena, rain baru pertama kali melihat beliau sedekat ini, saat dipesta pertunangan itu rain hanya melihat dari jauh dan sekilas.

"Ayo" rain tersentak saat jenan mengajaknya untuk kemeja yang sudah ada sena dan orang tua sena.

"Kenapa kalian bisa datang bersamaan?" Sena bertanya saat jenan juga rain sudah duduk didepannya.

"Itu eomma yang menyuruh jenan menjemput renjun, kasihan jika renjun harus naik taxi lagi kesini sedangkan jenan juga dalam perjalan kesini, jadi eomma menyuruh jenan untuk menjemput renjun saja"

Taeyon tahu pasti anaknya tak suka, tapi jika membiarkan rain datang sendiri itu pasti akan merepotkan rain.

Sena tiba-tiba berdiri yang membuat semua yang ada disana melihat kearah sena. Sena berpindah posisi menjadi disamping jenan.

Jadi posisi mereka saat ini ayah dan ibu Sena berdampingan duduknya, sedangkan sena duduk disamping jenan, jadi posisi rain ada dipinggir sebelah kanan jenan didekat jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan jalanan kota seoul yang baru saja tertimpa hujan gerimis.

Seoul beberapa hari ini memang sering dilanda hujan, meski tak deras tapi hujannya bisa berlangsung lama.

Melihat gelagat anaknya yang seakan tak membiarkan jenan duduk berdekatan dengan yang bernama renjun, sedikitnya membuat ayah satu anak itu tau bahwa anaknya seperti cemburu jika jenan dekat dengan pegawai istrinya.

Ayah sena mendekat pada istrinya ingin menanyakan sesuatu.

"Dia yang bernama renjun?" Ayah sena bertanya kepada taeyon saat mereka mulai makan malamnya.

"Iyah, namanya renjun, dia juga orang indonesia, namun memutuskan untuk menetap dikorea" taeyon menceritakan sedikit kisah pertemuannya dengan renjun, bagaimana renjun bisa tinggal diapartemen milik keluarganya juga rain yang bekerja di tokonya.

"Orang tuanya sudah tidak ada?" Ayah sena bertanya lagi, ia seperti tertarik mendengar cerita istrinya mengenai renjun, bukan dalam artian yang lain, ia hanya merasa kasihan kepada rain, anak itu harus hidup sendiri di usia masih terbilang muda.

"Iyah, renjun sendirian didunia ini, itulah mengapa aku begitu menyayanginya seperti anakku sendiri. Renjun juga yang menemaniku jika dirimu dan juga sena tak ada di dekatku. Renjun seperti obat dalam hidupku saat kau tak ada disisiku" mendengar penuturan istrinya membuat ayah sena merasa bersalah karna jarangnya waktu mereka habiskan untuk berdua melalui masa tua, wajar jika taeyon membutuhkan renjun dalam hidupnya, istrinya kesepian.

Dream (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang