AC - 17

226 221 5
                                    

🄰🄻🅃🄷🄴🄰

───────────────

Suasana classmeeting pagi itu sangat ramai, riuh, dan berisik. Para siswa berkumpul di lapangan sekolah, saling berbicara dan tertawa.

Salena melihat seorang laki-laki yang menarik dan menghampirinya dengan tawaran jabatan.

"Tha, ayo ikut kepanitiaan. Sekarang juga langsung aku terima, gimana?" Salena dengan antusias menawarkan laki-laki tersebut untuk bergabung dalam kepanitiaan. Ia menjanjikan bahwa laki-laki itu dapat memilih bagian yang diinginkan atau bahkan menjadi wakil ketua bersamanya.

Namun, laki-laki tersebut dengan halus menolak, mengatakan bahwa ia harus mengurus kelasnya terlebih dahulu dan memiliki rencana untuk menonton Althea bertanding futsal daster setelahnya.

"Althea lagi, Althea lagi," desis Salena dengan nada kesal. Ekspresi wajahnya menunjukkan rasa frustasi yang mendalam. Ia merasa tidak dihargai dan terpinggirkan oleh perhatian yang diberikan kepada perempuan kesayangan Natha tersebut.

Laki-laki tersebut kemudian menghampiri Althea yang sedang sibuk mendiskusikan taktik untuk pertandingan futsal daster. Ia memberikan dukungan dan mengatakan bahwa ia mendukung Althea sebagai satu-satunya pemain dari kelas mereka.

"Semangat yaa, aku nanti liat paling depan. Atensiku hanya tertuju kepadamu."

Althea senang mendapat dukungan tersebut. Natha juga ikut membantu dengan pengetahuannya tentang taktik olahraga futsal.

Ia dikenal sebagai pemain futsal handal di sekolah.

***

"Oper ke siniiii!" Sang kapten dengan tegas meminta timnya untuk bergerak ke area tertentu di lapangan. Suaranya penuh dengan keputusan dan otoritas saat ia memberikan instruksi kepada rekan-rekannya.

Kelas Althea berhasil mencetak gol pertama dalam pertandingan tersebut. Dengan gerakan yang elegan dan teknik yang terampil, sang kapten mampu mencetak gol dengan sontekan yang memukau.

"Bagus, Aniraa," puji teman satu tim, sambil saling peluk, senang atas hasil yang dicapai kini.

Namun, menjelang akhir permainan, tim lawan berhasil membalas dengan mencetak dua gol. Meskipun tim Althea berusaha keras untuk mempertahankan posisi dan mencetak gol penyama, mereka harus mengakui keunggulan tim lawan pada akhir pertandingan.

Suasana di lapangan berubah menjadi tegang dan penuh semangat kompetitif. Tim Althea berjuang dengan gigih, tetapi pada akhirnya mereka harus menerima kekalahan dengan kepala tegak.

"Nggapapa Thea, kamu udah lakuin yang terbaik, buktinya tadi kamu yang kasih umpan ke Anira, trus berbuah gol."

***

Natha menyodorkan air mineral kepada Althea setelah pertandingan futsal daster selesai. Althea dengan ramah menerima air mineral tersebut dan langsung meminumnya dengan lahap.

Anira, yang duduk di sebelahnya, tidak bisa menahan rasa ingin tahu dan bertanya, "Kalian pacaran ya?" dengan nada penasaran.

Natha dengan tegas menyangkal dan menjelaskan bahwa hubungan mereka masih teman. Ia menegaskan bahwa hubungan mereka belum mencapai tahap menjadi pasangan.

Anira yang suka menggoda tidak bisa menahan diri dan menjawab dengan senyum, "Kalau masih temen, berarti dalam proses menjadi pasangan dong?" dengan nada menggoda.

Mereka bertiga tersenyum dan tertawa, menikmati momen ringan setelah pertandingan. Meskipun Natha dan Althea hanya teman, kehadiran Anira membuat suasana menjadi lebih ceria dan menggembirakan.

Thea, gemesnya bisa dikurangi? Aku ngga tahan dengan segala gejolak perasaan yang kuat ini.

Thea, gemesnya bisa dikurangi? Aku ngga tahan dengan segala gejolak perasaan yang kuat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note: Sebagian besar adegan dihapus demi kepentingan penerbitan (segera terbit). Nantikan dalam bentuk novel, dengan jumlah kata tiga kali lipat lebih banyak!

𝐀𝐥𝐭𝐡𝐞𝐚'𝐬 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦 ✔️Where stories live. Discover now