AC - 25

203 201 7
                                    

🄰🄻🅃🄷🄴🄰

"Gimana keadaanmu? Kok bisa ketabrak mobil lho, ngelamun ya?" Hamid telah berada di sisinya sekarang, sambil meletakkan buah-buahan di meja.

"Kecapean doang Mid. Makasih ya," dengan lemas menjawab, sembari berusaha untuk bangun, bersandar dengan bantal di kasur.

Hamid memukul pelan pergelangan lengan sahabat itu, "Makanya, kesehatan itu dijaga, jangan urus Althea mulu."

"IYA HAMID KARIM!"

"Kehadiranmu malah nambah derita buat aku," candaannya sambil menguatkan diri, tak mau dipandang lemah oleh Hamid.

"Bentar lagi keluar nih, gini doang," Natha tak mau kalah.

☁️☁️☁️

Akhirnya, keluar juga. Althea, masih ada lekat di kepala.

Natha: Thea, gimana kondisi kamu? Udah baikan? Maaf aku baru chat. Aku baru keluar dari rumah sakit.

Althea: HAH? Kemarin kamu chat lagi nyiapin diri buat ujian sekolah?

Natha: Aku dari kemarin lemes banget, sekedar buku handphone aja engga. Kayanya temen aku iseng deh.

Apa Salena ya?

Natha: Kamu ada di rumah? Aku mau jenguk.

Padahal dirinya juga baru saja sembuh.

Althea: Iya, aku di rumah.

☁️☁️☁️

Perempuan itu membukakan pintu untuk tamunya dan memersilakan duduk.

"Kamu kenapa Tha? Kok bisa sampe masuk rumah sakit?" Tanyanya khawatir, masih sempat ia menjenguknya padahal kondisinya terlihat belum terlalu sehat.

"Oh, karena kurang fokus nyetir motor, ketabrak mobil deh," jelasnya gampang, seakan kejadian yang menimpanya adalah hal sepele.

"Hati-hati Tha lain kali, kalo maut menjemput, gimana?" Althea sengaja menakut-nakuti, agar laki-laki itu jera.

"Iyaaa nona maniiiss."

Apa katanya? Bisa aja dia buatku meleleh.

Note: Sebagian besar adegan dihapus demi kepentingan penerbitan (segera terbit). Nantikan dalam bentuk novel, dengan jumlah kata tiga kali lipat lebih banyak!

𝐀𝐥𝐭𝐡𝐞𝐚'𝐬 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦 ✔️Where stories live. Discover now