AC - 28

249 221 18
                                    

🄰🄻🅃🄷🄴🄰

───────────────

"Kamu kenapa murung kaya gitu?" Salena penasaran. Tak enak juga diantara anak-anak Organisasi Kerohanian Islam, dalam rangka perpisahan dan penutupan jabatan, sabahatnya sebagai ketua malah murung, kacau sedari tadi.

"Thea marah sama aku Na."

"Abis ini cerita sama aku, okay? Aku siap dengerin."

***

Natha butuh teman untuk bercerita. Mengeluarkan segala keluh kesahnya yang selama ini tertahan.

Untung ada Salena, perempuan yang selalu ada disaat dia butuh. Selalu siap sedia disaat dia sedih, meskipun cintanya tak pernah digubris.

"Udah nangis aja, keluarin. Ngga ada siapa-siapa di sini, cuma ada aku. Dan begitu pun seterusnya," setelah mendengar cerita Natha, perempuan itu luluh dan bersimpati. Padahal sebenarnya senang.

"Makasih ya Na, udah mau dengerin curhat aku. Kalo kamu mau cerita, aku siap buat dengerin juga."

"Orang tua aku tengkar terus Tha. Hampir tiap hari, aku pergi ke kamar bibi buat cari ketenangan. Cuma bibi yang bisa ngertiin aku," Salena meneteskan air mata tiba-tiba, mengingat momen pahit yang terjadi berulang-ulang itu.

Natha membantu menenangkan perempuan dihadapannya. Mengelus-elus punggungnya lembut, mencoba membagi rasa sakit yang dirasakan Salena.

"Kalo ada apa-apa cerita ke aku ya. Hari ini, esok, ataupun nanti."

Note: Sebagian besar adegan dihapus demi kepentingan penerbitan (segera terbit)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Note: Sebagian besar adegan dihapus demi kepentingan penerbitan (segera terbit). Nantikan dalam bentuk novel, dengan jumlah kata tiga kali lipat lebih banyak!

𝐀𝐥𝐭𝐡𝐞𝐚'𝐬 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦 ✔️Where stories live. Discover now