AC - 27

247 208 17
                                    

🄰🄻🅃🄷🄴🄰

───────────────

Suara kipas pendingin dan suara jari yang mengetik di keyboard menjadi latar belakang yang terdengar samar-samar. Setiap siswa duduk di depan komputer mereka, dengan pandangan fokus di layar monitor.

Wajah mereka tampak serius dan penuh perhatian, mencerminkan tekad mereka untuk memberikan yang terbaik dalam ujian ini. Mata mereka terpaku pada tampilan layar, sementara tangan mereka bergerak dengan cepat dan terampil di atas keyboard.

"ITU, PEREMPUAN PALING POJOK! KAMU NGAPAIN?" Pergok pengawas saat mendapati siswinya terus melihat kebawah, ke arah laci meja.

"PINTER YA. KAMU DIDISKUALIFIKASI! IKUT SAYA KE KANTOR!" Siswi tersebut membuat catatan dengan kertas kecil dan diselipkan di sela-sela laci.

Suasana ruangan terasa khusyuk kembali, hanya dipecah oleh suara pelan pengawas yang memberikan instruksi atau menjawab pertanyaan siswa. Tidak ada percakapan yang berisik atau kegaduhan yang mengganggu, semua siswa terlibat dalam tugas mereka masing-masing.

Cahaya lampu ruangan yang redup menciptakan atmosfer yang tenang dan fokus. Poster-poster ilmiah dan diagram yang menghiasi dinding memberikan suasana yang mendukung pembelajaran dan pemecahan masalah.

"Waktu tinggal sepuluh menit lagi. Segera selesaikan dan 'submit', pastikan seluruh nomor telah terisi."

Meskipun suasana tegang, ada juga semburat kegembiraan dan harapan di udara. Setiap siswa berusaha keras untuk menjawab pertanyaan dengan benar dan menyelesaikan ujian dengan baik.

Mereka saling memberikan dorongan dan semangat dengan tatapan mata yang penuh keinginan untuk berhasil.

***

Laki-laki tersebut keluar dari ruang ujian dengan langkah mantap, menunjukkan kepercayaan diri dan keyakinan dalam hasil yang telah ia capai.

Ia bersandar dengan santai, menunggu perempuannya keluar dari ruang sebelah. Wajahnya tampak tenang dan penuh dengan ekspresi kepuasan.

Althea mana ya? Atha rindu.

Matanya yang tajam memancarkan rasa bangga dan kelegaan atas penyelesaian ujian yang telah ia lakukan. Ia membawa pulpen di tangannya, menandakan bahwa ia telah menyelesaikan ujian dengan baik.

Saat ia menunggu, ia mengamati sekeliling dengan pandangan yang penuh perhatian. Ia memerhatikan siswa-siswa lain yang keluar dari ruang ujian dengan berbagai ekspresi wajah mereka.

Namun, pandangannya tertuju pada pintu ruang ujian tempat perempuan pujaan hatinya berada.

"Itu dia," semburat senyum lebar terpancar dari wajah sang laki-laki saat melihat perempuannya keluar dari ruang ujian.

Ia bergerak dengan langkah percaya diri, siap untuk menyambut perempuan tersebut dengan senyuman hangat.

"Gimana Thea, ujian sekolah hari ini?"

***

Setelah berbincang dengan Althea cukup intens, Natha dihubungi oleh Salena. Perempuan tersebut mengatakan ingin bertemu dengannya di kafe samping sekolah, tempat favoritnya.

Perempuan itu duduk sendirian di sudut kafe, dengan wajah dipenuhi dengan kesedihan dan kekecewaan. Matanya terlihat redup dan berkabut, mencerminkan rasa sedih yang mendalam.

Aku rasa ujian kali ini yang terburuk dalam hidupku. Pun tadi sama sekali ruang untuk nyontek. Di mana letak keberuntunganku yang dulu?

𝐀𝐥𝐭𝐡𝐞𝐚'𝐬 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦 ✔️Where stories live. Discover now