3. takut?

32 11 2
                                    


"WOI NATANN."

Merasa terpanggil, Natan sedikit memelan kan motor nya melihat ke belakang sebentar, lalu setelah itu laki laki yg memanggil nya tadi langsung menancap kan gas nya untuk menyamakan motor nya dengan motor milik Natan.

"lo mau kemana?" Devan sedikit menguat kan suara nya agar Natan bisa mendengar ucapan nya.

Natan menoleh ke arah Devan
"buka kaca helm lo bego, ga denger gue." lalu melihat kembali jalan raya itu.

Devan membuka kaca helm nya, ia mengalihkan pandangan nya ke arah Natan "lo mau kemana ini."

"kepantai." jawab nya tanpa melihat ke arah devan.

Devan menoleh "ikut gue yaa."

"suka lo."

Natan langsung menancap kan gas nya, Devan pun menyusul, ia berada di belakang Natan sekarang.

─────────── ⋆⋅☆⋅⋆ ───────────

"assalamu'alaikum."

"waa'alaikumussalam, eh udah pulang anak bunda tersayang." Robi mencium tangan bunda nya.

"kenapa muka kamu kusut kaya gitu?."
tanya bunda ketika melihat wajah Robi sangat lesuh.

"obi ke kamar dulu ya nda, mau bersih bersih." bukan nya menjawab, Robi mala pergi meninggalkan bunda nya.

"hey sayang, kamu kenapa." Bunda melihat kebelakang, ingin mengejar namun Robi sudah memasuki kamar nya duluan.

Robi memasuki kamar nya, ia melepas sepatu nya lalu membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur berwarna hitam itu.

Robi memejamkan mata nya, memijat kening nya sendiri.
"gue takut punya adek." gumam nya 

tok tok tok

"obi sayang, udah siap ganti baju nya apa blom. ayo turun kita makan, papa udah nungguin kamu tuh di bawah." ucap bunda yang berada di depan pintu

Robi yang masik setengah sadar pun menyaut bunda nya itu "iya nda, bentar lagi obi turun."

"yaudah, bunda sama papa nunggu di bawah ya sayang."

"iyaa ndaa."

Setelah nya bunda pergi turun ke bawah untuk menghampiri papa.

"loh, obi nya mana nda." tanya papa ketika melihat bunda hanya turun tangga sendiri.

"bentar lagi nyusul katanya pa." Bunda berjalan menghampiri papa di meja makan itu.

"kamu lama banget obi, untung papa sama bunda belum siap makan nya."
ucap papa ketika melihat Robi yang sedang menuruni anak tangga.

Robi yang sedang di ajak bicara itu hanya diam saja, ia terus berjalan ke arah meja makan lalu setelah itu mendudukkan dirinya di kursi samping papa nya.

Bunda dan ayah saling tatap tatapan, seperti menanyakan ada apa dengan anak tunggal nya ini, tapi kedua nya tidak ada yang tahu.

"temen temen kamu jadi kan kesini?." Bunda bertanya sambil mengambil nasi untuk di taruh di piring Robi.

"jadi nda. abis isya kesini" jawab nya tanpa melihat ke bunda.

"okee deh kalau begitu." balas bunda.

Ketiga nya melanjutkan makan siang itu, tanpa ada candaan yang keluar dari mulut Robi, biasanya ia selalu bercanda" atau membagi cerita nya dengan papa nya.



ada apa dengan Robi?
mau tau?, pantengin terus yaa.
jangan lupa, vote sama komen nyaa!!.




Bumi dan Ratu nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang