6. 3 hati yang kuat

21 6 0
                                    


              Selamat membaca♥️♥️

Waktu sangat cepat berjalan, perlahan dirinya bisa menerima kenyataan, membangun jalan baru agar berguna untuk orang lain.

Dia, Natanael bentala arsaka
"di balik jiwa yang hampir kuat, ada rindu yang sangat melekat"

"Den Natan bangun, udah mau maghrib tadi kan katanya mau ke tempat nak aal sama lula." Ucap bibi membangun kan Natan yang tengah tertidur di sofa ruang tamu itu.

"mandi dulu den. Baju sekolah nya taruh di atas kasur aja, mau mba cuci." pinta mba Wina sembari menyusun barang-barang yang berada di atas meja kaca, yang terletak di depan sofa.

Kedua mata yang tadi nya tertutup kini sudah menampakkan bentuk bulat yang di kelilingi putih". Membangun kan tubuh nya dan duduk di sofa tersebut.

"maaf ya mba ..."

Mba Wina yang merasa di sebut itu memalingkan wajah nya, melihat Natan yang berbicara namun matanya tertutup.

"maaf buat apa den?." tanya mba Wina bingung, seperti nya Natan sedang ngelantur.

"maaf, karena Natan lupa ganti baju." ucap Natan, Mata nya masih tertutup. Seakan akan dirinya tidak sadar, namun mengapa dirinya tahu bahwa dia tidak mengganti pakaian sekolah nya itu?.

"den Natan ngelantur ya?." tanya mba Wina polos.

"engga mba, Natan udah sadar kok cuman matanya masih ngantuk aja." jawab nya.

Mba Wina mengangguk - anggukkan kepala nya memberi tanda bahwa dirinya mengerti.

"yaudah bangun gih, sana mandi."

"iya mba."

Natan beranjak dari duduk nya, berjalan ke arah tangga yang menuju ke kamar dirinya.

─────────── ⋆⋅☆⋅⋆ ───────────

"nanti Natan pulang nya kemaleman dikit ya mba, jadi kunci aja pintu nya." Ucap nya menuruni anak tangga.

"loh, jadi nanti den Natan masuk dari mana?." tanya asisten nya itu.

Natan berhenti di depan mba Wina yang berada di ruang tamu.

"Natan bawa kunci cadangan mba, aman kok." jawab nya santai

"hmm, baiklah ..."

"yaudah ya mba, Natan mau pergi dulu udah mau malem"

"iya ..., hati hati ya den naik motor nya"

"iya mba." Natan mencium tangan mba Wina lalu setelahnya pergi dari rumah itu.

Langit perlahan merubah warna nya, lampu lampu di pinggir jalan mulai berhidupan. Pedagang kaki lima ada yang sudah tutup dan ada yang hendak buka.

"ABANG ATANN."

Teriak salah satu anak kecil kala melihat seseorang tak jauh dari mereka berada.
Mereka bangkit dari duduk nya lalu berlari ke arah laki laki itu.

"Abang Atan kenapa lama sekali datang nya." rengek gadis kecil yang memeluk kaki nya.

Natan menunduk kebawah, menurunkan tubuh nya agar bisa menyeimbangi gadis berusia 5 tahun itu. Melepaskan pelukan dari gadis itu lalu memegang kedua pundak nya.

"hey, kenapa kamu nangis." ucap nya lembut menghusap air mata yang ada di pipi gadis itu.

"atan minta maaf ya. Atan minta maaf karena ngeliat kalian pas udah mau malem gini."

"mau kan maafin Atan?." tanya nya.

gadis itu mengangguk.
"iya, Lula maafin Atan."

"makasih anak cantik." Ucap nya dengan mencubit kedua pipi gadis kecil itu.

Bumi dan Ratu nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang