11. halaman belakang

13 6 0
                                    


"gausah narik narik gue anj*ng." sarkas Devan.

"santai, gue gabakal apa-apain lo kok." ucap seseorang yang memakai Hoodie hitam, topi, dan masker.

"gue cuma mau ngingetin aja, tugas lo belum selesai ya askara devano Abang dar-"

"diam atau gue patahin tangan lo." Devan memotong perkataan laki laki di depan nya, menarik tangan laki laki itu memelintirkan nya ke belakang.

"lo pergi dari sini sekarang, sebelum ucapan gue tadi gue lakuin." lanjut nya lagi tetap dengan perlakuan yang sama.

Merasa tangannya sangat begitu sakit, dia dengan cepat melepaskan tangannya dari Devan.

"awas lo Devan." dia melenggang pergi meninggalkan Devan.


Suara bising dari dalam kelas cukup mengganggu. Para siswa saling melempar canda tawa satu sama lain, beberapa ada yang memilih untuk tidur atau membaca buku. Saat ini guru sedang mengadakan rapat jadi, seluruh kelas memiliki jam kosong, Entah apa nanti yang ada di pikiran guru-guru ketika melihat keadaan kelas saat ini.

Devan tidak menghiraukan kebisingan itu, ia terus berjalan ke kursi nya meletakkan tas dan mengambil handphone.

Rayan saat ini sedang tertidur, kepala nya di letakkan di meja menutupi wajahnya dengan buku. Merasa ada yang menyenggol kursi nya, Rayan bangun, melihat ke samping kiri nya.

Devan hanya melihat nya sekilas lalu memfokuskan matanya ke handphone lagi. Nyawa Rayan belum sepenuhnya terkumpul, sungguh dirinya masih sangat mengantuk saat ini, ingin mengucapkan satu kata pun tak bisa, rasanya kelopak matanya sudah ingin terjatuh saja.

Sepertinya mereka sudah 20 menit melalui jam kosong seperti ini sehingga banyak yang sudah bosan mengeluarkan suara.

kring kring kring
bel istirahat sudah berbunyi, seluruh siswa bebas melakukan kegiatan apapun kecuali di luar sekolah.

Devan mematikan handphone nya, menaruh nya di saku celana.
"kantin ga lo?."

"luan aja, nanti gue nyusul." jawab nya lesu.

Devan langsung beranjak dan pergi dari kelas itu.

"mana si Rayan?." tanya Robi kepada Devan yang masih berjalan ke tempat mereka berada.

"tidur di kelas." saut nya lalu duduk di samping pandu.

"mbak, manis dingin nya 1 ya." ucap pandu kepada mbak yuyun yang sedang menghantarkan makanan milik Robi.

"oke aa."

"lo ga nawarin kita ndu?." ucap Devan menaikkan alis nya sebelah.

"oh iya maap lupa." jawab nya dengan mengekedip-kedipkan kedua mata nya.

"aa aa yang ganteng mau pesen apa. Biar aing pesenin." lanjut nya.

"lo yang bayarin kan ndu?." tanya Natan.

"kaga cukup duit aing buat bayarin lo pada, maaf yaa nanti tunggu aing gajian dulu." jawab nya disertai senyuman.

"aelah, gue becanda doang kali ndu, kita juga punya duit masing-masing kok." ucap Natan merasa bersalah karna perkataan nya tadi.

"yaudah gue yang bayarin kalian semua."
sanggah Robi.

"WAH BRO, APAAN TUH BAYARIN BAYARIN." teriak seseorang yang berjalan ke arah mereka.

Afka mengalihkan pandangan nya ke arah suara itu.
"lo ga di ajak, sorry."

"wah parah lo ka." ucap pandu

Bumi dan Ratu nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang