Selamat membaca ❤️
semoga suka🌷"assalamu-"
"eh, kalian."
"eh halo bunda, apa kabar bun." tanya Pandu seraya menyalami tangan bunda, begitupun dengan yang lain.
"baik baik, bunda baik."
"ada apa nih, dateng dateng."
"ini Bun, mau ngeliat Robi." jawab Devan.
"oo iya iya, masuk aja kedalam, ada om Zion di ruang tamu. Bunda nyelesain ini dulu baru bunda buatin minum."
"gausah repot-repot bun."
Bunda tersenyum. "ga ngerepotin lo nak Afka."
"sana sana masuk."
"iya bun." saut mereka berempat nya.
"hai om."
"eh anak muda, sini sini duduk."
"iya om, kita mau ngeliat Robi kesini." ucap Devan.
"Robi ada di kamar tuh. Masuk aja gapapa."
"iya om, permisi om." ucap Natan.
Mereka berjalan menuju kamar Robi, yang berada di lantai atas.
Di balkon, Robi terduduk menatap langit sore, memakai kaos polos berwarna putih dengan lengan baju yang pendek dan memakai celana seponggol.
Tangan kanan nya memegang satu puntung rokok yang sedikit lagi hendak habis.
Mereka menghampiri Robi, yang tengah duduk membelakangi. Sepertinya Robi tak sadar bahwa teman-teman nya berada disini, ia terus menyebat rokoknya tanpa mempedulikan apakah ada orang selain dia disini.
Melihat hal itu, mereka saling melemparkan pandangan. 1 jawaban yang sama muncul di pemikiran masing masing.
Robi tidak akan menyebat kalau setiap masalahnya tidak menyangkut Vera.
Kini mereka melihat dengan mata yang pandangan nya masih terlihat jelas, bahwa Robi saat ini menyebat, tidak 1 atau 2 puntung rokok yang bercampakan, namun 1 bungkus rokok sudah habis dihisapnya berserakan di lantai.
Robi itu jarang sekali menyebat rokok, dia begini hanya sekali dua kali saja saat masalah yang menimpanya tak bisa lagi tertatahkan apalagi itu bersangkutan dengan Vera kekasihnya, dulu.
"maneh kunaon." celetuk Pandu.
Mendengar suara itu, Robi melihat kebelakang, teman teman nya berjajar di depan pintu.Robi tak menghiraukan mereka, ia kembali menyebat rokok nya itu. Mereka berjalan ketempat Robi duduk serta ikut juga duduk di kursi yang ada di balkon.
"nih gue bawain makanan, cepet sembuh lu ye." ucap Rayan memberikan bungkusan yang ia beli bersama Lea tadi.
Mereka berdua sampai saat Pandu, Natan, Afka, Devan sudah di depan kamar Robi.
"gue ga sakit."
"ga sakit gimana, lo aja ga sekolah tadi." saut Devan.
Robi diam, ia tak menjawab ataupun berbicara lagi.
Semuanya diam, mengeluarkan handphone masing-masing, tak ada yang mengeluarkan suara, hanya suara kendaraan dari bawah sana yang terdengar.
Robi meletakkan handphone nya di atas meja, dengan layar yang menampilkan room chat seseorang.
Pandu yang menyadari itu, meliriknya lalu mengambil handphone Robi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi dan Ratu nya
Teen FictionNatanael bentala arsaka, laki laki yang nakal tetapi sangat pintar. namun, dirinya tidak pernah merasakan kebahagiaan dari keluarga. tumbuh sendiri, tanpa seorang ayah ataupun ibu. Tetapi Natan tidak mempermasalah kan hal itu, mau ada atau tidak ada...