8. kejutan

15 6 0
                                    


Banyak makanan sudah tertata rapi di atas meja, kursi kursi tersusun mengelilingi meja makan itu, mempersilahkan siapa saja untuk di duduk di atas nya. lampu berada di mana mana, lilin pun ikut menerangi suasana itu.

Waktu sudah pukul 20:15 belum ada satu teman teman nya yang datang, hanya ada papa, bunda, dan Robi.

Ketiga nya sudah duduk di kursi masing masing, tetap setia menunggu seseorang yang di undang itu.

Deretan panggilan sudah berkali-kali menghubungi teman nya satu persatu namun, tidak ada satu panggilan yang terjawab.

Wajah nya memerah, dagu nya bergetar, tangan yang mengepal. Sorot kecewa sudah terlihat di mata sang bunda, papa hanya bisa menenangkan hati istrinya itu.

1 ...
2 ...
3 ...

"SELAMAT ULANG TAHUNN ROBIII." Teriak semuanya serempak

Natan, Pandu, Devan, Afka, dan Rayan datang dengan membawa kue yang terletak lilin di atas nya. Rayan membawa kue, sedangkan Pandu membawa kado dan yang lain nya hanya bertepuk tangan.

Robi melihat kebelakang, teman teman nya itu berjalan menuju dirinya dengan diiringi sebuah lagu "selamat ulang tahun". Papa dan Bunda nya ikut serta melakukan hal ini.

Robi terdiam, tatapan nya tak bisa di artikan. Bagaimana dirinya bisa lupa bahwa hari ini ulang tahun nya?

Bunda dan ayah bangkit dari kursi nya berjalan mendekat dengan Robi.
"selamat ulang tahun sayang." Bunda memeluk anak laki laki nya itu papa juga ikut bergabung di pelukan itu.

Sementara Robi masik diam seperti patung dirinya masih berusaha mencerna ini semua, hari ini tanggal 16 mei? di hari ini umur nya bertambah? kenapa dirinya bisa lupa?.

"nambah tua aja lo bos." ledek pandu

Robi tersadar, dia memandangkan pandangan nya ke arah Bunda dan Papa nya.

"bu- bunda ga hamil?, Robi ga bakalan punya a- adik nda?." tanya nya.

"engga sayang, kamu ga bakalan punya adik, obi tetep jadi anak pertama dan anak terakhir bunda." jelas wanita itu.

"tenang bos, lo ga bakal punya adik kok."
ucap Pandu ikut membantu, Robi melihat ke arah Pandu.

"tadi bunda udah jelasin ke kita semua, kalau bunda mau ngasih surprise ke lo." sambung nya lagi.

"bunda tadi pura pura kecewa aja, bunda yang nyuruh mereka datang nya lama." ungkap nya.

"udah tua jangan marah marah ya boss, merinding gue sama tatapan lo." celetuk Pandu ia langsung bersembunyi di belakang teman teman nya.

"udah udah, ayo duduk kita makan dulu. Kue nya biarin aja nanti Papa nya Robi yang nitip tuh lilin." ucap bunda menatap papa.

Papa mengangguk pasrah. "udah sana kalian makan."

Semuanya duduk di kursi yang sudah disediakan, di situ hanya tersisa Rayan dan om zion.

"sini Rayan kue nya, biar om aja yang pegang." Papa mengambil kue itu dari tangan Rayan.

"tap-

"udah sana, nanti om yang kena marah sama Tante kamu tuh."

"yaudah deh, makasih ya om."

om zion mengangguk kan kepala nya.
Rayan langsung menyusul teman teman nya itu meninggalkan om zion yang sibuk meniup lilin itu.


Visual :
Om Zion dan Tante Sarah

Visual :Om Zion dan Tante Sarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bumi dan Ratu nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang