Part 18; Satu Langkah Lebih Baik🔞

1.6K 96 13
                                    

[21+]

Untuk pertama kalinya lagi Belvin merasa kembali hidup.

Ada perubahan signifikan yang terjadi selama sebulan ke belakang. Kualitas tidurnya menjadi lebih baik. Kembali menemukan kesenangan dari sesuatu yang pernah menjadi kesenangannya. Hingga mulai mau mencoba sesuatu yang baru.

Yang terpenting kata mati dan bunuh diri tidak lagi berenang-renang di pikirannya.

Senang... jenis emosi yang dulu menghilang dalam dirinya kini Belvin menemukannya kembali. Meskipun emosi itu tidak sering dia dapatkan di sebulan ke belakang, namun setidaknya lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya di mana saat itu dalam dirinya hanya dipenuhi emosi negatif saja.

Jika dulu setiap bangun tidur, Belvin selalu berharap tidak dapat membuka matanya kembali untuk menyambut hari esok yang berlalu dengan begitu membosankan dan tanpa ada perubahan apa pun, kini Belvin menemukan sesuatu yang dia tunggu setiap matanya terbuka dan matahari menyambut di ufuk timur.

Belvin selalu menunggu... apa lagi yang akan dia lakukan bersama Gavin hari ini?

Ada sesuatu yang dia tunggu. Ada sesuatu yang dia nantikan. Ada sesuatu yang menjadi alasannya untuk membuka matanya kembali.

Sebulan ke belakang ini, perlahan-lahan Gavin menariknya dari jurang yang selama ini menenggelamkannya. Gavin menyakinkannya  bahwa terang lebih indah dibanding gelap. Gavin membantunya kembali melihat matahari, di saat selama ini yang dia lihat hanya kegelapan malam pekat yang tidak ada ujungnya.

Gavin membuatnya kembali menemukan minat. Laki-laki itu mengajaknya melakukan banyak kegiatan yang perlahan-lahan dia nikmati.

Mengawali dari kegiatan-kegiatan ringan seperti jalan-jalan pagi atau sore. Momen ketika dirinya membaur dengan alam ternyata bisa menjernihkan otaknya.

Hingga membaca bersama adalah sesuatu yang rutin mereka lakukan di agenda harian. Hening yang tercipta ketika keduanya tenggelam ke dalam bacaan masing-masing membuat Belvin dilingkupi oleh rasa nyaman—sebuah kondisi di mana dirinya merasa aman, senang dan... tidak ada beban pikiran.

Apalagi ketika Gavin membaca sembari berbaring di pangkuannya. Atau ketika dirinya menyandarkan kepala di pundak laki-laki itu. Semuanya terasa... baik-baik saja.

Di dunianya yang runtuh, Gavin adalah sosok yang berjuang bangkit di antara reruntuhan itu. Bangkit untuk membangun bangunan baru. Bangunan yang dibuat untuknya.

Gavin yang sekarang menjelma menjadi sebuah bangunan, menjadi sebuah rumah, yang tercipta supaya Belvin bisa kembali. Supaya Belvin percaya di antara dunianya yang runtuh masih ada tempat tinggal yang berdiri untuknya.

Tempat tinggal yang siap menampung segala luka, kesakitan, kepahitan, penderitaan, kemalangan yang selama ini terus menghantamnya tanpa henti.

Gavin bilang, “kebahagiaan terlihat cocok untuk kamu.”

Belvin lupa ada kata kebahagiaan di dunia ini. Kata yang selama ini menghilang dalam kamus hidupnya.

“Kamu tinggal ngomong. I’ll create happiness for you, Bel.”

Lagi-lagi Belvin terlena.

Sampai sebuah kenangan masa lalu melintas dalam memorinya.

Momen ketika dia terlena seperti ini, sebelum dibuat patah sedalam-dalamnya.

Momen yang pada akhirnya menjadi traumanya. Dan sekarang dia takut momen seperti itu akan terulang.

“Kamu lagi apa?”

Dimana Ujungnya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang