Hold Back The Feeling

88 10 0
                                    

"Gem,ayo makan"

Potongan nama itu adalah yang sekarang membuat jantungku berdegup dengan nadi yang juga ikut berdenyut cepat,aku takut itu memang dia,dia yang selalu memenuhi pikiranku bahkan sampai saat ini walau aku sangat berusaha untuk melupakannya namun semakin melupakan semua tentangnya semakin begitu nyata.
Aku mendengar bunyi langkah kaki berjalan kearah dapur,aku menghembuskan nafasku dengan mata yang terpejam karena aku begitu takut untuk membukanya karena aku takut orang yang aku lihat adalah dia.

"Nah Fourth ini anak ibu yang ibu ceritakan tadi,Gemini"

Nafasku terasa tercekat dengan nyeri yang terasa menusuk,dengan pelan aku membuka mataku yang terasa berat & tepat ketika aku membuka mataku. Aku melihatnya tetap duduk diseberangku duduk dengan senyum yang sangat menawan namun tatapan yang menusuk terasa menyakitkan didadaku karena nyerinya yang tidak bisa tertahan.
Saat ini aku tidak bisa berbuat apapun juga selain terpaksa tersenyum dengan nyeri yang sangat tidak bisa tertahan sakitnya sambil sedikit mengangguk pada Gemini.

"Kita sudah saling kenal bu,dia kakak kelasku"ucap Gemini

"Kalau begitu nak Fourth harus sering sering main kesini ya"ujar pak Marcus padaku.

"Iya pak nanti kapan kapan saya kesini lagi"

"Tapi kapannya gak tau. Ya kan kak?"ujar Gemini berucap sinis padaku.

"Nanti kalau ada waktu"jawabku sambil tersenyum samar.

"Ya sudah nanti disambung lagi ngobrolnya,kita makan dulu aja. Ayo nak Fourth dimakan"ujar bu Rebecca mempersilahkanku untuk makan.

Akhirnya kami semua menikmati makan malam dengan sesekali aku diajak ngobrol oleh bu Rebecca & pak Marcus namun Gemini hanya diam sambil menikmati makannya tanpa bicara entah kenapa sambil menatap kearahku,sehingga membuatku begitu tidak nyaman apa lagi dengan tatapannya yang begitu tidak biasa padaku menurutku sehingga aku merasa tidak nyaman dengan kata kataku disekolah tadi namun mau tidak mau aku harus berbicara seperti itu agar dia tidak mengharap diriku lebih dalam karena untuk saat ini aku belum bisa membuka hati pada siapapun walau pada nyatanya rasa itu telah ada dengan pelan pelan datang namun pasti padanya tapi lagi lagi semua rasa ini tetap tersimpan rapi entah sampai kapan.
Akhirnya makan malam pun selesai dengan aku yang membantu bu Rebecca membersihkan piring kotor & sisa makanan sedangkan Gemini langsung pergi keluar dari dapur meninggalkan kami,namun beliau menolak bantuanku dengan kembali memanggil Gemini agar menemaniku mengobrol selama bu Rebecca merapikan bekas makan malam kami,sedangkan pak Marcus sudah masuk kedalam kamar terlebih dahulu.

"Gem,tolong temanin nak Fourth ngobrol sebentar ya. Ibu mau menyelesaikan pekerjaan dapur dulu"ujar bu Rebecca memanggil Gemini yang kembali kedapur kemudian menjawab hanya dengan anggukan namun dengan wajah yang tanpa ekspresi sama sekali.

Dia berjalan menuju halaman rumah yang aku ikuti dari belakang lalu duduk diteras tanpa bicarakan apapun hingga keheningan yang tercipta diantara kami berdua,dengan keadaan yang seperti ini sangat sangat tidak membuatku nyaman sampai akhirnya aku memutuskan untuk pulang dengan mengambil tas belanjaan berisi camilan yang aku beli tadi untuk keluarga bu Rebecca terlebih dahulu.

"Darimana kenal sama orang tua gue?"tanya Gemini akhirnya memecah keheningan diantara kami ketika aku sudah berdiri untuk beranjak pergi kemotorku ingin mengambil camilan yang tergantung dimotorku.

"Bokap lu jadi pengajar disekolah milik kakak gue"

"Jadi sekolah dasar tempat ayah gue ngajar itu milik lu?"

Aku berbalik kearah Gemini yang masih duduk namun dia memandang kearahku dengan tatapan yang teduh kembali menghangatkan tubuhku tidak seperti tatapan pada saat ketika kami menikmati makan malam tadi"bukan punya gue tapi punya kakak gue"jawabku padanya kemudian kembali berbalik kearah motorku untuk mengambil camilan tadi.

"Jadi ini alasan lu nyuruh gue menjauhi lo?"tanyanya lagi

Aku kembali mendekatinya dengan membawa camilan sambil menatap kearahnya dengan tatapan bingung"maksud lo apa?"tanyaku lagi pada Gemini oleh pertanyaan yang dia ajukan padaku tadi.

"Alasan lo nyuruh gue menjauh itu karena gue cuma anak seorang karyawan dari kakak lu,karena kita beda kasta. Ya kan?"

Mendengar ucapan Gemini hatiku sangat hancur rasanya,denyut yang menghangat berubah nenjadi nyeri umyang terasa menyesakkan dada dengan air mata yang mulai menggantung dipelupuk mata"Lo jangan asal ngomong kalau gak tau ceritanya"aku menarik nafas dalam kemudian menghebuskannya perlahan agsr sesak didada sedikit berkurang & air mata yang sudah berada dipelupuk mata tetap berada disana tanpa mengalir"gue juga gak tau lu adalah anak dari pak Marcus,yang gue tau bu Rebecca lah istri pak Marcus makanya gue mengenal beliau & mengantar beliau pulang sampai akhirnya diajak makan malam bersama. Gue juga baru tau kalau beliau punya anak seusia gue & satu sekolah sama gue ketika beliau tadi bercerita tapi gue gak tau kalau orang itu adalah lu"jawabku menjelaskan pada Gemini dengan panjang lebar agar dia tidak salah paham dengan suara yang bergetar menahan tangis.

"Mungkin sekarang itu jadi alasan terbesar lu juga buat semakin ingin menjauh dari gue ketika lu tau gue adalah anak dari karyawan kakak lu"

"Tolong jaga ucapan lu. Gue hanya masih gak mau deket sama siapa pun termasuk lu,bukan karena alasan itu atau apapun"

Gemini tersenyum sinis kearahku"yakin bukan karena kasta"ujarnya lagi sambil memandang dengan pandangan meremehkan.

"Maaf ya Gem,gue gak peduli lu mau percaya atau gak sama gue tapi mulai sekarang gue akan membenarkan itu semua. Gue akan semakin menjauhi lu karena kita berbeda"aku terpaksa mengucapkan kata kata itu padanya walau pada nyatanya hatiku sangat terluka mengucapkan itu semua namun ini lah satu satunya cara agar dia bisa menjauhiku.

Usai aku berkata seperti itu tidak lama bu Rebecca keluar dari dalam rumah dengan senyum tulusnya"maaf ya nak Fourth ibu lama didalam karena lagi beres beres didapur"ujar bu Rebecca padaku"Gem,nak Fourth ini kakak kelas kamu yang sama jurusannya dengan kamu,ibu baru tau kalau saja tadi tidak bercerita & keluarga nak Fourth ini tidak pernah memandang kasta pada setiap orang apalagi karyawan karyawannya,mereka selalu disejahterakan termasuk ayah kamu"ujar bu Rebecca lagi pada Gemini yang membuat Gemini hanya bisa diam tanpa berkata kata lagi mendengar ucapan bu Rebecca mengenai aku & keluargaku.

Aku tersenyum pada bu Rebecca"ah ibu terlalu berlebihan pada keluarga saya,bagi saya & keluarga,kita semua sama saja. Ini bu sedikit camilan untuk ibu & bapak dirumah"ujarku menyerahkan kantong belanjaan berisi camilan.

"Nak Fourth merepotkan saja"

"Tidak bu. Ini sebagai ucapan terimakasih saya karena sudah diundang makan malam oleh ibu & bapak"

"Tidak ada yang direpotkan nak. Kapan kapan nanti kalau ada waktu silahkan kesini lagi,pintu rumah kami selalu terbuka untuk nak Fourth & keluarga"

"Pasti bu saya akan mampir kesini lagi nanti. Kalau begitu saya permisi dulu"aku berpamit pada bu Rebecca untuk pulang"tidak semua orang memandang apapun dari kasta" Ujarku lagi pada Gemini ketika aku berbalik kearah Gemini setelah berpamit pada bu Rebecca"mari bu. Selamat malam,titip salam buat pak Marcus"ucapku lagi kemudian langsung beranjak berjalan kearah motorku.

Usai berpamit tanpa melihat kembali kearah Gemini aku langsung melajukan motorku kembali kerumah dengan dada yang sesak menahan sakit & air mata yang masih menggantung siap mengalir. Sesampainya dirumah tanpa banyak kata aku langsung menyerahkan camilan & minuman titipan dari kakak kakakku yang masih bermain game kemudian bergegas memasuki kamarku & menguncinya.
Didalam kamar yang terkunci aku melempas kantong belanjaanku entah kearah mana & langsung menaiki tempat tidurku dengan menelukupkan badan & kepalaku disana.

Didalam sepinya kamar,digelapnya malam yang temaram ditemani lampu remang,disanalah aku menangis sendiri tanpa suara dengan masih menelungkupkan kepalaku,yang terasa hanya getaran bahuku & denyut nyeri yang membuat sesak didada dengan nafas yang tercekat. Bukan kata kata Gemini yang menyikiti hatinya namun terpaksa harus kembali menahan perasaan tanpa berani mengungkap sedikit rasa itu.

Sesakitnya kata kata itu
Lebih sakit lagi menahan rasa
Saat itu ingin mencoba
Namun ego tetap mencekat
Pada Akhirnya melupakan
Adalah jalan terbaik

Banjarmasin,10 Mei 2024
Muna Fazri

It Turns Out You Are (GeminiFourth)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang