08. Royal Wedding

613 17 9
                                    

Katanya, penyesalan itu datang di akhir.
Tapi untuk kasus ini, aku sudah menyesal sebelum aku memutuskan sesuatu.

Felix terkejut bukan main dengan keputusan yang dibuat putrinya. Berkali-kali pria paruh baya itu mempertanyakan lagi dan lagi hingga gadis itu lelah menjawab.

"Terakhir kali ayah bertanya padamu, kau benar-benar yakin menikah dengan Pangeran Kyo?" Sorot mata Felix tidak bisa bohong, ia sangat khawatir dengan Carrita.

Gadis itu mengangguk mantap. "Iya, saya akan menikah dengan Pangeran Kyo. Tolong ayah sampaikan ke Kerajaan Barat. Terima kasih banyak ayah, selamat malam." Carrita menunduk, kemudian meninggalkan ayahnya yang masih kebingungan. Ia masih tak percaya dengan keputusan yang putrinya ambil.

Saat matahari mulai menampakkan diri, Edgar bersiap untuk pergi ke Kerajaan Barat guna memberikan surat balasan dari Felix.

Edgar pulang saat matahari terbenam. Ia membawa sepucuk surat balasan dari Kerajaan Barat. Felix berharap Kyo tidak menyetujui syarat yang diminta Carrita.

Saya menerima syarat yang diajukan putri mahkota. Saya akan meninggalkan tahta saya di Kerajaan Barat dan pindah ke Carisvar.

Pupus sudah harapan Raja Carisvar itu. Dengan mudahnya Kyo menerima syarat yang diajukan Carrita. Kalau sudah begini, dengan berat hati ia harus membuat surat pembatalan pertunangan pada Duke Karma.

Tiga hari kemudian, Karma datang ke istana Carisvar untuk bertemu dengan Felix serta Carrita. Felix ingin menjelaskan secara rinci namun Carrita buru-buru memegang tangan Karma dan membawanya ke ruang baca miliknya.

"Mohon maaf atas kelancangan saya, Duke Karma. Saya merasa harus menjelaskan hal ini secara langsung pada anda. Karena saya yang meminta pembatalan pertunangan itu." Bibir Carrita bergetar, dibalik topengnya gadis itu hampir menangis.

Karma mengusap lembut tangan sang putri mahkota, mencoba menenangkan gadis itu. "Anda bisa menceritakannya pelan-pelan tuan putri, saya akan mendengarkan." Suara Karma yang lembut itu semakin mengiris hati Carrita.

"Saya terpaksa harus menerima lamaran dari Kerajaan Barat. Karena putra mahkota mereka memaksa ayah tempo hari." Carrita masih berusaha menahan airmata yang hampir keluar dari pelupuk matanya. "Kalau saya tidak menerima lamarannya, Kerajaan Barat akan mendeklarasikan perang ke Carisvar." Tangan Carrita yang dipegang Karma mulai bergetar, pria itu tetap mengusapnya lembut.

"Kerajaan Barat memaksa anda untuk menikah? Kenapa anda tidak meminta bantuan saya? Apa anda tidak percaya saya bisa menjadi komandan di garis depan saat peperangan?" Masih dengan nada yang lembut Karma bertanya pada Carrita.

Kenapa putra mahkota itu ingin menikahi Carrita? Apa tidak ada yang mau menikah dengannya sampai ia melamar monster Carisvar?

Gadis itu menggeleng. "Bukan, saya percaya anda bisa memimpin pasukan karena telah memenangkan pertempuran berkali-kali meski itu di atas kapal," Carrita menarik nafasnya, lalu menghembuskannya pelan. "Saya tidak mau anda kesulitan karena saya. Bukan hanya anda, tapi juga seluruh rakyat Carisvar. Saya tidak ingin negeri yang kita cintai ini berubah menjadi lautan darah."

Karma terdiam mendengarkan setiap perkataan yang diucapkan putri mahkota. "Apakah anda menyukai pernikahan itu?"

Hening..

"Saya menyukai anda, Duke Karma." Jawab Carrita sesenggukan. Pada akhirnya, ia menyatakan cintanya pada Karma. Ia sudah siap jika nanti Karma membencinya karena pernyataan cinta itu. "Daridulu saya menyukai dan mengagumi anda." Karma terkejut mendengar pengakuan putri mahkota. "Saya sangat mencintai anda, karena itulah saya tidak ingin membuat anda kesulitan, apalagi terluka."

Silent WhispersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang