10. The Truth Untold

604 16 10
                                    

Sebuah bunga yang menyerupaimu
Mekar di taman kesepian
Aku ingin memetik bunga itu
Dan memberikannya padamu

Carrita duduk di taman bunga mawar putih miliknya sembari membolak balikkan jari kiri manisnya yang sudah terpasang cincin bermata ruby. Sangat cantik bila terpapar sinar matahari.

"Astaga, aku benar-benar sudah menikah ya?" Lagi-lagi pertanyaan itu kembali ia pertanyakan pada dirinya sendiri.

"Iya cantik, kamu sudah menikah denganku." Tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya. "Kamu sudah makan?"

"Sejak kapan kau disini?" Bukannya menjawab, gadis itu malah bertanya ketus.

Kyo mengambil sebuah apel merah yang tersaji di atas meja. "Jawab pertanyaanku dulu," Ia menggigit apel yang tadi diambil. "Akan kujawab pertanyaanmu setelah itu."

"Sudah, aku sudah makan." Carrita menjawab masih dengan nada yang ketus. Kyo terkekeh melihat istrinya yang kembali kesal tanpa sebab.

"Baru saja, aku tadi tiba saat kamu melihat-lihat cincin pernikahan kita." Kyo masih asik menggigit apel sambil terus menatap kearah Carrita. Gadis itu masih belum terbiasa ketika Kyo memperjelas status pernikahan mereka. "Tidurmu nyenyak kan semalam?"

"Tentu saja aku tidur nyenyak di kamar sendiri. Kenapa kau bertanya? Tidurmu seperti tidak nyenyak saja." Carrita mengambil segelas teh kemudian meminumnya.

"Yah.. karena kamu terlihat seperti orang frustasi yang ingin mengakhiri hidup."

Carrita kaget sampai menyemprotkan teh yang tadi diminumnya, untung saja Kyo duduk di sebelahnya. "Apa maksudmu?" Carrita meletakkan cangkir tehnya di atas meja.

"Kamu berdiri di atas jendela. Siapapun pasti mengira kamu akan melompat, benar kan?" Kyo melihat teh yang menetes dari bibir Carrita. "Oh tunggu, aku akan membantumu." Kyo mendekatkan wajahnya kemudian mencium bibir Carrita yang basah karena teh. "Sudah selesai, tehnya lumayan manis ya." Buru-buru Kyo menjauhkan tubuhnya dari Carrita. Mata gadis itu sudah melotot karena perbuatan Kyo barusan.

"BERANINYA KAU MENCIUMKU LAGI?" Carrita berteriak kencang. Kyo menutup kedua telinganya dengan tangan.

"Aku pergi dulu, istriku. Nanti malam aku akan datang lagi untuk pesta kedewasaanmu." Kyo berjalan mundur. "Lain kali waspadalah, karena bibirmu bisa saja kucuri lagi." Kyo mengedipkan sebelah matanya. "Aku mencintaimu," Sebelum pergi, Kyo memberikan kiss bye nya pada Carrita.

"DASAR RAMBUT JERUK SIALAN!" Carrita kembali menghentakkan kakinya kesal. Ia menggosok-gosok bibirnya dengan tangan.

Maria yang dari tadi mengintip di jendela gemas melihat tingkah laku pengantin baru itu. Selama ini ia hanya menelan informasi bulat-bulat tentang Pangeran Kyo. Orang yang rumornya tiran tanpa belas kasih dan jarang tersenyum itu rupanya sangat lembut dan hangat pada istrinya. Maria kira, hidup Carrita akan menderita karena menikah tanpa cinta. Tapi sekarang Maria yakin, pelan-pelan orang yang dipanggilnya tuan putri itu akan melupakan cinta pertamanya, Duke Karma.

"Tuan Putri, nanti malam pesta kedewasaan anda. Sekarang anda harus mandi, mari saya antarkan." Maria yang masih menahan rasa gemas itu mendatangi Carrita. Sedangkan Carrita masih asik meremas-remas kulit buah jeruk.

"OH! Aku hampir saja lupa!"

"Tuan Putri hanya mengingat suami anda yang tampan itu kan?" Maria menggoda Carrita lagi.

"Dilihat dari segi manapun, pria kurang ajar itu tidak tampan sama sekali." Carrita melangkahkan kakinya duluan dengan kesal. Maria menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Carrita yang sudah berjalan duluan menjauhinya.

Silent WhispersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang