21. Regret

13 1 1
                                    

Bila aku tak baik untukmu
Dan bila dia bahagia dirimu
Aku kan pergi meski hati tak akan
rela

Tangan Carrita bergetar hebat hingga kertas yang dipegangnya jatuh ke lantai. Airmatanya tidak bisa berhenti mengalir. Daritadi dadanya terasa sesak, seperti terisi penuh.

Tulisan Kyo bisa terbilang sangat bagus. Karena sangat bagus itulah, Carrita bisa merasakan sensasi sakit yang luar biasa ketika membacanya. Kata demi kata yang ditulis Kyo seperti cambukan untuknya. Terasa perih, namun ia harus menerimanya.

Seharusnya kamu memaki dan membenciku. Aku layak untuk dimaki dan dibenci

Andai kamu tahu cintamu benar-benar membuatku terlihat seperti orang jahat. Cinta tulus seperti ini tak seharusnya ku dapatkan.

Carrita mengumpulkan kekuatan karena untuk sekedar berdiri saja kakinya tak mampu. Tapi ia tetap mencoba berdiri. Padahal dadanya semakin sesak akibat menangis.

Kyo, kenapa kamu tetap tersenyum padahal hatimu terluka parah?

Susah payah Carrita kembali ke kamar Kyo. Pria tampan itu masih tidak bergerak, seperti masih nyaman dengan tidur panjangnya.

Mata Carrita yang sudah sembab itu menatap lurus kearah Kyo, pria yang sangat mencintainya.

Sebesar itukah cintamu padaku?

"Kamu bilang kemarin kalau kamu mudah cemburu, kamu juga bilang kalau kamu bukan orang yang sabar." Carrita berhenti bicara untuk mengambil nafas. "Tapi nyatanya kamu masih bisa tersenyum bahkan tertawa lepas ketika dihadapanku. Padahal kamu tahu, setiap detik yang kamu habiskan denganku akan membuat luka hatimu bertambah parah. Kenapa kamu memilih tetap bersamaku? Kenapa?" Carrita mengambil tangan kiri Kyo, menempelkan tangan itu ke pipinya yang basah.

Tentu saja Kyo tidak akan menjawab segala pertanyaannya.

"Dulu aku memang berusaha mati-matian membuatmu benci padaku. Rasa cintaku pada Karma telah membutakan segalanya, sampai-sampai aku mengabaikan perasaanmu."

Aku bahkan tidak pernah memikirkan perasaannya. Aku benar-benar tidak menyangka kalau hatinya sangat terluka akibat ulahku.

"Kamu penyusun strategi perang yang hebat, kamu sangat cerdas. Tapi- tapi kenapa kamu bertindak bodoh dengan terus menyelamatkan nyawa orang yang tidak menghargai perasaanmu? Berkali-kali kamu mengorbankan dirimu atas dasar perasaan yang kamu sebut itu cinta. Apa yang kamu pikirkan?" Tangan kanan Carrita terulur, ibu jarinya mengelus pipi Kyo yang terasa sedikit hangat.

Kamu berpaku pada harapan yang sebenarnya kosong. Harapan yang kamu tahu tidak mungkin terwujud.

"Kalau saya di posisi Kyo, saya juga akan melakukan hal serupa. Apapun akan saya lakukan demi orang yang saya cintai."

Tiba-tiba Carrita teringat ucapan Haru. Pria yang sudah bersahabat lama dengan Kyo itu juga akan melakukan hal yang sama apabila wanita yang dicintai dalam bahaya. Carrita sempat berpikir kalau Haru akan menyalahkannya atas semua kejadian buruk yang menimpa Kyo, tapi nyatanya ia salah.

Dan hal itu makin membuat Carrita frustasi.

Gadis itu berpindah posisi ke tempat yang berlawanan. Ia merangkak naik ke atas ranjang. Mendekat ke sisi Kyo dan memeluk tubuh Kyo yang tidak dibalut perban.

"Aku yang bodoh karena tidak pernah melihat cintamu. Padahal kamu terus berusaha menekan rasa sakitmu dan memperlakukanku dengan baik, kamu bahkan tidak pernah melirik gadis lain. Tapi apa balasanku?" Carrita mulai terisak kembali. "Aku malah terus merengek memintamu untuk menceraikanku, aku juga berkata kasar, dan memperlakukanmu dengan sangat buruk." Carrita menempelkan wajahnya di tubuh Kyo. "Aku- aku- aku menyesal."

Silent WhispersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang