Hei, saat ini, tepat di sisimu
Ada begitu banyak cinta yang meluap
Karenanya sekarang, jangan menangis
Aku akan selalu berada di sisimuCarrita tetap tenang meski Ivonne terus mencoba mengintimidasinya, bibirnya yang mungil itu menyunggingkan sebuah senyuman. "Duke Karma memang datang ke istana untuk menemui saya," Jawabnya santai. "Apa yang aneh dengan itu?"
"Kalau saya boleh tahu mengapa anda mengundang Duke Karma?" Alis kanan Ivonne terangkat.
Carrita baru akan menjawab pertanyaan Ivonne, namun seseorang menyelanya. "Saya dengar dari tadi anda banyak sekali bicara ya, lady Ivonne." Suara berat ini membuat seluruh tatapan orang-orang tertuju padanya. "Tidakkah anda tahu kalau anda benar-benar berisik?" Secara terang-terangan menghina Ivonne.
Tidak ada alasan untuknya takut.
Semua lady berdiri untuk memberi salam. "Kami memberi salam pada Yang Mulia Pangeran."
Carrita kaget karena secara tiba-tiba Kyo datang.
Ivonne mulai ketakutan karena tatapan sinis pria yang sekarang ada di sebelah Carrita. "Mohon maaf jika pertanyaan saya menyinggung, saya hanya ingin memastikan rumor yang beredar di kalangan bangsawan."
"Bangsawan mana yang berani menghina istri saya? Bisa anda sebutkan namanya?"
Sial!
"Saya tidak bisa menuduh sepihak, berita tersebut belum pasti. Karena itu saya bertanya langsung pada Yang Mulia Putri."
"Tapi daritadi saya dengar, anda seperti orang yang sudah yakin kalau putri berkencan dengan Duke Karma. Apa saya salah mengira?" Kyo menatap Ivonne tajam, gadis itu membuang pandangannya kearah yang lain. "Atau jangan-jangan anda ada di lokasi kejadian? Mengingat daritadi anda menyudutkan istri saya."
Pertanyaan Kyo membuat mulut Ivonne bungkam. Suasana menjadi sunyi ketika Ivonne tak lagi bicara, ia sudah kehabisan kata-kata. Lady lainnya tak berani angkat bicara, mereka semua takut.
Carrita mengerti keadaan tea party ini semakin tidak konsusif, ia menarik-narik lengan baju Kyo pelan agar pria itu berhenti.
"Sudah, kamu membuat yang lain ketakutan." Bisik Carrita di telinga Kyo. Pria itu mengangguk menuruti kata-kata istrinya.
"Untuk hari ini saja saya berbaik hati. Kalau saya mendengar pertanyaan tidak sopan atau bentuk intimidasi apapun terhadap istri saya, maka jangan salahkan saya jika sesuatu yang buruk terjadi pada kalian." Kyo menarik tangan Carrita hingga gadis itu berdiri. "Ini peringatan pertama dan terakhir untuk anda, lady Ivonne."
"Terima kasih atas undangannya lady Claudia. Selamat siang." Carrita masih bisa berpamitan meski tangan Kyo terus menariknya keluar dari tenda. "Hei, apa kau marah?" Kyo melepaskan tangan Carrita ketika mereka berdua sudah ada di luar. Untung sajs keadaan sangat sepi, jarang orang berlalu-lalang.
"Ya, aku sangat marah." Suaranya masih terdengar sangat kesal. Carrita malah menertawakannya. "Kenapa kamu tertawa?"
"Aku hanya tidak menyangka kau akan ada disana. Bagaimana bisa?"
"Itu-"
"Iya, pergilah"
Selesai memberi izin, Kyo memang meminta para pengawal pribadinya untuk berangkat terlebih dahulu. Sementara ia malah sibuk mengikuti istrinya. Pada dasarnya ia penasaran, ia ingin melihat Carrita bertahan hidup di medan pertempuran antar sosialita.
"Pertunangan anda dengan Duke Karma telah dibatalkan karena anda menerima pinangan Pangeran Kyo. Apakah rumor bahwa anda berselingkuh dengan Duke Karma itu benar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Whispers
FantasyMencintai atau dicintai, keduanya serupa namun tak sama. Tergantung bagaimana cara kita melihat dan merasakannya [Update terus kalo lagi gak writer block]