22. Second Time

6 2 0
                                    

Jika senyum mu saja bisa
Mencuri detak jantungku
Maka hanya pelukanmu yang bisa
Menyapu seluruh hatiku

Dunianya seakan runtuh ketika tangannya tak merasakan nafas dari hidung suaminya. Haru juga bergerak menyentuh bagian dada Kyo, wajahnya nampak panik ketika jantung sahabatnya tak lagi berdetak. Haru terduduk di lantai tak mampu lagi berdiri.

"Katakan padaku apa yang terjadi! Kyo tidak kenapa-kenapa kan? Dia masih hidup kan?" Haru tetap diam ketika gadis itu menjejalinya dengan berbagai macam pertanyaan. "Haru jawab aku!" Karena kesal ia lupa bersikap sopan.

"Kyo-"

"Apa? Ada apa dengannya? Kyo kenapa!"

"Kyo sudah tidak bisa lagi bersama dengan kita." Jawabnya dengan suara parau. Ia kecewa dengan dirinya sendiri.

"Bohong, kau pasti bohong! Periksa lagi, kumohon." Carrita menggoyang-goyangkan pundak Haru kencang, sedangkan lawan bicaranya hanya bisa diam. Air matanya mulai menetes. "Kau bohong kan?" Nada bicaranya mulai melemas, ia tak sanggup menerima kenyataan yang menyakitkan seperti ini.

Kyo, aku bahkan belum sempat minta maaf

"Saya tahu ini berat, tapi anda harus merelakannya."

"RELA? TIDAK! AKU TIDAK RELA! TIDAK!" Carrita berteriak meraung-raung sambil menangis.

Tidak

Tidak

Tidak

Ini tidak mungkin terjadi

"Hah hah hah!" Gadis itu susah payah membuka kedua matanya. "Oh itu mimpi. Loh, Kyo dimana? Kenapa tidak ada." Baru saja ia menghela nafas, ia baru sadar tidur di ranjang Kyo. Tapi pria itu tidak ada disana, kemana dia?

"Aku disini." Carrita buru-buru menoleh ke sumber suara. "Selamat pagi cantik." Gadis itu melongo ketika melihat orang yang menyapanya barusan.

Orang yang daritadi dicarinya itu sedang duduk santai di sofa sambil menatap lurus kearahnya. Carrita menutup matanya dengan tangan kiri karena cahaya pagi yang terlalu silau.

 Carrita menutup matanya dengan tangan kiri karena cahaya pagi yang terlalu silau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata kamar Kyo memang sangat terang di pagi hari. Apalagi kamarnya yang tanpa jendela, sinar matahari bisa masuk menyinari seluruh ruangan.

"K-kamu sudah bangun?" Seakan gagu, ia tak tahu harus berkata apa ketika melihat sosok nyata Kyo yang masih setia memandanginya sambil tersenyum.

Pertanyaan bodoh seperti tadi pun tanpa sengaja terlontar dari mulutnya.

"Sudah, aku bangun sebelum kamu."

"Tap-tapi kenapa- aku- itu."

"Maksudmu kenapa kamu ada di ranjang?" Carrita menganggukkan kepalanya.

"I-iya, kamu kan masih sakit. Kenapa kamu disana dan aku yang disini."

Silent WhispersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang