12. Just One Date

610 16 0
                                    

Aku tak bisa hilangkan, kamu
Kali ini hati dan pikiranku
Keduanya menginginkanmu

Tiga hari berlalu pasca pesta kedewasaan, Carrita mengirimkan surat undangan pada Karma secara pribadi. Selesai menulis, pengawal pribadi yang diutus Carrita pun berangkat ke mansion Karma.

Ia menjatuhkan tubuhnya di ranjang, otaknya berpikir sembari memandangi langit-langit kamar yang penuh ukiran ala Yunani itu.

Rambut jeruk itu pasti akan menggangguku. Apa ya yang sebaiknya aku lakukan agar dia tidak berkeliaran di istana seharian?

"Kamu sedang apa?"

Sebuah pertanyaan membuat Carrita kembali duduk, refleks ia melihat kearah sumber suara.

Wajahnya bersungut-sungut kesal karena orang yang baru saja ia pikirkan datang tiba-tiba. "Kau tidak diajari tata krama ya? Kenapa kau masuk tanpa mengetuk pintu?" Tanya Carrita ketus. "Dasar hantu, datang dan hilang tiba-tiba." Lanjutnya.

"Memangnya salah ya kalau suami masuk ke kamar sendiri?" Kyo menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang Carrita, gadis itu menggeser tubuhnya agar menjauh dari Kyo. "Aku bukan hantu, kamu saja yang tidak pernah menyadari keberadaanku."

Dia menyindirku ya?

"Ini kamarku, kau tidak bisa seenaknya masuk kemari."

"Bukan kamarmu, ini kamar kita." Kyo memejamkan matanya. "Kamu yang memintaku untuk tinggal di Carisvar, ingat?"

Dengan kesal Carrita menggertakkan giginya. "Kau tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan? Kenapa malah bersantai disini?" Kyo bergeming, ia tidak menjawab saat Carrita mengomelinya. "Cepat sekali tidurnya? Kau pura-pura tidur kan?" Pertanyaan Carrita masih tidak terjawab, Kyo masih memejamkan matanya dengan tenang. "Apa jangan-jangan kau mati? Halo? Jangan mati di kamarku." Carrita melambaikan tangannya di depan wajah Kyo. Kedua mata itu sama sekali tidak terbuka.

"Tumben sekali kamu banyak bicara, sayang?" Secara tiba-tiba Kyo menarik tangan Carrita hingga gadis itu jatuh ke dalam pelukannya. "Aku hanya ingin bersantai dan melihatmu sebentar, karena aku akan pergi ke Kerajaan Barat. Ada sesuatu yang harus aku urus." Kyo meletakkan tangan kiri Carrita di pipinya. "Aku ingin dimanja istri kesayanganku sebelum pergi selama dua hari." Kedua tangan Kyo mendekap tubuh kecil Carrita.

"Ini masih siang, jangan terlalu banyak bermimpi." Jawab Carrita ketus. "Lepaskan aku." Gadis itu berontak, mencoba untuk melepaskan diri. Tapi percuma saja, perbedaan tubuh mereka berdua terlalu jauh.

Kyo pergi selama dua hari? Akhirnya aku bisa bebas pergi bersama dengan Karma tanpa takut ketahuan.

"Kenapa kamu ketus sekali sih?" Kedua matanya terbuka. Mata itu menatap lurus kearah lawan bicara yang selalu setia memberinya tatapan tajam. Padahal Kyo selalu menatap Carrita penuh cinta.

"Siapa yang memintamu menikahi gadis ketus sepertiku?"

"Tidak ada."

"Lalu?" Nada Carrita masih saja ketus, kedua tangannya juga masih berusaha melepaskan dekapan Kyo.

"Ya aku menikahimu karena aku mencintaimu tentu saja." Kyo menjawab pertanyaan Carrita dengan jujur.

Carrita mengerlingkan matanya. "Mencintai gadis yang tidak pernah kau temui sama sekali? Omong kosong macam apa yang kudengar ini?"

Kyo tersenyum, kemudian mengelus kepala gadis itu pelan-pelan. "Kamu tidak akan mengerti."

"Mana mungkin aku bisa mengerti, kau saja tidak menjelaskannya padaku." Carrita memukuli dada Kyo hingga pria itu meringis kesakitan. "Lepaskan aku rambut jeruk. Dasar rambut jeruk sialan." Carrita memukuli dada bidang Kyo dengan keras.

Silent WhispersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang