Lie: 11' Brownies Telur Asin

173 63 22
                                    

Mahesa menatap tanpa minat ke layar ponselnya, kemudian menaruh benda pipih itu di meja. Jarum pendek pada jam yang bertengger di tangannya telah menunjuk ke angka dua belas.

Sebelum merealisasikan niatnya yang hendak pergi ke luar, tiba-tiba perut Mahesa terasa sangat mual. Dia berlari ke kamar mandi dan langsung memuntahkan isi perutnya di wastafel. Awalnya Mahesa hanya memuntahkan Indomie telur bercampur air liur, tetapi lama kelamaan hanya cairan bening saja yang keluar. Alih-alih merasa lega, rasa mual itu justru semakin menyiksanya.

Mahesa mengerang seraya mencengkeram perutnya. Suara khas orang muntah memenuhi bilik air tersebut. "Argh ... makanan gue udah keluar semua!" Dia merutuki perutnya yang masih terasa pedih.

Air liur yang dimuntahkan Mahesa telah digantikan oleh darah kental dengan warna merah yang pekat. Netra laki-laki itu membulat sempurna. Keadaan semakin diperparah ketika rasa panas mulai membelenggu tenggorokan. Rasa nyeri ikut menggerogoti perut Mahesa, seakan-akan ada ribuan jarum yang menusuknya.

"Argh ... sial!" Erangan itu terdengar amat memilukan. Mahesa tidak pernah merasa sesakit ini sebelumnya, sehingga sebuah cairan bening tanpa sadar mulai membanjiri pelupuk matanya.

Darah tak lagi keluar. Mahesa merasa sedikit lega meski rasa nyeri itu tetap ada. Tidak lama kemudian, dia merasa ada sesuatu yang sangat mengganjal tenggorokannya. Mahesa berusaha memuntahkan benda itu sampai rasa panas kembali membakar saluran pernapasannya tersebut.

"Berengsek!" umpatnya ketika berhasil memuntahkan sesuatu yang ternyata adalah seikat untaian rambut kusut yang disertai darah. Tentu saja Mahesa merasa jijik, sehingga dia buru-buru berkumur menggunakan air keran. Laki-laki itu menatap pantulan dirinya di cermin yang terlihat sangat kacau. Kemudian mengepalkan tangan dan memukul wastafel sampai tulang-tulang jarinya terasa ngilu.

Mahesa mengabaikan ponselnya yang berdering di luar sana. Karena rasa sakit itu kembali menikamnya tanpa ampun.

***

Anak Perunggu

>> Matahari telah terbit.

>> Dukun Nathan telah digantung dan dibunuh semalam. Pencuri hendak mencuri ke rumahnya, tetapi gagal.

Heaven
Heh? Gimana?

Felix
Nathan digantung, lalu dibunuh sama si pencuri.

Sean
Nana dukun? Kaget, sih.

Felix
Sama.

Ray
BUSET, DEMI APA?! PENCURI BERENGSEK!

Sean
Sabar, Ray.

Felix
Ray, Nathan juga mati karena digantung.

Ray
Siapa aja yang semalem vote Nana?!

Shan
Gue nggak bermaksud nge-vote dia, beneran murni kepencet. 🙏

Ray
Cih.

Shan
Semalem yang lain juga banyak kok yang vote Nathan, jangan salahin gue dong.

Jeano
Karena lo pencetusnya.

Shan
Kan gue udah bilang, itu kepencet. Ngapain pada ikutan vote?

The Dead Friendship || 00L ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang