Lie: 23' Pengakuan Si Mafia

95 35 16
                                    

"Tangan lo kenapa lagi, Kak?"

Kurang lebih pada pukul 17.30, Friday baru saja memijakkan kaki di rumahnya. Laki-laki bersurai cokelat itu disambut oleh suara gemericik air yang berasal dari wastafel dapur. Kedua kaki jenjangnya praktis melangkah menjemput sumber suara tersebut.

"Biasa, kecelakaan kecil," jawab Christ sembari memastikan tangannya bersih dari bercak-bercak darah.

"Baru pulang?"

Christ mematikan keran wastafel, berbalik badan dan mengangguk. Betapa lelah dirinya sekarang, pergi bekerja sejak kemarin malam dan baru kembali sore ini. "Kenapa baru pulang jam segini?" Dia balik bertanya.

"Mampir ke makam."

"Temen lo meninggal lagi? Ini udah yang keberapa?" Seolah ada kecurigaan yang tersirat dari nada bicara Christ.

Friday menaikkan bahunya sekilas. "Udah takdir mereka," jawabnya acuh. "Ada daging di kulkas, kemarin dikasih tetangga."

Sang kakak berjalan mendekati lemari es dan membukanya. Ada sekantung daging di sana. Christ mengendus benda lunak itu yang mengeluarkan bau cukup menyengat. "Ini buat Kakak? Lo mau nggak?"

Si surai cokelat menunjukkan ekspresi jijik. "Nggak!" tolaknya dengan keras. Kemudian Friday kembali berujar dengan tatapan memelas. "Kak, gue laper."

"Hai, Laper. Gue Christ." Laki-laki berhidung mancung itu terkekeh ketika adiknya melayangkan tatapan horor sekaligus menusuk, seolah bisa menikamnya kapan saja. "Mau apa? Di kulkas cuma ada brokoli," kata Christ.

"Terserah."

"Nggak ada makanan terserah, Sky. Kakak bikinin brokoli blender pakai garam aja, ya?" Christ bertanya seraya mengambil segenggam brokoli di kulkas. "Maklum, menu akhir bulan.

Friday mendengus kesal. Bukankah nama lain dari makanan yang dimaksud kakaknya adalah bubur MPASI versi kaki lima? Hei, dia bukan bayi! "Itu bukan menu akhir bulan, melainkan akhir zaman," sindirnya.

"Emang lo mau makan Rinso?"

"Kak, mau nanya," sahut Friday. "Soal itu ...." Tiba-tiba dia memelankan suaranya, seolah tak memiliki nyali untuk berbicara serius dengan sang kakak.

"Soal apa?"

***

Romusha

>> Malam ketujuh telah tiba ....

Mahesa
Jadwal pemilu, ya?

Shan
Iya, lo calonnya.

Mahesa
Maksud?

Shan
Gue kekurangan orang buat dituduh, mungkin ini jatah lo.

Mahesa
Asem.

>> Mafia pergi mencari mangsa.

Heaven
Gacor banget si mafia.

Friday
Gue masih nunggu gila.

Mahesa
Semangat, Supri. Gue tungguin sampai lo gila.

Friday
Sending picture.

FridaySending picture

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Dead Friendship || 00L ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang