Bepergian seorang diri memang sudah kebiasaan Lauren sejak dahulu. Mungkin jika ayah nya tahu bahwa ia kabur ke Mapleqeaf Kingdom, bisa-bisa dirinya dipukuli sebab Duncan memiliki ketakutan bahwa kekuasaan nya akan jatuh kepada orang lain yang bukan darah daging nya sendiri.
Isi tas Lauren hanya membawa barang-barang berharga berupa uang, obat herbal, dan kebutuhan lainnya tanpa pakaian.
"Beruntung sekali waktu kecil aku pernah kemari, jadi rasanya tidak asing." ucap Lauren.
Lauren membayar seorang kusir untuk mengantarkannya sampai tujuan yang tertera dalam surat tersebut menggunakan kereta kuda yang dinilai tidak murah.
"Maaf boleh kah aku bertanya?" kusir yang sedang memegang tali kekang untuk mengendarai kuda itu ingin bertanya kepada Lauren karena penasaran.
"Apa?" duduk dengan nyaman sembari membaca buku, Lauren tetap menjawab.
"Apa kau bangsawan?"
"Dari pakaian yang ku gunakan bukankah sudah jelas bahwa aku adalah seorang bangsawan? Ya, aku adalah seorang Marquess di masa depan." Lauren sengaja memamerkan gelar nya kemudian menghela nafas kasar.
"M-maaf, Your Grace."
"Apakah alamat yang kuberikan tadi masih jauh?" Lauren memasukkan buku nya kembali ke dalam tas lalu memilih melihat pemandangan di luar.
"Cukup jauh, lalu setelah itu kau harus menaiki perahu Your Grace. Karena rumah itu berada di tengah danau."
"Dia memilih rumah yang bagus rupanya."
Lauren lalu menatap ke depan dan melihat kedua tangan kusir yang penuh dengan luka. Ia tidak percaya memiliki rasa iba, "Tangan mu terluka, mengapa?"
"Aku bekerja cukup keras untuk menghidupi putri ku, Your Grace."
"Putri mu?"
"Benar. Sebagai seorang ayah aku ingin yang terbaik untuk nya. Karena yang terpenting adalah kebahagiaan nya. Aku percaya setiap tetes keringat yang dikeluarkan seorang ayah untuk mencari nafkah adalah setiap jengkal perjuangan doa dan pertumbuhan bagi anak nya." tanpa sadar kusir itu tersenyum namun mata nya berkaca-kaca. "Maaf membual, Your Grace." kemudian ia menghapus air mata nya yang jatuh.
"Berapa umur nya?" tanya Lauren lagi.
"Dua tahun."
Lauren mengangguk paham. "Aku juga memiliki seorang putri, seperti nya ia seumuran dengan putri mu."
"Wah, kukira kau masih lajang Your Grace!"
Lauren tersenyum tipis tanpa menjawab lalu mengalihkan pandangan nya kembali ke luar dari jendela di sebelah nya.
Dan tak terasa perjalanan hampir tiba, walaupun belum sampai di tujuan dan membutuhkan perahu itu cukup membuat Lauren lega.
Kusir itu membuka kan pintu untuk Lauren, "Selamat menikmati perjalanan mu, Your Grace!" kusir tersebut membungkuk hormat kepada Lauren.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOUMENT (END)
Romance[Sequel of "RETROVAILLES"] GIEDENSERA #2 ENOUMENT : perasaan getir yang muncul di masa sekarang. Berharap bisa kembali ke masalalu. Bagai "hitam dan putih" itu lah yang menggambarkan hubungan ini. Perjuangan cinta adalah saat kalian saling menguatka...