Demi menghindari pertemuan dengan Helios, Rosaline pergi ke Giedensera Castle untuk menemui saudara nya disana. Siapa lagi jika bukan Aeros dan istri nya, Everdeen.
Rosaline bahkan tidak mengabari Aeros bahwa dirinya pergi kesana dan itu cukup membuat pasangan suami istri itu terkejut.
"Rosaline?" Aeros dan Everdeen diatas tangga terkejut melihat Rosaline yang sudah berdiri di ruang tamu nya.
"Your Royal Highness, brother." Rosaline memberi salam hormat dengan melakukan curtsy. "Your Royal Highness, Princess Everdeen." tak lupa Rosaline juga memberi salam hormat kepada istri dari saudara atau kakak ipar nya itu.
Everdeen menuruni tangga untuk menyambut adik ipar nya itu, senyuman ramah terpampang dari bibir nya. "Bagaimana kabar mu, Rosaline?" Everdeen berpelukan singkat dengan Rosaline.
"Tentu saja aku sangat baik, Princess." jawab Rosaline mengulum senyum.
Aeros pun ikut menuruni tangga, "Apa kah sesuatu terjadi? Mengapa kau datang secara tiba-tiba tanpa memberi kabar terlebih dahulu."
"Aku hanya ingin kemari. Dimana Charlotte dan Aeros kecil?" tanya Rosaline menanyakan dua keponakannya itu.
Perlu diketahui bahwa Aeros, Putra Mahkota Valcke menikahi seorang putri kerajaan yang berasal dari Dulcinea Kingdom bernama "Princess Everdeen" dan telah memiliki dua anak. Yang pertama adalah seorang anak perempuan bernama "Charlotte" setelah itu ada seorang anak laki-laki bernama "Aeros" yang sama dengan sang-Ayah.
"Charlotte dan Aeros sedang pergi ke sekolah kursus bahasa. Dua anak itu sedang sibuk sekarang." balas Everdeen.
Ketiga orang tersebut memutuskan mengobrol di ruang keluarga dengan obrolan ringan tentang keluarga diselingi canda dan tawa. Setidaknya ini mengurangi pikiran Rosaline tentang Helios, sebab kejadian di perpustakan tadi membuat nya terus terbayang-bayang.
"Dimana ksatria pelindungmu Rosaline? Mengapa ia tidak ikut?" Aeros bertanya-tanya karena saudari terkecil nya itu memang selalu bersama Helios dimana pun, kapan pun.
Rosaline yang sedang menyesap teh tersedak. "Apa?"
Everdeen mengeryitkan alisnya, senyuman nya tampak mencurigakan. Tampaknya Everdeen peka terhadap sesuatu. Sementara Aeros pun ikut kebingungan dengan reaksi Rosaline.
"Ksatria ku? Dimana kah dia? Ah benar! Aku membiarkannya beristirahat terlebih dahulu." jawab Rosaline sedikit gugup.
"Ngomong-ngomong bagaimana rencana mu pada Debutante Ball nanti? Kau ingin kriteria seperti apa yang cocok menjadi pendamping hidupmu? Sosok yang akan kau pilih sebagai pasangan hidup akan menentukan bagaimana kau menjalani sisa hidupmu nanti, pilihlah dengan bijak Rosaline." Aeros mendukung apapun pilihan Rosaline, namun sudah pasti ayah mereka akan tetap ikut berkontribusi dalam hal ini.
"Kenapa aku harus menikah? Padahal ayah dan ibu sudah memiliki cucu, baik laki-laki atau pun perempuan." Rosaline menghela nafas. "Sejujurnya, aku tidak tahu harus memilih siapa."
Everdeen memahami kondisi Rosaline.
"Jika menikah hanya karena wajahnya yang rupawan, kelak kau akan merasakan ketidakpuasan dari penampilan pasanganmu dan melihat orang lain lebih baik dari pasanganmu. Tak ada hubungan, kesatuan, atau kebersamaan yang lebih indah, lebih bersahabat, dan lebih menyenangkan daripada pernikahan yang baik." Aeros memberi nasihat kepada adik bungsu nya itu.
"Brother, bagaimana jika aku menikah dengan pria biasa tanpa darah bangsawan yang mengalir pada tubuhnya?" tanya Rosaline tiba-tiba.
Aeros dan Everdeen saling menoleh satu sama lain. Kecurigaan Everdeen makin menjadi-jadi.
"Kau sedang jatuh cinta pada pria biasa?" Aeros menyilangkan kedua tangan nya di depan dada dengan aura sedikit mengintimidasi.
"Tidak, aku hanya bertanya saja."
"Semua orang mampu memilih pasangan, tapi hanya sedikit dari mereka yang mampu bertahan pada pilihannya. Siapapun itu, restu orang tua sangat penting Rosaline. Ayah dan ibu ingin yang terbaik untuk mu."
"Baiklah..." kata Rosaline sedikit lemas.
"Duke, Marquess, Earl atau Count, Viscount, Baron? Setidaknya kau sudah memikirkan ini. Ini adalah saran untuk mu dari ku, Rosaline." Everdeen sengaja menguji Rosaline untuk mendapatkan jawaban apakah kecurigaan nya benar.
"Aku akan mengikuti perkataan ayah saja."
"Setelah Debutante Ball diadakan, bukankah ayah dan ibu akan melakukan tugas-tugas kenegaraan selama beberapa hari?" Aeros mengalihkan pembicaraan.
"Benar."
Selain membicarakan perjodohan Rosaline, ketiga orang tersebut juga membicarakan politik dan tugas-tugas kenegaraan Valcke. Bagaimana pun sisi itu juga sama penting nya karena mereka adalah keluarga kerajaan. Meskipun pemerintahan Valcke didasarkan pada monarki konstitusional, dengan raja bertindak sebagai Kepala Negara; namun, semua kekuasaan untuk mengambil keputusan politik berada di tangan pemerintah terpilih dan Parlemen. Tetapi secara formal Raja masih mempunyai wewenang atas pemerintahan.
Sistem monarki dahulu pada zaman "King Kyros the Conqueror" pada 1AC menganut otokratis yang artinya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin memiliki kendali penuh untuk menentukan kebijakan dan prosedur, memutuskan tujuan apa yang ingin dicapai, dan mengarahkan serta mengawasi semua kegiatan organisasi, tanpa partisipasi dari bawahan ― namun karena kepemimpinan otokratis memiliki kekurangan seperti suasana kaku, mencekam, menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan karena bawahan tidak merasa nyaman ― beberapa tahun kemudian sistem ini berubah dan pada akhirnya Valcke menganut monarki konstitusional, hal ini berubah saat "King Roderick II" menaiki takhta nya.
Penguasa Monarki mengambil sedikit bagian langsung dalam pemerintahan. Keputusan-keputusan untuk memberikan kekuasaan berdaulat didelegasikan dari Penguasa Monarki, baik oleh statuta atau oleh konvesi, kepada para menteri atau para pejabat mahkota, atau badan-badan masyarakat lainnya, yang secara eksklusif dari pribadi Penguasa Monarki.
Kembali ke pembicaraan tiga keluarga kerajaan itu, tampaknya Rosaline memutuskan menginap di Giedensera Castle. Ia memang sudah izin kepada Kyros dan Valenca namun tidak mengatakan kepada Helios, sebagai ksatria perlindung nya bahwa dirinya pergi dan akan kembali besok pagi.
Waktu berlalu begitu cepat dan tanpa sadar matahari sudah mulai tenggelam.
Rosaline tidak bernafsu makan malam, ia memandangi bintang dari balkon kastil tersebut. Balkon ini mengingatkannya pada masa kecil, karena bagaimana pun keluarga nya dahulu tinggal di Giedensera Castle sebelum akhirnya Kyros menaiki takhta dan pindah ke Valcke Palace.
"Rasanya aneh, ibu pernah berkata bahwa saat jatuh cinta, dirimu akan cenderung melamun dan matamu tertuju pada orang yang kau cintai. Biasanya, kau akan melakukannya secara tidak sadar ― lalu mengapa wajahnya yang terlintas di otak ku? Sadar lah Rosaline!" Rosaline memukul ringan kepala nya.
Langit menjadi gelap, dicat biru di atas biru, satu goresan pada satu waktu, ke dalam nuansa malam yang semakin dalam. Bulan akan memandumu melewati malam dengan kecerahannya, tapi dia akan selalu tinggal dalam kegelapan, agar terlihat.
Gaun putih gading yang dikenakan oleh Rosaline bergerak lembut sesuai ritme karena sepoi-sepoi angin malam yang menyapu Valeria, ibu kota Valcke saat itu. Rosaline merenung sembari menatap langit, "Helios... Helios Breisacher... Siapa kah kau sebenernya?"
Tiba-tiba rintik-rintik hujan mulai menjatuhi tanah, Rosaline memutuskan kembali ke dalam kamar nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Next?
Jangan lupa vote + komen + share! 🤍
@N.Z.K
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOUMENT (END)
Romansa[Sequel of "RETROVAILLES"] GIEDENSERA #2 ENOUMENT : perasaan getir yang muncul di masa sekarang. Berharap bisa kembali ke masalalu. Bagai "hitam dan putih" itu lah yang menggambarkan hubungan ini. Perjuangan cinta adalah saat kalian saling menguatka...