75 : COMMENCEZ MAINTENANT!

188 26 0
                                    

Setelah memasuki area istana, Lauren memutuskan untuk turun dari kereta kuda dan kembali ke tempat dimana ia dan Helios merencanakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memasuki area istana, Lauren memutuskan untuk turun dari kereta kuda dan kembali ke tempat dimana ia dan Helios merencanakannya.

Aragorn berfokus pada tugas yang diberikan oleh sang Ayah terkait diplomasi, ia memilih membuang pikirannya terkait keberadaan Rosaline. Walaupun dalam hati kecil, Aragorn sangat ingin menemui Rosaline, akan tetapi rasa kekecewaannya sungguh dalam.

"Aragorn, kau tetap tidak ingin menemui Rosaline?" tanya Abigaia kepada suami nya itu.

"Masih ada banyak urusan yang harus kulakukan. Nanti kita bicarakan lagi, hm?" jawab Aragorn sembari tersenyum kepada Abigaia.

"Apakah setelah ini kita perlu memberitahu ayah dan ibu?"

Aragorn terdiam. "Ada banyak kekecewaan dan keluarga kita cukup lama menahan kesedihan karena melupakan kejadian bahwa Rosaline tega meninggalkan keluarga nya― terlebih ayah yang menerima cukup hujatan dari sebagian penduduk, karena mengira didikannya pada Rosaline tidak sebaik ia memerintah. Aku sangat marah bila dipikirkan kembali." Aragorn menghela nafas kasar.

"Lord Linbergh berkata ia telah memiliki seorang anak dan mengandung pula."

"Kau ingin menemuinya? Silahkan. Aku tidak melarang."

"Aku siap untuk membahas lebih lanjut tentang isu-isu perdagangan dan diplomasi. Aku yakin bahwa Kerajaan Valcke dan Mapleqeaf dapat bekerja sama dengan baik untuk keuntungan kedua belah pihak. Setelah perjanjian ditandatangani, perlu ada pengawasan dan pelaksanaan yang ketat untuk memastikan bahwa semua poin dalam perjanjian dipatuhi." Abigaia memilih membahas yang lain.

Sementara itu, Lauren pergi ke dermaga untuk mengecek sesuatu perihal keberangkatannya kembali menuju Tirion. Ia memiliki salah satu kenalan disana.

"Kapan keberangkatan terakhir menuju Valcke?"

"Lusa, Your Grace. Keberangkatan akan dilakukan lebih awal karena kami harus transit terlebih dahulu di Skylesice. Dan jika terlalu lambat, badai salju akan memperlambat perjalanan."

"Lusa?!" Lauren tampak terkejut, "Tak bisakah lebih lama lagi? Itu tidak seperti perjanjian awal." Lauren berusaha bernegosiasi.

"Sayangnya tidak bisa Your Grace. Dalam perjalanan menuju wilayah Skylesice akan ada banyak sekali pulau atau batu es. Maka dari itu, demi keselamatan kami harus berangkat lebih awal. Terlebih, seperti yang kau tahu Lord Linbergh, jika musim dingin tiba, Skylesice akan membeku."

Lauren memikirkan Helios yang sudah pasti tidak bisa menemani Rosaline melahirkan.

"Aku akan memikirkannya secara matang-matang. Baiklah! Lusa aku bersama rekan ku akan berangkat, siapkan beberapa keperluan untuk kami. Karena aku akan membayarmu mahal." Lauren membulatkan keputusannya, ia akan memaksa Helios ikut bersamanya.

Hanya itu lah kesempatan yang ada.

*****

Helios dan Rosaline berdiri di depan balai kota. Di tengah keramaian, pasangan itu menikmati waktu berdua dengan membeli beberapa manisan untuk di santap.

"Aku mulai merasakan sebentar lagi bayi pada tubuh ku akan lahir ke dunia."

"Benarkah?" tanya Helios khawatir.

"Tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja." Rosaline menyuapi Helios dengan buah rasberry yang ada di tangan nya.

"Musim dingin akan segera tiba. Selama tidak ada aku, aku akan mempekerjakan beberapa orang untuk mengurus rumah atau pun Kebutuhanmu. Pakai lah pakaian yang hangat, duduk lah didepan perapian ketika kau merasakan dingin yang menusuk tulang, tentu saja jika ingin bermain salju tunggu lah aku. Dan Caerios, andai ia mencariku, bilang saja ayah nya sedang berjuang untuknya."

Ucapan Helios menyayat hati Rosaline.

"Boleh aku meminta satu helai rambutmu? Setidaknya itu akan mengobati rasa rindu ku."

Cukup memilukan.

"Aku akan memberikannya ketika sampai di rumah. Apapun untukmu. Untuk alasan yang tidak bisa dijelaskan, jangan pernah takut untuk sendiri. Karena aku akan selalu bersamamu... Ingat ini Rosaline, aku meremasnya di tanganku sampai jariku berdarah. Sebagai seorang anak aku tidak pernah mengerti bagaimana cinta. Aku menyukai hal-hal yang membuatku bahagia, aku menghindari hal-hal yang membuatku menangis― mari buat dunia ini dipenuhi oleh kebahagiaan kita!" Helios tersenyum lebar sembari kedua bola mata nya menatap Rosaline.

"Kita akan bersama selamanya." Rosaline menggengam tangan Helios.

"Jika aku mati, tolong hidup untukku." tatapan nya berubah menjadi sendu.

Mendengar kata-kata barusan membuat Rosaline melepaskan genggaman tangan nya dari Helios, wajah nya berubah menjadi pucat dengan setitik air mata yang mulai terlihat. Menandakan rasa takut terlukis di wajahnya.

Helios merasa bersalah karena membuat suasana hati Rosaline berubah menjadi sedih. "My Love..." Helios memberikan pelukan hangat.

"Bagaimana jika itu kebalikannya?" tanya Rosaline masih penuh dengan rasa kesedihan.

"Tidak!"

Rosaline melerai pelukan singkat itu guna mengambil nafas untuk menenangkan diri.

"Kuharap cinta kita tidak pernah menjadi tua. Kuharap lima puluh tahun, seratus, atau pun seribu tahun ke depan jiwa kita masih sama seperti sekarang, kuharap tubuhmu selalu di sampingku dan kuharap hidupku dihabiskan dengan mencintai satu-satunya yang bisa menemukanku. Kuharap detik ini sampai selamanya kita habiskan dengan mencintai satu sama lain."

"Aku tidak pandai berkata-kata dan bertindak, tetapi harus kau ketahui Helios, kau bernilai lebih dari satu juta puisi."

Helios tidak henti-henti nya tersenyum.

"Lukisan yang dibuat oleh salah satu penulis terkenal itu, saat anak ini lahir aku ingin membuatnya lagi bersamamu. Mari kita penuhi manor milik keluarga mu dengan lukisan-lukisan indah." Rosaline ingin menghapus kegelapan dan trauma yang ada di rumah Helios sewaktu kecil.

Helios mengangguk paham, "Mari lukis potret diri untuk setiap tahun nya. Agar keturunan kita tahu bahwa kakek atau nenek moyangnya memiliki cinta yang besar, kemudian mereka bisa mencontohnya." Helios mencolek hidung Rosaline.

Rosaline tertawa, "Kakek atau nenek moyang? Wah, memikirkannya membuatku cukup sedih. Apa dunia akan berlalu begitu cepat?"

"Bagaimanapun keadaan kita, sedih atau bahagia, waktu tidak pernah berhenti menunggu. Waktu tetap berjalan."

"Karena waktu begitu berharga, lakukan yang kau ingin lakukan. Jika semua telah usai, cepat lah kembali."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Next?

Jangan lupa vote + komen + share!🤍

@N.Z.K

ENOUMENT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang