part 13

411 34 2
                                    

"Kamu harus mati Alvi kamu anak yang tidak berguna kau hanya bisa menyusahkan orang-orang yang ada di sekitar mu saja kau harus mati Alvi."

"Huh dasar Alvi anak pembawa sial."

" Seharusnya kau tak sekolah di sini kau hanya orang miskin yang tak tau diri."



" Lihat teman-teman anak pembawa sial itu mengompol saat menyapu ih bau sekali, iyuw."

"Huh dasar anak kurang gizi, kurang kasih sayang lagi pula."

" TIDAK.... TIDAK.. TIDAK.... TIDAK AKU BUKAN ANAK PEMBAWA SIAL." Teriak Alvi dalam tidurnya.

"Aku bukan anak pembawa sial aku juga tak mau seperti ini aku mempunyai keluarga Ku bukan anak sial." Rancau Alvi dalam tidurnya.



" Aku harus mati, tidak... tidak Alvi kau tidak boleh mati." Ucap Alvi sambil. Ia Bangun dari tidur nya nya dan mengambil sebuah kater di makasih tempat tidurnya.

Alvi pun menyayat-nyayat tangan nya menggunakan kater yang tadi ia ambil dari dalam nakas.

Darah segar pun keluar dengan derasnya dari tangan  karena Alvi menyayat tangannya begitu dalam.

" Aku hanyalah menginginkan ketenangan, kenapa susah sekali, aku cape rasanya ingin menyerah saja." Gumam Alvi.

Saat sedang menyayat tangan nya Alvi mendengar teriakannya dari arah pintu.

" HENTIKAN ITU NAK." Teriak alka yang begitu mengema di dalam kamar Alvi.

Tanpa pikir panjang alka pun langsung masuk kedalamnya kamar Alvi dengan berlari setelah itu alka pun langsung mengambil kater yang berada dalam genggaman Alvi dengan hati hati.

" Hey kenapa lakukan ini baby." Tanya alka dengan khawatir.

Tapi yang di tanya hanya diam saja dengan tatapan yang begitu kosong.

Alka. Yang tak dapat respon dari si kecil Alvi pun langsung saja.

Berteriak memanggil nama Alvi.

" ALVI HEY." Teriakkana alka itu dapat menyadarkan Alvi dari diamnya.

" Eh Daddy lagi ngapain di kamar Alvi." Ucap Alvi dengan tenang.

"Nak kenapa kau melakukan ini." Ucap Alka.

Tapi pikir panjang alka pun mengambil kota pt3k. Di dalam nakas dan menarik Alvi tangan Alvi untuk di obati.

Skip.

Setelah alka mengobati luka Alvi dan membalut nya dengan perban.

"Kenapa kau lakukan na, Daddy tidak suka ini kenapa kamu melakukan ini, Jika ada masalah cerita sama Daddy jangan lakukan hal ini lagi nak Daddy khawatir." Ucap alka lirih 

" Maaf Alvi Daddy tadi Alvi mimpi buruk, cuma ini yang bikin Alvi tenang, tapi Alvi tidak bisa janji tidak akan melakukan nya lagi tapi Alvi akan berusaha tidak melakukan itu lagi." Ucap Alvi lirih.

" Tapi berjanji lah tak akan melakukan itu demi Daddy nak."

"Baik Daddy tapi Alvi tidak janji." Ucap Alvi lirih.

" Ya sudah,Sekarang ayo tidur kembali karena ini masih larut malam."

" Tapi di temenin Daddy kan tidur nya."

"Iya baby." Setelah itu alka pun langsung menidurkan tubuh nya di samping Alvi dan memeluk Alvi, begitu pun juga Alvi yang memeluk sang Daddy begitu erat karena masih takut dengan mimpi itu.

Flashback 

Saat Alka sedang berjalan menuju kamar Alvi, untuk mengecek Alvi tapi saat sudah dekat dengan kamar Alvi alka mendengar suara teriakan di dalam kamar, ia pun langsung saja berlari ke kamar anaknya.

Saat sudah sampai di Depan kamar anaknya Alka pun langsung membuka pintu kamar Alvi saat ia membuka pintu kamar Alvi dia lihat Alvi yang sedang menyat tangan nya menggunakan kater alka yang kepalang panik pun langsung berlari ke arah ranjang Alvi.

Dan menghentikan Alvi dari acara menyat tangan nya itu.

Flashback end.



Pagi hari di mansion  terdapat sebuah gumpalan yang masih terselimuti oleh selimut tanpa terganggu oleh cahaya sinar matahari yang masuk kedalam kamar.

Tapi ada satu orang yang terganggu dengan sinar matahari yang menyorot tepat pada wajahnya, lama kelamaan ia pun membuka mata Dengan mengerejap²kan mata karena, sinar matahari yang tepat menyoroti wajah.

Setelah  Sadar alka pun langsung bangun dari tempat tidur untuk ke kamar mandi sebelum ke kamar mandi dia menyempatkan untuk melihat baby yang dan mencium kening bibir pipi. Setelah mencium alka pun langsung, berjalan ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

Sudah Pukul 08.30 namun buntalan lemak masih saja tertidur dengan begitu lelapnya tanpa terganggu.

Kalau kalian tanya kemana alka dan Kaka Alvi yang lain mereka sedang sekolah dan kerja sedang kan alka ia sedang berkerja di ruang kerja nya.

Setelah tadi alka mandi alka langsung ke ruang kerja untuk melihat berkas berkas yang di antar kan oleh sekertaris nya di kantor alka memilih kerja di rumah karena ia khawatir dengan Alvi.

Jangan lupa voteandkomen bay.

A "Hiatus"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang