Adel masih tidak ingin melihat isi flashdisk itu, malam ini Adel memilih untuk menenangkan dirinya di danau sambil menghisap rokok
ia masih tidak percaya kalau arshel sudah pergi, Adel memejamkan matanya membiarkan udara dingin malam itu menerpa kulit
gadis tomboy itu memandangi kalung berbentuk smile miliknya
"Lo bahkan gak pamit shel, Lo tinggalin gua gitu aja" gumam Adel
"dia kasih kamu space buat lupain dia selama beberapa hari Del" ucap seseorang yang tiba tiba datang, Adel menoleh mendapati Marsha yang sudah ada di sampingnya
"Lo?"
Marsha tersenyum menatap Adel yang masih bingung atas kedatangan kakak iparnya itu
"aku cari kamu di apart, dan aku inget cerita Ashel kalau kalian suka kesini"
"Lo Deket sama ashel? sejak kapan?" Adel terkejut karena Marsha sepertinya mengenal arshel dekat
"dulu aku sahabatan sama dia, sebelum papi dia meninggal"
"kita pisah udah 3 tahun, aku kaget waktu kamu ajak dia kerumah, aku gabisa kasih tau kamu ataupun kazi kalau aku sahabatan sama ashel"
"waktu ashel memperkenalkan diri dia, dia kayak kasih tau aku buat diem dan seolah olah kita baru kenal"
Marsha menjeda ucapannya, ia menghela nafas berat lalu meneteskan air mata, Marsha menghapusnya cepat lalu kembali tersenyum
"dia selalu suka nyimpen rahasianya sendiri Del, tapi dia selalu cerita tentang kamu ke aku"
"ashel gapunya siapa siapa selain om Danar"
Adel mengernyit
"dia punya bibi kok" ucapan Adel membuat Marsha terkekeh
"she's lie, dia udah 2 kali hilang tiba tiba kan sebelum ini? dia pergi ke rumah sakit, dan aku pernah sekali nemenin dia, i have told u Del, dia cuman punya om Danar"
"om Danar bawahan papi nya, om Danar juga udah nganggep ashel anaknya"
"ashel punya Leukimia, aku tau itu"
"kenapa Lo gak kasih tau gua?!" kesal Adel dengan nada tingginya
"karena ashel, dia gamau kamu tau, dan aku juga kehilangan dia Del, aku juga baru tau dia udah pergi hari ini, om Danar samperin aku ke butik"
Marsha kembali menangis, ia sudah tidak tahan, dadanya sesak mengingat bagaimana Danar memberi tahunya
"a,aku marah Del, aku marah karena dia gak biarin aku Dateng di hari terakhirnya" ucap marsha di sela tangisnya
Adel menunduk, ia tidak bisa menyalahkan Marsha yang tidak memberi tahu nya
Marsha menghapus air mata nya dan berhenti menangis, ia menatap Adel
"kamu pasti lebih sakit tau kenyataan kalau ashel udah gak ada, kamu harus kuat Del"
Marsha mengusap bahu Adel
"aku pergi dulu Del"
Marsha berlalu meninggalkan Adel sendiri, Adel semakin sakit mengetahui apa yang di rasakan ashel selama ini
_____
"Lo mimisan shel"
"a,ah ini mah kecapean aja"
_____
"muka Lo pucet banget?"
"gak enak badan akuuu, gara gara makan eskrim terus kali ya"
_____
"shel, Lo mimisan lagi"
"aku cuman gabisa panas panasan aja"
semua ingatan itu membuat Adel semakin marah dengan dirinya
"bangsat! kenapa Lo gapernah sadar sih! Lo bego banget Adel!" Adel berteriak kesal
mata sembab nya mengeluarkan air mata, ia membiarkan wajahnya dibasahi oleh air mata itu
"sekarang gua ngerti kenapa Lo selalu ngelarang gua buat jatuh cinta ke Lo shel"
"tapi terlambat, gua udah jatuh cinta banget sama Lo"
"gua Gatau habis ini hidup gua bakal sehampa apa"
batin Adel penuh dengan kesedihan, danau itu menjadi saksi betapa sakit nya perasaan Adel sekarang
TBC
senyum selalu kawan kawan^^