END

2.1K 161 21
                                    


keesokan harinya Adel bangun lebih siang, ia tidak ingin pergi kemana mana hari ini

bahkan Adel masih berharap semua itu hanyalah mimpi, tadi malam Adel membuka ponsel yang arshel berikan, semua isi ponsel itu tentang Adel

itu bukan ponsel milik arshel yang biasa ia bawa, ponsel itu sudah disiapkan untuk memori mereka berdua

Adel memberanikan diri menonton isi flashdisk itu, ia menghubungkannya ke TV

terlihat arshel dengan baju terakhir mereka menghabiskan waktu bersamanya, arshel terlihat cantik di video itu, Adel tersenyum melihat wajah yang ia rindukan

"hai fideeeel"

"how are u today??, aku harap kamu selalu baik yaaa"

"hehehe maaf kalo aku pergi nya kecepetan, eh tapi kamu tau gak sih??"

"sebenernya aku punya fonis kalau dua bulan setelah pertemuan kita, dan aku kira aku bakal pergi hari itu juga"

"mmm seharusnya hari itu aja ya? biar kamu gak sedih"

"dokter sampe kaget loh aku bisa bertahan 10 bulan ini, dan yaaa aku rasa itu karena aku bahagia sama kamu"

Adel tersenyum getir, ia menahan tangisnya

"terus pas kedua kali aku ngilang alias check up ditemenin macaaa, kaget ya pastii aku ternyata sahabatan sama dia, hehehe"

"dan ternyata aku masih selamat di bulan ke 7 itu"

"aku sampai waktu itu gak takut loh mau pergi, tapi aku rasa sekarang aku takut Del, aku jatuh cinta sama kamu"

"hehehe kamu udah tau kan yaaa, rasanya tuh mau sama kamu terus tauuu"

"aku selalu mau mencintai kamu, dan aku selalu takut kalau kamu akan mencintai aku"

Adel menunduk, ia tidak kuasa melihat wajah arshel yang sudah mulai ingin menangis

"aku melihat cinta di mata kamu Fidel, hari dimana kita menjadi satu, aku bahagia tapi aku juga sedih, aku egois untuk tetap memaksa menjadi satu dengan kamu"

"maaf, aku pasti buat kamu sakit banget"

arshel menangis, tetapi ia tetap tersenyum, senyum yang sangat Adel rindukan

"makasih buat hari ini, aku punya firasat buruk tentang besok, aku hanya ingin menghabiskan waktu sama kamu, aku mau merasakan bahagia terakhir aku"

"besok aku bakal pergi, kalau tuhan kasih aku waktu lagi, 3 hari doang aku ngilangnya, tapi aku udah ngerasa gak bakal dikasih waktu lagi Fidel"

"aku ngerasa sakit di mana mana, aku pengen nyerah"

"aku akhirnya bakal ketemu sama mami dan papi, tapi aku justru ninggalin kamu"

"aku berharap kamu selalu bahagia setelah ini"

"maaf karena ngebohongin kamu selama ini"

"maaf karena gak biarin kamu Dateng di hari terakhir aku, aku cuman mau tentang kita tuh bahagia, gak ada nangisnya"

"maaf dan terimakasih untuk semuanya fidella"

arshel menghapus air matanya, masih dengan senyuman itu

Adel merasa sesak itu kembali menyerangnya, sangat sesak

"oh iya, kalung nya kamu simpen ya, aku gamau kalau om Danar yang megang"

"kalau kamu kangen aku, kamu bisa lihat semua isi di ponsel itu, atau bisa bercerita ke danau"

"anggep ada aku disitu"

"salamin buat semua temen kamu yaaa, bahagia selalu Fidel"

"sekali lagi terima kasih untuk 10 bulannya"

"sampai bertemu di kesempatan lain"

arshel tersenyum sangat tulus, Adel menangis melihat itu

video berakhir, Adel benar benar larut dalam kesedihannya

"siapa yang bakal ngerengek minta eskrim lagi shel?"

"siapa yang bakal nyapa gua setiap gua keluar dari apart"

"siapa shel?"

"gua gapernah ngerasain sedalem ini cinta sama orang"

"gua belum nyatain perasaan gua ke Lo Aruna shelia"

Adel sangat sakit mengetahui hal ini, sakit yang sangat dalam, ia akan selalu mencintai arshel

_____
_________

3 tahun berlalu

Adel tidak pernah meninggalkan tempatnya, bahkan saat Zee ingin membantunya menghilangkan kenangan disini dengan menawarkannya rumah di singapur Adel menolak

tidak ada yang perlu dihilangkan, biarkan semuanya tertanam jelas di kepala

Adel masih dengan pekerjaannya sebagai pemusik, hari harinya sangat berat

ia selalu mengenakan kalung pemberian arshel, ia masih menjadi langganan makan di warung pinggir jalan itu, dan sesekali ia menghabiskan sorenya di taman

bahkan setiap malam Adel selalu pergi ke danau, ia masih mengharapkan kehadiran arshel

"Lo harus bisa lupain ashel Dul" ucap oniel kepada Adel

mereka baru menyelesaikan penampilan nya malam ini, Adel hanya tersenyum tipis

"gak ada alesan buat gua ngelupain dia Niel"

"tapi kalo gini terus Lo gak bakal dapet kebahagiaan yang lain Del" sambung ollan

"gua bahagia kok kayak gini terus, ashel selalu menuhin otak dan hati gua, i'm stuck with her"

oniel dan ollan menghela nafas berat, Adel menepuk bahu kedua temannya lalu tersenyum

"dia udah bantu warnain dunia gua, setiap nginget dia gua cuman sakit dikit, tapi selebihnya gua ngerasa bahagia"

"gua duluan bro"

_____

Adel menghisap rokoknya di tepi danau, tempat favorit nya yang selalu ia datangi

"bahkan sampai sekarang Danar gak kasih tau tempat kamu shel" gumam Adel masih terus menatap kedepan

Adel berhasil mengontak Danar, tetapi pria berusia 39 tahun itu tidak pernah menanggapi permintaan Adel untuk mengetahui makam arshel

"selama aku belum lihat tempat kamu, aku masih yakin kalau kamu masih ada shel"

"dan aku bersyukur, aku dan kamu sudah menjadi satu dari malam itu"

Adel tersenyum lalu kembali menyesap rokoknya

kisah ini tentang dua gadis yang saling mencintai, dengan akhir yang cukup menyakitkan

biarkan waktu yang menyembuhkan rasa sakit yang di rasakan Adel

walaupun menyakitkan, keduanya sudah bersatu

Adel adalah ashel

dan ashel adalah Adel











FINALLY

gimana guyss suka gaaa? buat yang sad ending dulu gapapa kali yaaaa

jangan lupa vote dan komen kalau kalian suka cerita akuuu><





merges (DELSHEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang