TIDAK MUDAH

190 37 3
                                    

Hembus angin kencang menerpa sampai relung jiwa

Menengok bagaimana riak di dalamnya tak bisa diam

Meski gejolak ingin bersatu tapi hati tetap nestapa

Kenaka termenung dalam gelapnya kamar, teringat ciuman tiba-tiba Sienna yang sudah dua hari berlalu. Sungguh tidak pernah ada dalam prasangkanya kalau Sienna akan melangkah berani menyatu padu dengan bibirnya. Jangan tanyakan bagaimana detak jantungnya yang bertalu-talu dengan tak tahu malu kala bibirnya ikut memagut.

Kemudian jiwanya yang sudah melambung tinggi diatas angin terhempas begitu saja, tanpa kata gadis itu melepas pagutannya dan segera masuk ke dalam rumah. Mungkin malu pikir Kenaka, dengan senyumnya yang terbit separuh Kenaka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dalam hati mencibir dirinya bagai anak lelaki yang baru pubertas yang gila.

Semalaman penuh Kenaka tidak bisa tidur hanya karena kembali membayangkan ciuman keduanya yang menakjubkan. Oh jangan salahkan Kenaka yang terus mengkhayal indah sebab ini juga pertama kalinya untuk Kenaka. Tangannya menepuk-nepuk dada pelan, menyuruh agar detaknya jantungnya tak terlalu ribut. 

Esoknya malamnya kenaka menghampiri Sienna yang sudah berada di rumah, ingin menyakan perihal kejadian kemarin karena jika Sienna jelas akan perasaannya maka Kenaka tidak akan ragu untuk mengakhiri dengan kekasihnya. 

Dalam hati mencelos, tidak menampik bahwa kelakuannya kurang ajar berselingkuh dengan sadar.

Tapi kembali Sienna bagai gelombang yang menyeretnya tenggelam.

"Itu bukan apa-apa." Seru Sienna yang meliriknya sekilas.

"Maksudnya?"

"Ciuman itu gak berarti apa-apa, gak perlu kamu memvalidasi apapun." Jawabnya ringan seolah tanpa beban.

Kenaka terbengong dengan jawaban Sienna, oh apa hanya Kenaka yang terlalu berlebihan?

Sienna kembali melirik Kenaka yang menatapnya dalam, Sienna harusnya tahu kalau obsidian yang sehitam jelaga itu memancarkan luka.

"Gak berarti apa-apa ya?" Bisik Kenaka dengan kepalanya yang mengangguk pelan.

"It's casual kissed-... for a friendship." 

Kenaka menaikkan pandangannya, terkekeh parau sebab harga dirinya merasa diolok-olok. 

Sienna benar-benar sesuatu.

"For a friendship?"

"Ya."

"So, i can kiss you then." Tantang Kenaka sedang gadis itu diam menatapnya.

"No."

"Why not?"

Mata Sienna bergerak gelisah, tidak ini bukan yang Sienna maksud. Tapi gadis itu mungkin lupa kalau Kenaka begitu nekat. "Gak selalu harus."

"Tapi kata kamu itu gak berarti apa-apa kan hanya ciuman pertemanan? Dan kita teman."

"You have a girlfriend, don't you?"

"Lalu kenapa?"

"Apa kamu gak merasa bersalah mau nyium gadis lain?" Heran Sienna.

Kenaka tersenyum miring. "Enggak." Jawabnya tenang. "Bukannya kamu yang harus merasa bersalah? kenapa kamu nyium aku?" Tanya balik Kenaka jelas Sienna kalah telak.

Sienna kini menatapnya sengit kemudian sudut bibirnya menyeringai buat Kenaka meremang. "Because i'm a slut."

"Sienna." Panggil Kenaka kaget, tidak menyangka kalimat itu keluar dari bibirnya. "Stop talking nonsense."

KALA KINI NANTI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang