SAAT TAK TERJAGA

241 47 12
                                    

"Nah untuk kemeja garis-garis ini ada di etalase no 9 ya, kalian bisa check out sekarang. Diskon gede-gedean juga untuk beberapa hari ke depan loh."

"Kapan lagi coba kalian bisa dapet barang yang bagus dengan harga yang sangat terjangkau kan? Dan pastinya gak akan ngecewain."

"Terus kalau mau baju samaa kaya aku ini ada di etalase no 12."

'Kak kenapa sekarang keliatan bahagia banget waktu ngelive?'

Sienna tiba-tiba tertawa membaca sebuah komenan, memangnya iya Sienna akhir-akhir ini terlihat lebih bahagia?

"Masa sih padahal aku gini-gini aja loh." jawabnya sambil melanjutkan livenya di salah satu ruangan di rumahnya.

'Rahasianya apa muka jadi shining shimmering splendid  gitu Kak?'

Lagi-lagi Sienna kembali tertawa. "Duh kalian ini ya suka ada-ada aja, lama-lama aku beralih jadi jualan skincare bukan pakaian lagi nih kalau kalian muji-muji terus mukaku."  

Apa ya yang membuat Sienna terlihat begitu bahagia dengan auranya yang memancar kini?

Hmm

Apa kehadiran Kenaka akhir-akhir ini yang sering berkunjung membuatnya seperti itu? Sienna tersenyum kecil, mungkin juga, sangat memungkinkan. Terlebih meskipun Kenaka masih tidak banyak bicara dengannya setidaknya Kenaka tidak menjawab dengan ketus seperti awal-awal perjumpaan pertama mereka.

Langkah kaki kecil berlari ribut mendekat ke arah Sienna dan langsung melompat memeluknya, tidak memahami kalau ibunya sedang mencari pundi-pundi uang.

"Mama nyehhh." gumamnya manja sambil mengusak di leher Sienna.

Sienna tertawa kering. "Aduh maaf ya livenya jadi gak konsen, kalau udah ibu-ibu gini direcokin anaknya."

"Nyehhh piiisss." rengeknya.

"Sekala, Mama lagi kerja nanti nennya okay?" bisiknya sambil membujuk.

BIbir kecilnya melengkung sedih. "au nyeh ninih."

Sienna memutar matanya, anaknya sekecil ini sudah pandai bersiasat dengan wajahnya yang sedih agar Sienna luluh."Pakai dot dulu ya."

Kepalanya menggeleng keras, tangannya menarik-narik baju bagian depan Sienna buat ibu satu anak itu melotot kaget dan menahan tangan anaknya. "Eh jangan ditarik-tarik baju Mama!"

Sekala malah terisak masih mencoba meraih apa yang ia inginkan buat Sienna segera menggeser tubuhnya agar tidak terlihat di layar yang sedang iya jalankan. "Papa mana? minta dulu Papa nen pake dot ya."

"Naaaaaa." (enggak) jeritnya buat Sienna menghela nafas. Beginilah kalau Sienna sedang melakukan aktifitas penting dan Sekala merecokinya.

Tidak lama Kenaka datang dengan ponsel yang masih di tangannya. "Kenapa? kenapa nangis?" tanyanya sambil menghampiri.

"Nyeh Mama huaaaa... Dedek mo nyeh Mama Paaaa..."

Kenaka mengkerutkan dahinya tidak mengerti lalu menatap Sienna yang kini ikut menatapnya tidak enak, tangan Sienna memutar tablet didepannya agar tidak melihat ketiganya.

"Ekhm, kamu bisa bikin susu di dot? aku masih kerja belum bisa ngasih asi." ujarnya pelan sedikit malu.

"Oh." lalu Kenaka mengangguk. "Dirga sama Papa dulu yuk, Mama masih kerja." ujarnya hendak meraup tubuh anaknya.

Sienna menahan nafasnya saat wangi Kenaka menguar di indera penciumannya, jantungnya berdetak lebih cepat karena kepala Kenaka menyentuh pelipisnya.

"Nyehhh Mama huaaa..."

KALA KINI NANTI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang