Kenaka menghela nafasnya lega saat ponselnya akhirnya menemukan sinyal, notofikasi-notifikasi terus bermunculan buatnya menggersah. Kemudian ada sebuah pesan yang membuat perasaannya jatuh.
Anaknya sakit sampai masuk rumah sakit.
Matanya terpejam frustasi dan kembali menggulir begitu banyak panggilan dari Sienna dan pesan yang ia yakini perempuan itu panik sebab katanya tubuh Sekala kejang-kejang.
Kadang-kadang Kenaka membenci pekerjaannya yang sekarang, dirinya harus sering ke luar kota untuk meninjau pekerjaannya langsung. Dan sudah dua minggu ini dirinya berada di pulau Kalimantan.
Dan ia ingin marah karena sejak awal kedatangannya di pulau ini, sinyal di ponselnya tidak terdeteksi.
Kenaka menggersah keras sambil menyugar rambutnya mencoba menghubungi ibu dari anaknya. Dadanya berdentum nyeri dengan kabar yang ia terima. Matanya kembali terpejam saat panggilan itu ditolak.
"Shit." gumamnya kesal pada diri sendiri.
Empat hari kemudian Kenaka akhirnya memilih untuk mengambil penerbangan lebih awal, alih-alih pulang ke apartmentnya Kenaka langsung melesat ke rumah Sienna. Meskipun hari sudah petang tidak masalah baginya untuk menemui sang pangeran kecilnya.
Sienna membukakan pintu tak lama setelah Kenaka samapi dan mengetuk pintu rumahnya, perempuan itu langsung melengos pergi tanpa bersusah payah berbasa-basi menanyakan kemana Kenaka selama ini?
Kenaka menggersah sambil melangkahkan masuk, bibirnya tersenyum sedih melihat Sekala yang terkulai lemas.
"Papa..." lirihnya sambil mencebikkan bibir.
"Dirga sayang." gumamnya sambil membawa ke pelukan. "Maafin Papa nak, maaf Papa gak ada waktu kamu sakit." bisiknya dengan pedih, rasa bersalahnya menggerogoti sampai sanubari.
Sekala mengalungkan kedua tangannya di leher dan merebahkan kepalanya di pundak Kenaka dengan mata yang masih sayu. Tangan Kenaka yang besar mengelus halus punggung Sekala yang kecil sambil terus meminta maaf.
"Hhhh maaf."
Tidak lama dari itu Sekala kembali terlelap, Kenaka membaringkan tubuh kecilnya dan mencium dahinya cukup lama sebelum ia kembali ke luar kamar.
Matanya mengerjap pelan menatap Sienna yang duduk sambil memangku kedua tangannya, menatap televisi lurus-lurus tanpa ekspresi buatnya sedikit kaget dan takut. Jelas bukan menonton televisi dengan keadaan yang seharusnya.
Kenaka berdehem kecil buat Sienna melirik sekilas dengan delikan mata yang tidak bisa disembunyikan, perempuan itu menggersah lalu bangkit menuju pintu dan segera membuka pintu. "Udah kan? kamu bisa pulang sekarang."
Jelas Sienna mengusirnya.
Kenaka masih ingin tinggal tapi sang pemilik rumah rupanya enggan.
"Kemarin gimana kata dokter?" tanya Kenaka, mengulur waktu.
Sienna mendengkus dengan tawa mencomooh. "Masih peduli kamu?" sambil berjalan mendekat.
Alis Kenaka menukik tajam mendengar seruan Sienna. Tapi sebelum ia menjawab Sienna kembali menginterupsinya sambil mendelik. "Kamu... gak perlu pura-pura sayang sama Sekala."
"Apa maksud kamu?" sedikit tersinggung. "Dimana letak aku pura-pura sayang sama Sekala?"
Sienna mengepalkan kedua tangannya dengan nafas memburu, kemarahan dan kekecewaan pada Kenaka sampai detik ini belum reda, masih saja menggulungnya. "Aku gak mau Sekala kecewa, dia udah terbiasa dengan kehadiran kamu tapi disaat dia-..." ucapannya terputus sebab rasa sakit mencekik tenggorokannya, setetes air matanya jatuh. "Disaat dia sakit bahkan kamu gak ada." lanjutnya dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA KINI NANTI ✔️
Fanfiction(COMPLETED) //meets adult kenaka and sienna from kena series. Semesta kadang lucu buat para penghuninya kewalahan Sebab permainan dalam hidup mereka tak disangka-sangka Kala itu banyak perasaan-peraasan asing yang menerpa Hingga kini pun banyak per...